MN||38. Tanding Basket

29 2 0
                                    

Halo guys, bagaimana kabar kalian? semoga baik ya, jangan sedih mulu gak baik tahu. kalo dia belum peka pergi ke dukun saja, beres,wkwkwk. sesat!

Jangan lupa vote, gratis kok. Komen juga di setiap paragraf biar aku tambah semangat nulisnya, oke? sudah vote belom? kalo sudah skuy baca!

Sahabat yang sebenarnya adalah orang yang selalu ada saat kita susah dan senang, bukan malah yang susah datang ke kita dan dia akan pergi jika ia sudah menemukan kesenangannya yang baru.

--Queenza Rafelia

Pertandingan yang dinanti-nantikan oleh Devan selama sebulan terakhir ini akhirnya tiba juga. Ia sangat berhrap bisa menajadi juara seperti tahun sebelumnya. Huft,mungkin ini akan menjadi pertandingan terakhirnya.

Ia juga sudah berjanji kepada Queen akan istirahat setelah ini dan akan lebih fokus untuk menjalani pengobatannya. Penyakit yang dideritanya tidak bisa dibilang remeh. Apalagi ia sudah stadium dua. Ia tidak boleh terlalu kecapean.

Devan tersadar dari lamunanya saat ada yang menepuk keras lengannya. Devan memandang tajam Queen yang sudah siap dengan pakaian basket yang sama seperti dirinya. Gadis itu juga akan bertanding menjadi ketua tim basket putri SMA Cakrawala, sedangkan Devan menjadi ketua tim basket putranya.

Seharusnya Queen tidak boleh ikut tapi gadis itu tetap memaksa dan akhirnya sang khoct pun menyetujuinya dengan amat berat hati.

"Ngapain lo bengong lagi? Sekolah ini banyak hantunya loh, awas nanti lo kesambet,"ucap Queen menakut-nakuti Devan.

Devan memandang Queen malas, dia kira ia masih anak kecil yang takut dengan hal berbau horor? Bahkan ia sudah biasa melihat penunggu kamarnya yang setiap hari mengejek karena kisah asmaranya.

"Ngaco!"ketus Devan.

Queen terkekeh melihat muka masam Devan. Entahlah, kenapa setiap menjahili orang ia bisa merasa sesenang ini. Oke, mungkin dirinya sudah tidak waras.

"Kenapa?"tanya Devan.

Queen mengernyitkan dahinya karena tidak paham dengan ucapan Devan. Kenapa? Apanya yang kenapa? Dengan gemas Queen menabok lengan Devan lagi, kali ini tidak terlalu keras.

"Mulut lo perlu gue sumbang bensin biar kagak irit-irit kalo ngomong?"tanya Queen geram.

Devan memutar bola matanya malas,"kenapa lo kesini?"

"Oh, mau menuin lo lah! Lo masih ingat dengan perjajian kita kan?"tanya Queen yang kali ini terdengar sangat serius.

Seuntas senyum tipis terbit di bibir Devan. Dengan sengaja Devan mengacak-acak rambut Queen yang sudah dikuncir rapi itu sampai berantakan,"lo tenang aja, gua gak pernah ingkar janji apa lagi sama orang yang udah mau bantu gue,"ucap Devan dengan nada yang lembut.

Queen menatap kedua mata hitam Devan lalu tersenyum,"anak pintar," Queen menepuk-nepuk kepala Devan dengan sedikit keras.

"Sakit, anjing!"umpat Devan tanpa sadar.

Queen tersenyum mengejek,"rasain! Salah siapa ngacak-acak rambut gue,"ucap Queen dengan angkuhnya.

"ANAK SETAN LO,"

🌿🌿🌿🌿🌿

Setelah puas menjahili Devan tadi Queen langsung saja pergi. Sekarang dirinya sedang berjalan sendirian seperti jomblo di koridor SMA Cendrawasi yang sangat samai ini. Tentu saja ramai, soalnya tidak hanya sekolah lamanya saja yang ada di sini, terdapat satu SMA lagi yang ikut memeriahkan pertandingan ini nanti.

About QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang