36. Cerita (tidak) Lucu

13 2 0
                                    

Jangan lupa vote!🧡

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, yang tadinya aku takut untuk mulai lagi dengan suasana baru ternyata sudah hampir 3 bulan. Mengenal Tama, Meghan dan yang lain sungguh diluar kendaliku. Karena awalnya aku hanya ingin menyelesaikan semester dua ditingkat terakhir ini dengan tenang, maksudku dengan tidak terlalu berteman baik nantinya akan semakin mudah untuk berpisah. Tau kan maksudku?

Tapi malah justru sebaliknya, sekarang aku jadi terpikirkan bagaimana nanti jika aku harus berpisah dengan mereka? Aku tidak menyesal, sungguh. Mereka teman yang baik dan selalu ada untukku, tapi rasanya sudah menyesakkan saja padahal kita belum terpisah.

Pasti memang ada perpisahan disetiap pertemuan, maka dari itu karena aku tidak terbiasa dengan perpisahan memilih untuk tidak berteman saja. Namun gagal karena Tama.

Jika diingat Tama itu orang yang membawaku kedalam pertemanan dia yang solid. Anggap saja anggota tim itu solid —meskipun kadang tidak. Katanya dia ingin aku merasakan bagaimana peran seorang teman itu. Teman yang sungguhan teman.

Aku selalu berterima kasih setiap mengingatnya, meskipun sakit rasanya jika kenangan dengan Tama selalu terputar otomatis. Kembali lagi, aku tidak menyesal. Sama sekali tidak. Aku bersyukur bertemu dengan Tama dan yang lain. Tapi 1 hal yang sayangkan, jika akhirnya begini kenapa dulu Tama memaksa sekali untuk buat Surat Perjanjian? Segala pakai tanda tangan diatas materai.

Waktu itu seperti biasa kita makan ditempat favorit kita berdua. Pokoknya kegiatan kita itu selalu sama, makan malam berdua di tempat favorit yang jauh dari rumah kami. Alasannya? Meminimalisir bertemu dengan seseorang yang kita kenal.

Saat itu kita sedang mengobrol kesana kemari tidak tentu arah, alias semua dibahas. Dari kegiatan sekolah, cerita saat perjalanan menuju rumahku, atau membahas keributan kecil Tara dan Ganda hanya karena memilih bola untuk futsal. Btw, mereka memang sering bertengkar masalah sepele.

"Iya itu tadi si Tara kan yang ambil bola ke ruang olahraga, yang lain ngga ada yang mau nemenin ya ngapain gitu kan jadi pada nunggu di lapangan sambil pemanasan" ucap Tama menggebu —karena menurut dia ini ceritanya lucu. Dia mengambil jeda untuk tertawa.

"Oke, trus?"

"Pergilah dia, ngga lama dia balik bawa bola. Waktu kulihat aku cuman tanya sama diri sendiri, tumben ambil bola yang itu gitu. Soalnya bola itu ngga enak aja di kaki kita, tapi yaudah lah pikirku emang mungkin adanya itu" jeda Tama lagi, dia masih menggebu-gebu dan tertawa. Aku yang belum tau letak lucunya hanya menunggu dia melanjutkan lagi.

"Dilempar sama dia bolanya ke arah kita, udah mau main nih tinggal nunggu Tara yang beum pemanasan. Bola diambil sama Ganda, saat itu dia belum nyadar kalo bolanya bukan bola yang biasa kita pakai. Aku menunggu dia oper ke yang lain, tiba-tiba si Ganda ngomong 'hah bola apaan ini, kok yang ini sih kan udah tau ngga enak di pake masih aja diambil'. Jujur saat itu aku sudah was-was Dean.

Si Tara yang dengar Ganda protes langsung balik protes 'hah apa? ambil aja sana sendiri, aku ngambil tinggal ngambil aja karena emang cuman itu yang keliat. kalo gamau gausah nyuruh aku ambil lagi' udah mulai emosi dia, aku disitu ngga ngerti harus gimana dan kenapa mereka malah emosi. Trus Ganda jawab lagi 'gak mungkin gak ada lah orang bolanya pasti di ruang itu kan kalo gak dibalikin didenda sama Pak Djoko. gimana sih' ini masalah nya, Ganda jawabnya nyolot banget buk." Jeda Tama, ah dia ini cerita tidak pada intinya. Aku sudah kepo bagian mana yang lucu soalnya.

"Tara yang kesabarannya setipis kapas itu langsung menghampiri Ganda dengan muka merah marahnya. Aku ikutan nyusul Tara takutnya bikin masalah gitu. 'KALO GAK PERCAYA SANA PERGI KE RUANG OLAHRAGA, CEK SENDIRI ADA GAK BOLANYAbenar-benar emosi Tara, untungnya dia tuh cuman teriak gitu, tapi didepan muka Ganda hahahaha lucu serius.

Udah kan karena si Ganda juga tersulut emosi dia jawab lagi pake nada Tara teriak 'LAH KENAPA AKU YANG NGECEK, KAN ITU TUGAS KAMU YANG AMBIL BOLA. MENDING KAMU AMBIL LAGI SANA YANG INI BALIKIN AJA" Ganda itu kalo emosi serem sih, tapi namanya juga Tara pasti masih terus berlan—"

Aku mulai jengah dengan cerita Tama, ini terlalu panjang dan aku tidak mendapatkan intinya. Langsung saja kutanya "Jadi Tama, inti dari cerita kamu itu apa?". Ya maaf memang kesabaranku juga tipis, ini sih memang salah Tama yang terlalu mengulur cerita.

"Hehehe kepanjangan ya, jadi intinya kita ngga jadi futsal gara-gara bola itu dan waktunya udah mau bel masuk. Jadi aku memutuskan waktu yang tersisa itu untuk melihat Ganda dan Tara saling bermaafan, dan menyuruh mereka berdua ngembalikan lagi bola itu. Harus berdua, awalnya nolak tapi tetap patuh. Eh pas nyampe kelas mereka udah ketawa-ketawa"

"Ketawa kenapa emang? Aku jamin deh meskipun udah maaf-maafan tapi mereka itu tetep masih ada emosinya. Ngga akan secepat itu kan Tama" ucapku yang sudah hafal betul dengan kelakuan duo sejoli itu.

"Nah itu waktu ku tanya mereka kenapa si Ganda jawab sambil ketawa 'ini nih si Tara tadi dorong kepalaku biar jelas liatin kalo emang bolanya itu gaada dikeranjang biasanya. aku percaya karna emang gaada, eh gataunya bolanya keluar bawah tempat alat anak cheerleader gara-gara aku ngga sengaja nyenggol tempat itu' sontak saja kami tertawa mendengarnya. Jadi siapa yang mau disalahkan? Gara-gara bola itu kita tidak jadi main futsal hahahaha" setelah cerita itu dia tertawa kencang sekali, masih menganggap kejadian tadi lucu sekali.

Ada jeda sebentar diantara kita sebelum aku menjawab,

"Itu bagian lucu yang kamu maksud ya Tama?"

"Iya itu, lucu banget hahahaha aku ngga ngerti lagi" balas Tama sambil mengusap air mata kecil disudut matanya.

Aku yang daritadi merasa itu tidak lucu sama sekali hanya menjawab, "Hehe aku ngga ngerti sih letak lucunya ada dimana Tama. Tapi karena kamu bilang itu lucu jadi aku ikutan ketawa aja deh hahaha menghargai".

Dia malah cemberut karena aku bilang itu tidak lucu. Ya memang tidak lucu kan? Dia ini aneh sekali selera humornya kadang-kadang.

Tapi disisi lain, aku kadang suka dengan cerita tidak lucu dari Tama ini. Dia selalu membawakannya dengan cara yang berbeda. Baru kali ini sih sebenarnya aku merasa cerita itu terlalu panjang, padahal bukan karena ceritanya tapi karena aku lapar dan makanan belum datang. 

Itu terpikirkan setelah aku sampai rumah, aku tertawa sendiri didalam kamar. Kasian sekali Tamandra, sudah berusaha menghiburku dengan ceritanya malah aku tidak merespon dengan baik.

Untuk Tama, lain kali jika mau cerita lucu saat perutku kenyang ya? Biar responku baik seperti biasanya hahaha.

Eh tapi memang masih ada lain kali untuk kita?

Kapten Futsal
2020

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Kapten Futsal🍂 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang