24. I see you👀

28 5 0
                                    

Jangan lupa vote!🧡

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Entah darimana datang nya, hari ini aku mencari-cari Tama yang sedang tidak ada di kelas. Namanya juga rindu.

Aku tanyakan kepada semua teman-teman futsal, tidak ada yang tau. Tumben sekali Tama pergi sendirian.

Iya aku tidak mencoba untuk mengirim pesan kepada nya, karna aku mencari nya tanpa membawa ponsel ku. Huh rindu membuatku menjadi bodoh.

Sudah menyerah aku mencari Tama, mengelilingi sekolah, mencari ke sudut-sudut sekolah. Masih nihil saja hasilnya. Akhirnya aku pergi ke kantin, membeli minum dan mengistirahatkan kaki ku yang rasanya sudah mau lepas. Tiba-tiba ada yang duduk di depanku, sambil membawa minuman.

"Hai, Dean. Sendirian aja tumben"

"Eh astaga Tama!!!! Dicariin juga kemana sih, aku udah keliling sekolah, nyari kamu sampe taman belakang. Ke lapangan futsal juga ngga ada. Sampe-sampe aku nyari kamu di perpus yang kemungkinan kecil kamu kesitu juga ngga ada. Lah ini tiba-tiba udah di depanku aja. Dari manaaaaaaaaaaa"

"Astaga panjang banget ngomel nya, gemesin banget sih Dean hahahaha" ucap Tama sambil mengacak-acak rambut dan mencubit pipiku.

"Heh kok malah di acak-acak sih Tama. Aku ngga chubby juga yaa, jangn di cubitttttt" kesalku sambil merapikan rambutku.

"Udah dong jangan kesal terus. Kan aku sekarang udah disini nih. Tadi aku ke toilet, agak lama sih emang. Biasalah hehehe"

"Hhhh kirain kemana"

"Punya ponsel buat apa Dean? Kan kamu bisa telfon aku atau ngirim pesan buatku?"

"Ngga dibawa ponsel nya waktu keluar kelas, hehe. Soalnya langsung nyariin kamu gitu tadi. Ya maaf"

"Tuh kan gemesin banget. Jadi kenapa mau ketemu aku? Tumben banget lagi di sekolah udah nyariin"

Benar juga kata Tama. Aku jarang berkomunikasi dengan nya di sekolah. Tidak enak aja jika ada yang melihat. Kan ada yang berteman dengan pacar Tama. Aku takut jika terjadi hal-hal yang tidak ku ingin kan terjadi.

"Ngga ada apa-apa sih, cuman mau ngobrol aja. Tapi sebenarnya, aku rindu" ucapku malu-malu sambil melihat ekspresi Tama. Sumpah jika diingat aku geli sendiri.

"Astagaaaaa ku kira ada apa, kok bisa sih kamu gemesin banget" -masih dengan kegiatan mengacak-acak rambut dan mencubit pipiku.

"Ih Tama. Kok diulang lagi sih. Udah dongggggg rambutku astagaaaa. Ini pipiku lama-lama beneran chubby ihhhhhh" kesalku sambil berdiri dan meninggalkan kantin.

Tama mengikuti ku masih dengan kegiatan usilnya. Hhhh dia ini, pasti lupa jika sedang di lingkungan sekolah. Buru-buru aku berlari sambil tertawa, menghindar dari tangan usil Tama.

"Heh kok jadi lari-larian sih. Kamu kira ini film india? Sini ngga!!! Dean!!!!"

Aku dari jauh hanya melambaikan tangan dan menertawakan nya. Aku balik badan agar tau keadaan Tama, dia masih berusaha mengejarku. Aku makin tertawa melihat dia yang mungkin sedang tidak ingin ada kegiatan berlari itu. Raut wajahnya menampakkan sekali jika sedang malas, tapi mau tidak mau berlari agar bisa mengerjarku. Menggemaskan sekali.

Tiba-tiba aku dengan cara yang tidak elegan, tidak sengaja menginjak kaki orang yang berada di belakangku. Maklum, aku berlari kecil dengan gerakan mundur.

Bukannya aku cepat memindahkan kaki ku, aku malah hendak membalikkan badan dan alhasil malah jatuh. Ralat, hampir jatuh.

"Bisa ngga sih hati-hati, Deanne"

Aku kaget, masih belum lihat siapa korban yang terinjak olehku. Pasti kami saling mengenal, karena dia tau nama ku. Dan ternyata benar.

"Ehh hehe maaf ya Ganda. Tidak sengaja"

Dia masih memegang kedua lengan ku yang bermaksud agar tidak jatuh -lagi. Aku segera memperbaiki caraku berdiri dan melepas tangan Ganda yang berada di lenganku.

"Dimaafin ngga nihhh?"

"Iya lain kali jangan gitu lagi, kalo yang kena orang lain gimana?"

"Hehehe iya iya, bawel huuu"

"Bukan bawel, kamu kan ceroboh. Coba ngga aku pegang tadi, udah jatuh pasti. Makin panjang ceritanya"

"Ihh iya loh udah dong, aku ke kelas dulu ya. Byeee" aku melangkahkan kaki ku dan diikuti Ganda.

"Hmmm yaudah jangan diulangi lagi ya bocil" kata Ganda dengan tangan usil yang sama dengan Tama.

"Ihh kok diacak-acak rambutku sih. Ngeselin"

"Heh habis minta maaf kok malah gitu, dasar bocil"

Bukan di acak-acak lagi rambutku. Tapi dia marangkul ku dan membawa ku berada diantara lengan nya. Sambil menjitak kecil kepalaku. Aku memberontak tapi tidak bisa lepas.

"Ih Ganda lepas, kok malah dijepit kepalaku. Hehhhhhhh"

Dia malah teratawa, masih dengan menjepit kepalaku sambil berjalan ke kelas. Aku masih memberontak dan memukul kecil perutnya. Sungguh Ganda ini jahil sekali. Aku jalan sambil membungkuk menghadap ke bawah.

"Makanya jangan gemesin banget jadi orang Dean. Kan aku gatahan jadi nya mau miting kepala mu. Hahahahaha"

"Dasar jahil!!!! Gandaaa heh mau kemana?!?!!!"

Dia pergi meninggalkanku di depan kelas, entah hendak menuju kemana. Dia hanya melambaikan tangan kepadaku.

"Hhhh dasar orang nyebelin" gumam ku sendiri.

"Siapa yang nyebelin?" -Tama, dengan raut wajah yang tidak bisa digambarkan.

"Itu si Ganda, siapa lagi. Hehe"

Keadaan sedikit canggung.

"Jangan terlalu deket. Temen ya temen aja"

"Eh?"

Baru saja aku mau menanyakan maksud Tama apa, dia sudah duluan masuk kedalam kelas. Dan memberikan ku susu stroberi kesukaan dia.

Apa maksud Tama bilang seperti itu ya?

Apa jangan-jangan Tama cemburu melihatku dengan Ganda?

Hmm tidak mungkin, aku ini siapa.

Tapi setelah kejadian itu, Tama menjadi diam saja. Bahkan tidak meresponku.

Tama kenapa?

Kapten Futsal
2020

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Kapten Futsal🍂 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang