Rasanya sudah lama sekali tidak menemani tim sawadarma main futsal. Padahal baru 2 minggu yang lalu. Sudah rindu dengan semangat mereka mengalahkan lawan, rindu dengan suasana lapangan, rindu tatapan dan senyuman Tama saat sedang main.
Karena aku tipe orang yang tidak pernah telat, aku selalu datang sebelum yang lain datang. Benar-benar masih kosong saat itu. Jika aku sudah datang dan rusuh di grup, barulah mereka datang dengan kecepatan kilat.
Padahal bukan aku yang futsal, tapi aku datang duluan. Memang para laki-laki ini tidak kenal tepat waktu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah 20 menit aku menunggu sendirian, datanglah beberapa dari mereka. Langsung mendatangi ku dan mengajakku bersalaman.
"Maaf Dean, nunggu nya lama ngga?" - Alam
"Maaf ya lama datangnya, yang penting belum telat kan, hehe" - Haris. Diangguki Diga dan yang lainnya.
"Hmm terserah kalian aja deh, udah biasa"
"Tama mana? Tumben belum dateng?" - Tuah
"Entah mana tau aku"
Tidak ada yang bersuara lagi, aku juga diam saja. Karena memang aku tidak tau Tama dimana sekarang.
"10 menit lagi main, pemanasan dulu gaes" - Tama
"Halah baru dateng aja heboh" - Alam
Mereka bersiap-siap dan pemanasan sebelum main, tidak lupa berdoa bersama dan sedikit arahan dari Pak Djoko dan Tama.
"Semangat ya kalian, ini bukan sparing. Tapi kita ini turnamen. Harus bisa lolos sampai final"
Kata Pak Djoko, yang diangguki semua member tim dan aku. Harus! Aku percaya Sawadarma bisa.
Ini adalah turnamen pertama ku, iya baru sekali ini aku berpartisipasi. Jelas, karena aku baru diangkat menjadi bendahara. Aku saat itu tidak peduli sekali lawan tim kita siapa, yang jelas aku hanya sibuk memandangi Tama saat bermain. Ikut bercanda dengan teman yang belum mendapat giliran main. Dan tidak lupa menjalankan tugas ku menjadi bendahara.
Pertandingan pertama sudah dimulai. Aku berdiri di sebelah lapangan dan menatap Tama di dalam sana. Dia bersemangat sekali, pernah suatu ketika dia bercerita dengan ku jika dia suka berolahraga apalagi futsal. Makin bersemangat lagi jika futsal ini ada lawan dan dalam bentuk pertandingan. Ku harap kalian paham maksudku.
"SEMANGAT TARA!!!!!"
Jangan bertanya itu suara siapa. Sudah pasti Meghan. Jika aku yang berteriak, pasti tidak akan menyebutkan nama. Aku lebih suka memperhatikan saja, bersuara hanya saat bola masuk gawang atau saat bola gagal masuk gawang.
"GOOOLLLLL WAAAAAA"
"SAWADARMA SEMANGAT!!!!!!"
Aku dan Raya bersahutan saat teriak. Iya Raya juga bersemangat sekali. Selain mempotret tim, dia juga menyumbangkan suara nya untuk menyemangati tim. Apalagi suara dia memang seperti laki-laki.
Tebak siapa yang mencetak gol pertama? Tama. Iya, si manisku ini sudah memasukkan bola ke gawang saking semangatnya. Padahal waktu baru berjalan 15 menit. Setelah itu dia kembali mencetak gol dan tim memenangkan pertandingan pertama. Pertandingan selanjutnya akan menentukan siapa yang berhak menuju babak semifinal yang akan dilaksanakan minggu depan.
Pertandingan kedua berjalan dengan lancar tanpa kendala dan dimenangkan oleh tim sawadarma. Memang semudah itu bagi kami memenangkan pertandingan. Aku juga tidak tau mengapa sebenarnya. Mungkin karena tim sawadarma tidak terkalahkan. Anggap saja begitu.
Tidak sampai disitu saja hari ini, kita merayakan kemenangan kali ini dengan makan-makan. Seperti kebiasaan sebelum-sebelumnya. Kita memilih tempat makan yang sering kita kunjungi. Langsung saja aku mengambil kertas untuk mencatat apa saja yang akan di pesan oleh masing-masing orang. Itu tugasku yang lain. Oh iya, tidak semua dari kita ikut acara makan-makan ini. Ada yang punya keperluan lain. Seingatku memang tidak banyak yang ikut.
Sambil menunggu pesanan datang, teman-teman tim saling berbicara satu sama lain. Membahas soal futsal tadi, soal sekolah dan tugas dan membahas rencana futsal minggu depan. Mereka ini memang laki-laki tapi cerewet sekali. Semua dibahas oleh mereka dan tidak berhenti berbicara. Aku yang mendengarnya saja bosan.
Tidak ada obrolan spesial ku dengan Tama kecuali yang penting dan semua orang boleh tau saja. Termasuk saat Tama meminta tisu basah ku, atau membahas soal keuangan tim.
"Sisa uang kas kita ada berapa ya buk?" ucap Tama yang mungkin memang lupa sampai-sampai memanggilku "buk" di hadapan semua teman tim. Sebisa mungkin aku tidak terlihat kaget dan Tama juga terlihat kaget setelah sadar dengan yang diucapkannya. Aku hanya berharap mereka tidak ada yang menyadarinya.
"Hmmm setelah ku hitung-hitung tadi ya sisa uang kas kita Rp 580.000,00. Itu belum termasuk yang belum bayar uang kas ya. Jangan sok-sok lupa"
"Cukuplah buat minggu depan ya, jangan lupa yang belum bayar uang kas ya kalian" - Tama
"Siap kapten! Nanti tunggu tanggal muda dulu hahahaha" - Tara
"Nah iya tu bener banget haha" - Ariz
"Terserah kalian deh, kan ini kas juga uang kalian. Aku bawa aja, dan ingetin aja. Tapi kalo udah diingetin sampai 3x masih ngga dibayar, aku ngga akan minta lagi. Biar kapten nya aja langsung yang minta"
"Mampus gak kalian haha untung aku udah bayar" - Ganda
"Tega juga adek ku ini" - Radit
"Udah udah ngga usah rusuh, pokoknya jangan lupa dibayar kas nya ya gaes" - Tama
Setelah itu kita menikmati makanan kita masing-masing. Tetap sambil mengobrol. Tama yang sudah selesai duluan, kembali meminta tisu basahku dan membersihkan tangannya. Selanjutnya dia mencari tangan ku yang sedang menganggur. Menggenggamnya sejenak. Dia berbicara setengah berbisik kepadaku, "mengisi daya sejenak buk". Aku ikut menikmatinya saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍂🍂🍂
Tama pernah berkata kepadaku,
"Aku selalu ingat kamu pernah berkata jika tidak perlu cerita yang sedemikian rupa agar aku bisa lihat kamu tersenyum. Cukup dengan menjadi diriku sendiri, sudah semenyenangkan itu bagimu. Aku juga ikut senang. Tapi tau apa yang buat aku senang selain melihatmu tersenyum? Saat tanganku mulai mencari keberadaantanganmu untuk ku genggam. Aku menamainya dengan mengisi daya. Itu akan ampuh seperti mengisi daya hp yang kehabisanbaterai. Ibarat nya tubuh ku yang sedang kehabisan daya. Dengan menggenggam tangan kecil mu dan sedikit senyumanmu membuat daya ku langsung terisi penuh. Tidak hanya untuk menghilangkan lelah, tapi juga membuat hati ku yang sudah berbunga semakin berbungaolehmu. Terima kasih selalu buk sudah mengisi hari-hariku".
Bagaimana bisa aku tidak menyukainya? Dengan sikap dia yang seperti itu?