MN|| 9. Poni

61 6 0
                                    

Hay guys😇apa kabar kalian? Udah lama nunggu MN up lagi? Mw ehh🤣🤣jangan lupa vote dulu sebelum baca, gratis kok guys, gak usah bayar 😌🤣

Happy Reading 💚

🌳
🌳
🌳
🌳
🌳

Jangan pernah merubah dirimu hanya karena orang lain, suka boleh, bodoh jangan!

-Moka Arselino

🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳


Queen memandang pantulan dirinya di cermin miliknya dengan bosan. Ia bosan dengan model rambutnya yang setiap hari ini-ini saja.

Ting!

Satu pesan masuk di ponsel Queen berhasil membuat gadis cantik itu berdecak kesal.

Moka🌳
|gue udah di bwah,cpt turun atau gw tinggl

"Tinggal aja, tinggal naik gojek beres, " gumam Queen.

Queen hanya membaca pesan itu lalu mengambil tas dan juga cardigan biru laut miliknya. Sudah terhitung dua hari ini orang tua Queen tidak ada di rumah. Setahu Queen sih mereka sedang bekerja ke luar kota dan luar negri.

"Lama, " kesal Moka saat Queen  baru saja sampai di depannya.

"Jalan dari lantai dua ke sini juga butuh waktu kali, " balas Queen tak mau kalah.

"Serah, pakai! " ucap Moka memberikan helm kepada Queen tanpa mau repot-repot memasangkan nya.

Setelah selesai memakai helm, Queen segera naik ke motor Moka dan berpegangan erat pada pundak laki-laki itu. Di rasa Queen sudah nyaman di belakang, Moka segera melajukan motornya menuju sekolah.

Disepanjang perjalanan Queen merasa bosan karena sedari tadi Moka hanya diam. Padahal emang sering gitu:v

"Ka, Kenapa lo bisa suka sama gue? Padahal masih banyak cewek diluaran sana yang lebih dari gue, " tanya Queen tepat di sebelah telinga Moka yang tertutup helm.

Moka tidak langsung menjawab. Laki-laki itu diam sejenak, "bagaimana gue bisa gak suka sama lo kalo semua tentang lo gue suka? " tanya Moka balik.

"Bagaimana bisa gue gak suka sama lo , kalo setiap tingkah laku lo berputar-putar di otak gue, "

"Kenapa harus milih yang lain karena ada yang sempurna di depan mata? "

Queen tersipu malu, "hahah, gue gak sesempurna itu, " jawab Queen.

"Memang, gak ada manusia yang sempurna di dunia ini, tapi menurut gue lo itu udah sempurna banget! " balas Moka.

"Lo itu punya cara sendiri untuk buat gue senyum, padahal di luaran sana cowok yang seharusnya bikin ceweknya senyum, tapi lo enggak, lo yang sering bikin gue senyum karena sifat lo itu—"

"Kalau gue boleh egois, gue mau lo selamanya di sisi gue, karena bagi gue, lo udah lebih dari cukup, "ucap Moka.

🌳🌳🌳🌳🌳

"Menurut kalian bagus gak? " tanya Queen memperlihatkan sesuatu kepada sahabatnya.

"Bagus, "

"Gak,"

Queen  menatap Alice dan juga Grey bergantian. Kini hanya Agatha saja yang belum memberi pendapat.

"Gimana, Ta? " tanya Queen.

"Not bad, " jawab Agatha cuek.

"Agh! Gue bingung, " erang Queen frustasi.

Grey nampak cekikikan, "mending lo tanya ayang bebeb lo sana, " saran Grey yang terbilang masuk akal.

"Dia lagi pelajaran, dodol! " ucap Alice.

Benar juga. Saat ini kelas mereka sedang free karena guru yang mengajar sedang berhalangan hadir. Queen mendesah kecewa, lantas gadis itu memilih untuk duduk bersama Agatha yang sibuk dengan ponselnya.

Queen sedikit melirik ke layar ponsel Agatha yang menampilkan foto seseorang yang sangat Queen kenal. Dia  ... Rafa, almarhum pacar Agatha enam bulan lalu.

Ya, Rafa sudah dipanggil oleh sang pencipta karena tragedi kecelakaan yang menyebabkan benturan yang cukup keras di kepalanya dan membuat laki-laki itu meninggal dunia.

Jangan tanya seberapa terpuruknya Agatha satu bulan pertama saat Rafa tiada. Queen menepuk dua kali punggung Agatha membuat gadis itu tersentak kaget.

"Ikhlasin dia, Ta, " ucap Queen.

"Gue lagi mencoba, " ucap Agatha dengan fake smilenya.

"Gue tau itu gak mudah, tapi lo harus berusaha untuk lupain dia," ucap Queen.

"Hm, gue udah setengah berhasil lupakan dia tapi gue belum bisa mencintai seseorang setelah dia, " ucap Agatha.

Alice dan Grey yang sedari tadi menyimak pun merasa tertarik untuk bergabung.

"Lo gak mati rasa kan, Ta? " tanya Alice hati-hati.

"Enggak juga, gue cuma lagi di fase gak mau deket siapa-siapaa karena gue sadar kalau itu adalah awal terciptanya luka baru. Gue mau menyesuaikan diri dulu sama keadaan ini, gue gak peduli apa kata orang, why? Karena bahagia kita, kita sendiri yang buat bukan orang lain, " jelas Agatha.

Mereka semua tersenyum lalu memeluk Agatha dengan erat, "nangis banget gue punya bestie kuat kayak lo, seseorang yang bisa jadi motivasi untuk gue buat gak gampang nyerah sama keadaan, " ucap Grey.

🌳🌳🌳🌳🌳

Dijam istirahat kali ini Moka tidak setenang jam istirahat sebelumnya. Why? Karena sejadi tadi Queen terus menanyai nya dengan berbagai pertanyaan yang menurutnya tidak penting.

"Bisa diem dulu gak? Gue lagi makan, Za, " tanya Moka kesal.

"Heheh, satu lagi deh, " ucap Queen.

Moka menghela napas kasar, "apaan? " tanya Moka dengan sisa kesabaran yang mulai menipis.

"Menurut lo, gue pantes diponi apa enggak? " tanya Queen.

"Gak tau, " jawab Moka.

"Ihh, kok gak tau sih?! " kesal Queen.

"Mau diponi apa enggak sama aja, tetap bagus, " jawab Moka.

"Tau lah, selalu gitu kalo dimintai pendapat, " gumam Queen.

"Bodoamat, " jawab Moka.

Queen mengelus dadanya sabar. Padahal ia sudah berpacaran lama dengan Moka tapi kenapa masih saja ia tidak tahan dengan sifat menyebalkan laki-laki itu?

"Ka,"

"Diponi! " jawab Moka pada akhirnya.

Moka sudah terlalu malas jika Queen marah nantinya. Queen tersenyum senang, "gitu dong dari tadi! " ucap Queen.

Keempat sahabat Moka yang sedari tadi menonton mereka berdua pun takjub dengan Moka yang nampak sabar menghadapi gadis seperti Queen.

"Kalo gue jadi Moka udah gue buang si Queen ke rawa-rawa, " ucap Lio.

"Kenapa gak lo tukar tambah aja? " tanya Bastian.

"Lo kira barang bisa di tukar tambah?! " tanya Lio kesal.

"Heheh, siapa tau aja kan bisa, "

🌳🌳🌳🌳🌳🌳


😂😂😂Hahahaha, si Bastian bisa aje ye😭 Vote dong kalo suka! Komen juga! Jangan malas buat vote dan komen dong!

See you next time and part guys🌳
Ily u💚

About QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang