12. Happy Birthday!🖤

64 5 0
                                    

Jangan lupa vote!🧡

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Lupakan saja kejadian saat Tama sakit. Tentu saja kejadian saat di klinik juga. Memalukan sekali. Karena setelah itu, tepat setelah acara berpelukan. Radit datang dengan orang tua Tama. Hhh tidak usah di ceritakan. Aku sungguh malu!

Aku kira Radit tidak akan datang secepat itu. Belum sempat Tama bercerita kenapa dia bisa sakit. Aku tidak jadi bertanya dan hanya diam saja. Canggung sekali rasanya. Entah apa yang harus kulakukan.

Keadaan Tama membaik setelah beristirahat dirumah beberapa hari. Aku jadi menahan rindu saat dia tidak sekolah. Hampa rasanya. Meskipun dia bukan teman yang berisik di kelas, tapi aku merasa ada yang kurang.

🍂🍂🍂

Kegiatan rutin ku setiap bulan adalah mengumpulkan uang kas dari teman-teman sawadarma. Cukup sulit untuk mengumpulkannya karena mereka selalu beralasan dan selalu mengalihkan pembicaraan. Seperti sekarang ini.

"Kas bulan September jangan lupa yaaaa kawan-kawan ku tercinta" suara ku kencang dan agak ku tekankan di bagian kawan-kawan tercinta nya.

"Ini buk ini udah ku siapin loh, nunggu diminta aja hahaha" kata Tuah, disusul dengan yang lainnya. Tidak semua, hanya sebagian.

"Btw nih, besok sabtu si Tama ulang tahun, kita gak bikin kejutan apa gitu?" - Tara

"Lah iya baru inget" - Ariz

"Ikut aja aku wee" - Tuah

"Aku pun" - Alam

Aku yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka pun berhenti sejenak menghitung uang. Aku baru tau jika Tama akan berulang tahun hari sabtu nanti. Langsung berfikir akan memberi dia kado sesuatu yang mungkin bisa dia simpan untuk waktu yang lama. Aku berencana membelinya nanti sepulang dari sekolah.

"Meg, nanti temenin aku yuk sebentar. Urgent. Ngga ada penolakan"

"Maksa banget temen ku astaga. Chatime ya?"

"HHH nemenin doang minta jatah. Iya aku beliin. Temenin pokoknya"

"Siap bos"

Dasar Meghan, memang temanku sekali.

🍂🍂🍂

Setelah mendapatkan apa yang kucari, aku jadi bingung. Apakah Tama akan menyukai nya? Begitu saja yang aku pikirkan. Ini terlalu mendadak menurutku mencarikan kado yang aku mau untuknya. Ini sudah hari Kamis dan besok rencana nya mau ku berikan kepadanya.

Hari terakhir sekolah, Tama berangkat. Kita yang mengetahui hal itu pun terheran-heran. Hampir semua yang berbicara dengannya bilang "Kenapa ngga dirumah aja sih, masuk sehari doang buat apa?". Ya memang benar yang dikatakan mereka. Aku sih tidak ikut berkomentar karena sudah tau dan aku sudah memberi saran untuknya dirumah saja. Tapi dia sungguh keras kepala.

Masih merasa belum seratus persen sehat, yang dilakukan Tama saat sedang tidak ada pelajaran hanya membaca buku yang dipinjam dariku. Atau bermain game dengan yang lain. Masih di dalam kelas saja. Jika dia keluar kelas dan melihat lapangan bola, dia ingin lari kesitu saja rasanya. Seperti itu kata si manisku.

Memang benar kami jarang berbicara langsung di kelas jika tidak hal yang terlalu penting dan genting. Lebih suka melalui ponsel atau hanya dengan bahasa isyarat yang kami mengerti. Aneh sekali.

tama
nanti malem keluar yuk buk, mumpung aku udah sehatan nih. kangen

dean
mau kemana memangnya malam-malam?

Kapten Futsal🍂 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang