MN||15. Hilang

39 6 0
                                    

Hay guys😇apa kabar kalian? Udah lama nunggu MN up lagi? Mw ehh🤣🤣jangan lupa vote dulu sebelum baca, gratis kok guys, gak usah bayar,ehehe. Oh ya, btw minal aidzin wal faidzin ya. Maaf jika ada salah aku ya semuaa.

Happy Reading 💚

🌳
🌳
🌳
🌳
🌳

Jangan lari dari masalah, karena dengan kamu lari dari masalah, masalah kamu akan bertambah banyak

-Alice Callista

🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳

Pukul lima sore Queen baru turun dari rooftop SMA Cakrawala ini. Padahal bel pulang sudah berbunyi sekitar dua jam yang lalu. Sekolah sudah mulai sepi. Beberapa anak yang mengikuti ekstrakurikuler pun juga sudah mulai pulang ke rumahnya masing-masing. Mungkin hanya beberapa anak OSIS dan satpam sekolah yang masih ada di sana.

Dengan lesuh Queen menuruni satu persatu anak tangga. Tatapannya kosong seperti orang linglung, matanya pun juga bengkak karena terlalu lama menangis. Queen meneruskan langkanya menuju gerbang sekolah. Ia tidak tau akan pulang naik apa nanti. Pagi tadi ia berangkat bersama Moka. Tapi hubungan mereka susah tidak seperti pagi tadi. Queen terkekeh sedih mengingat hal itu. Kenyataan yang sangat tidak bisa ubah atau pun sesali.

Queen menghela napas kasar, ia menoleh ke kanan dan kiri. Jalanan sore ini sangat sepi dengan langkah gontai Queen berjalan di trotoar. Entah hatinya mengatakan jika dirinya sudah tidak berguna lagi di dunia ini. Anggap saja Queen lebay, tapi itulah yang dirasakan oleh ia saat ini.

Queen terus berjalan tak tentu arah. Tiba-tiba Queen terkekeh, "ternyata dewasa itu cukup menguras tenaga sama mental ya, dulu aja gue pengen cepet-cepet dewasa. Tapi sekarang, apa kabarnya gue? Gak sesuai omongan banget—"

"Gue baru sadar kalau dewasa gak seindah apa yang gue bayangin dulu, capek banget. Air mata, overthinking, masalah, cinta, kecewa, semuanya datang pada waktu yang gak tepat, segitu rumitnya ya menuju kebahagiaan? Dipaksa buat berpikir keras tapi keadaan gak mendukung sama sekali—"

"Kedepannya nanti bakal gimana ya?" Queen menghela napas panjang. "Yaudahlah jalanin aja semuanya dengan sabar dan ikhlas jalanin semuanya sesuai jalannya, gak usah lagi berharap sama yang abu-abu, gue cuma minta dilancarkan semuanya, "doa Queen lalu tersenyum kecut.

Karena merasa capek, Queen memutuskan untuk duduk di pinggir trotoar. Masa bodo jika orang-orang mengira dirinya orang gila. Queen sangat sadar dengan keadaannya saat ini yang tidak baik-baik saja. Ia tau seberapa kacaunya penampilannya saat ini dan seberapa kacaunya hatinya saat ini.

Ia menundukkan kepalanya. Ia menangis lagi, menangis tanpa suara lebih tepatnya. Di saat ia sedang menangis tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Kenapa nangis di sini? "

"Kakak, mau jadi orang gila baru? "

Queen seketika mendongak. Menatap tajam seorang anak kecil di depannya. Queen menghela napas kasar, "kakak lagi sedih, kamu temenin kakak di sini ya? " tawar Queen.

Anak kecil itu mengangguk, "kakak kenapa sedih? "

"Putus sama pacar, "

"Pacar itu apa? Kok bisa putus? Kenapa juga kakak harus sedih?" tanya anak kecil itu.

"Satu-satu ngapa dah? Skip aja deh, "ucap Queen malas.

"Oke, aku boleh tanya lagi gak, Kak?"

"Apa?"

About QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang