Hay guys😇apa kabar kalian? Udah lama nunggu MN up lagi? Jangan lupa vote dulu sebelum baca.
Happy Reading 💚
🌳
🌳
🌳
🌳
🌳Jika dulu selalu tentang kita, tapi sekarang sudah berubah menjadi dia.
-Queenza Rafelia
🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳
Queen memandang pintu di depannya ini dengan pandangan kosong. Terhitung sudah lima belas menit ia berdiri di sana dan mendengarkan suara orang tuanya yang bertengkar.
Huh, berantem lagi, batin Queen miris.
Jujur, Queen sebenarnya sedih jika melihat kedua orang tuanya itu bertemu dan akhirnya bertengkar hebat seperti saat ini. Queen ingin memiliki keluarga yang hangat, keluarga yang harmonis, dan keluarga gak melimpahkan banyak kasih sayang kepadanya. Tapi—
Prang!
Suara pecahan guci dari dalam sana menyadarkan Queen dari lamunannya. Sudahlah ia sudah tidak tahan lagi jika disuruh menunggu sampai pertengkaran itu selesai.
Dengan sekali dorongan Queen membuka pintu rumahnya dengan kasar.
"Queen, pulang, " ucap Queen datar.
Queen memandang mamah dan papahnya yang sama sekali tidak menyahuti dirinya, "BERANTEM AJA TERUS! KALIAN KAPAN SIH BISA AKUR?" pekik Queen.
Kedua orang yang awalnya adu mulut itu tadi diam dan menatap Queen dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Asal kamu tau, saya berantem sama dia juga gara-gara kamu, sialan!" bentak Riski-papah Queen.
Queen menyunggingkan senyum sinis, "karena Queen? Kalo karena Queen kenapa kalian gak bunuh Queen aja? And ya, masalah kalian selesai dan Queen bisa istirahat dengan tenang di sana, " entah kenapa kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Queen.
Plak
Sinta datang langsung menapar Queen, "JAGA UCAPAN KAMU! SAYA SUSAH PAYAH MEMBESAR KAMU DAN SAYA TIDAK AKAN MEMBIARKAN KAMU PERGI BEGITU SAJA! " bentak Sinta.
Hati Queen sedikit menghangatkan ketika mamahnya berkata demikian . Jadi, mamahnya selama ini sebenarnya sayang terhadap dirinya? Tapi kenapa sikapnya selalu bertolak belakang?
"Mamah khawatir sama Queen? " tanya Queen penuh harapan.
"Cih, dia bukan khawatir sama kamu, dia hanya tidak mau nama dia jelek karena membunuh anaknya sendiri, " cetus Riski yang membuat Queen membisu di tempat. Ah ternyata ia terlalu berharap.
Hati Queen seketika sakit ketika Riski mengatakan itu semua. Queen menertawakan dirinya sendiri yang mudah sekali terhasut oleh omongan seseorang.
"Queen harap yang diomongin, Papah, itu tadi enggak bener, "ucap Queen sebelum pergi menuju kamarnya yang berapa di lantai dua.
🌳🌳🌳🌳🌳
Pagi ini Queen berangkat bersama sahabat. Mereka berempat keluar dari mobil milik Grey. Bukannya langsung menuju kelas, keempat gadis itu malah menyender pada mobil sambil melihat Cakra dan beberapa anak OSIS yang lain menertibkan para siswa yang tidak berpakaian lengkap.
"Tuh OSIS gak capek apa ya? "tanya Grey.
"Mereka tuh kuker, "ucap Alice.
"Hahah, setuju gue sama, Alice. Hidup sendiri aja belom bener sok-sok an ngatur hidup orang, "ucap Queen.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Queenza
Teen FictionQueenza Rafelia, adalah seorang gadis manis yang berhasil menaklukkan hati seorang Moka Arselino. Queen dikenal dengan sosok yang sedikit gila dan tak tau malu oleh sebab itu banyak yang tidak menyukai seorang Queen. Moka Arselino, cowok berperawak...