6. Pertandingan Pertama (2)

77 7 0
                                    

Jangan lupa vote!🧡

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Sampai di tempat favorit anak Sawadarma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai di tempat favorit anak Sawadarma. Asik juga tempatnya. Sederhana dan banyak makanan. Lebih tepatnya banyak tusukan yang ku suka. Ambilah aku semua yang terlihat enak dan duduk. Setelah itu disusul Tama yang duduk di sebelah kanan ku, Radit duduk di sebelah kiri ku. Dan lanjut dengan yang lain.

Jadi posisi duduk nya itu lesehan. Dari ujung kanan ada Meghan, Tara, Ganda, Tama, Aku, Radit, sebelahnya ada Diga yang menghadap Alam diseberang sana (ikut sisi meja), Haris yang berserberangan dengan Tama, lalu sebelah Haris ada Raya, Tuah, Ariz, Deri dan Pak Joko. Bayangkan saja betapa ramainya meja kami.

Pokoknya bayangkan sendiri 2 meja berbentuk persegi panjang digabungkan. Begitulah kami duduk mengelilingi nya. Huh lelah juga menjalaskan formasi duduk.

Semua teman-teman ku sedang asik mengobrol dengan teman yang satu frekuensi dan satu pembahasan. Ada juga yang hanya menjadi pendiam. Ada yang main game. Juga ada yang diam-diam memegang tanganku.

 Juga ada yang diam-diam memegang tanganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar sekali. Si manis memegang tangan ku diam-diam dan dibawah meja. Agar tidak terlihat oleh teman yang lain. Aku sungguh kaget awalnya, tapi karena dia bilang pada ku "ngga papa, ngga ada yang liat" yaa aku genggam balik tangannya. Hangat.

"Dek siapa aja ya yang belum bayar kas?" - Radit

Aku buru-buru melepaskan genggaman tangan tama dan mengecek buku kas yang selalu ku bawa setiap saat ini. Tentunya dengan uang kasnya.

"Buat bulan ini, yang belum bayar itu Deri, Ariz, Tuah, Tara, sama Ganda. Yang lain udah kok"

"Gak kamu mintain nih? Aku nunggu diminta hahahahahaha" - Deri

"Aku sih pengennya kesadaran masing-masing dari kalian sih. Itu kan kewajiban kalian, harusnya udah ngerti dan sadar sendiri kalo udah waktunya bayar. Baru nanti kalo emang kalian terlalu bandel, aku baru ngomel"

"Ampun bunda, nih aku udah bayar ya" kata Ariz dan langsung memberikan uang kas nya kepada ku. Disusul dengan Tuah.

"Iya dah ini aku mau bayar nih mau bayar. Liat ya kalian aku udah bayar" - Deri

"Kamu mah bukan udah bayar tapi baru bayar. Tolong ya kalimat nya di perjelas"- Diga

"Ini ya Dean" - Ganda, dengan smirk yang aneh.

"Tara engga bayar? Abis uang kamu buat bucinin Meghan?" - aku, terlalu sadis.

"Astaga Dean, gak gitu juga dong ngomongnya. Nanti Ades air putih ku tersinggung" balas Tara dengan memberikan uang nya padaku.

"Bukannya diingetin malah diabisin tu duit sama si Ades" - Haris

"ENGGA YA! ENAK AJA KALO NGOMONG. BUKAN GITU YA. TARA IHHHH JADI PADA SALAH PAHAM KAN" - Meghan

"Salah ku apa lagi sih Meg. Astaga salah terus jadi cowo" - Tara yang selalu disalahkan.

"Udah lah we. Yang penting udah bayar semua, jangan ada yang telat lagi ya. Nanti susah mau booking lapangan. INGET, kesadaran diri sendiri!!!"

"Ya ampun dean aku gatau kamu bisa marah"

"Bukan marah ya Alam, tapi aku kesal sedikit saja"

Semua teman-teman tertawa. Aku pun tertawa kecil. Asik juga kali ini. Setelah membahas itupun dilanjut lagi Tama pegang tanganku.

*Ting*

Bunyi notif whatsapp di hp ku bunyi.

tama
Jangan ketawa gitu sama cowo lain. nanti mereka suka!

Aku membacanya sambil ketawa agak keras. Membuat teman yang lain bingung ada apa dengan ku.

"Kenapa kamu ketawa sendiri? Sakit?"

"Ngga papa mas hehe ada yang lucu"

"Dasar aneh"

dean
dari mana sih bisa bilang mereka bakal suka. aneh

tama
iyalah kamu makin cantik kalo ketawa. jangan bikin kesel tolong

dean
ya ampun aku kan gak ngapa-ngapain tama!!

Huh aku jadi kesal sekali. Padahal bukan hal yang besar. Cuman ketawa kecil seperti itu sajaa?!?!?! Tidak habis pikir. Tapi jujur saja Tama lucu sekali. Hal seperti itu saja dia peduli, hehe. Siapa sih cewe di dunia ini yang tidak suka jika ada cowo seperti Tama? Tidak mungkin.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Tidak terasa waktu sudah berjalan 1 jam 45 menit. Benar-benar definisi orang-orang suka berkumpul dan berbicara. Paham kan maksud ku apa. Semua hal dibahas. Masalah yang di sekolah, atau masalah di lapangan tadi. Lama-lama menjadi masalah pribadi. Ternyata jika cowo kumpul bersama begini sama saja ya seperti cewe. Menggemaskan sekali.

Karena merasa sudah cukup untuk pertemuan ini, kita satu persatu pamit untuk pulang. Aku juga, karena aku cewe sendiri dan naik motor sendiri jadi aku duluan.

"Pamit pulang dulu ya kawan, minggu depan lagi. Nanti aku kasih tau rincian kas nya di grup ya. Byee!!!!"

"Eh udah mau pulang aja, hati-hati ya Dean" - Pak Djoko

"Iya pak hehe pamit duluan takut dicariin momma"

"Hati hati dek ku, kabar ya sampe rumah" - Haris, sambil menarik turunkan alis.

"Hati hati Dean, jangan mampir-mampir" - Ganda

"Pulang jangan ngantuk, fokus ya dijalan. Kabar sampe rumah" - Radit

"Iya iya sudah ya kawan, makasih semua. Hati hati kok. Tenang aja gak ngantuk mas hehe. Byeee semuaaaaa"

"Langsung wa kalo sampe rumah ya" - bisik Tama yang entah sejak kapan dia berada disampingku. Berbisik disamping telinga kiri ku dan secepat kilat pergi. Aku hanya menangguk saja.

Setelah lama berbasa-basi yang menghabiskan waktu hampir 30 menit ini, aku pulang dengan tenang. Dan sampai rumah dengan selamat. Ahh aku suka dengan perhatian kawan-kawanku. Terimakasih ya!

Aku ingin hal seperti ini kurasakan dalam waktu yang lama dan berulang-ulang. Aku tidak akan pernah merasakan sedih mungkin, memiliki seseorang yang sangat perhatian. Memiliki teman yang gokil dan nyaman. Terima kasih kepada tuhan yang sudah mempertemukan aku dengan mereka. Hhh aku sangat bersyukur.

Kapten Futsal
2020

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Kapten Futsal🍂 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang