4. Bendahara Kas

117 9 0
                                    

Jangan lupa vote!🧡

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Sepanjang sejarah aku hidup, tidak pernah aku sekalipun menjadi orang yang bertanggung jawab membawa uang orang banyak. Takut sekali. Uang sendiri aja sering hilang apalagi kalau aku bawa uang orang? Aku tidak bisa membayangkan. Apa yang harus aku lakukan??

Mungkin aku terlalu banyak berpikir, sampai aku tidak sadar Tama menarikku menuju tempat kumpul anak-anak futsal kelas. Aku masih saja bengong, sambil melihat tanganku yang digenggam Tama. Hangat.

Seperti itu kira-kira dia menggenggam tanganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti itu kira-kira dia menggenggam tanganku. Hmm mungkin lebih ke menarik tanganku?
Masing-masing asumsi saja.

🍂🍂🍂

"Hei selamat datang princess. Sini sini duduk samping mas paling ganteng seangkatan" kata Haris Putra alias Haris kepedean.

"Ngapain kalian pegang-pegangan tangan? Takut jatoh apa takut hilang?" Kalau ini yang bicara Syahreza Dinaga panggil saja Diga. Langsung saja ku lepas genggaman tanganku.

"Eh Ray, itu siapa cewe yang sama Tama?" Bisik Tuah ke Raya.

"Tolol lu anak sekelas lu sendiri kagak kenal. Anak pindahan kota sebelah itu mah" sungut Raya dan dibalas anggukan kecil Tuah.

"Sini dek" perintah Radit dan aku langsung menghampiri nya. Huh hanya dia yang aku kenal dekat dari teman-teman ini. Kenapa? Karena nama dia seperti nama kakak ku yang sudah tiada. Awal mula seperti itu dan akhirnya dia menjadi pengganti kakak ku.

"Jadi gini kawan-kawan. Seperti yang tadi udah aku bilang. Tim kita perlu bendahara kas biar teratur aja gitu. Lebih bisa diatur dan langsung tau siapa yang belum bayar. Untuk apa aja uang kas keluar. Biar fokus aja jadi 1 aja orang yang pegang uang kasnya. Gak berpindah tangan kayak kita biasanya"

"Hmm ide bagus Tama. Saya setuju. Agar ada yang mengatur keuangan tim ini karna jujur saja saya tidak percaya kepada kalian soal mengatur keuangan"

"Pak Djoko nih. Kalo ngga percaya kenapa udah berjalan setahun ini dibiarkan pak? Kenapa ngga dari dulu aja dikasih bendahara?" kesal Deri.

"Saya jawab pertanyaan kamu dalam bentuk pertanyaan lain untuk Tama. Kenapa baru sekarang terpikirkan untuk cari bendahara? Seperti kata Deri. Tim ini sudah berjalan 1 tahun"

Semua terdiam. Radit terkekeh kecil. Aku diam sambil melihat teman-teman ku satu persatu. Ada yang aneh. Kenapa Ganda menatapku seperti itu?

Suasana pecah saat Meghan dan Tara datang ke tempat kumpul kami. Saking heboh nya, Tama kembali bersuara untuk menjawab pertanyaan Pak Djoko.

"Begini pak, saya 1 tahun ini memantau saja keluar masuk nya kas kita. Dibantu Alam. Saya pikir saya bisa dengan peran ganda. Sebagai ketua dan sebagai bendahara. Tapi ternyata susah juga, padahal sudah di bantu Alam. Nah semenjak ada supporter setia tim kita yaitu Dean, saya jadi terpikirkan untuk menjadikannya bendahara. Disamping dia perempuan, menurut saya dia juga kemungkinan selalu bisa datang disaat kita main futsal diluar sekolah. Maka dari itu saya tadi langsung bicara sama Dean pak."

Jelasnya panjang lebar yang membuatku kaget. Jadi selama ini Tama tau aku sering nonton futsal? Terlebih sering datang dipertandingan mereka diluar sekolah? Aduh malu sekali. Padahal aku sudah bertindak tidak terlalu mencolok dan selalu datang sendirian. Datang tepat setelah mereka memasuki lapangan dan pulang sebelum mereka keluar dari lapangan. Ternyata masih terlihat saja.

"Jadi kamu nya mau engga Dean? Kalo kita sih oke oke aja. Malah seneng setidaknya ada betina" sahut Syahriz Arif Budilaksamana yang sering dipanggil Ariz.

"Iya, setuju. Selain jadi bundahara, Dean bisa jadi pendisiplin kita-kita yang suka ngomel gitu. Mantep gak tuh bro" kata Haris dan diangguki semua orang.

Mereka menunggu aku bersuara dengan harap-harap cemas. Ada yang melihatku dengan tatapan misterius (baca: Ganda). Ada yang menatapku dengan penuh harapan (baca: Tama, Alam dan Pak Djoko). Ada juga yang sebenarnya mungkin berharap tapi tidak terlalu dinampakkan (baca: Radit, Tuah). Ada juga yang acuh sambil rebahan atau mengupil (baca: Deri).
Akhirnya aku pun menjawab.

"Baiklah jika memang teman-teman sudah mempercayai ku sebagai bendahara kalian. Aku akan berusaha semaksimal mungkin. Hehe"

Aku tidak kepedean, tapi semua orang tampak lega dan tersenyum ke arahku. Padahal bukan hal yang besar. Apalagi istimewa.

Aku menatap si Manis di seberang sana.
Dalam hatiku yang mungkin bisa dibaca dari sorot mataku,

'Hai pak ketua, saya bendahara baru. Termiakasih sudah merekomendasikanku'

Kapten Futsal
2020

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂


_________________________________________

Ada yang sudah pernah menjadi bendahara kas tim futsal?

Kapten Futsal🍂 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang