MN|| 39. UKS

39 3 0
                                    

Halo guys, balik lagi sama aku,mwehh. aku mau ngomong apa ya? kok bingung gini ya,huhu. eh, di daerah kalian lagi ujan gak? atau cuma gluduk doang?

Jangan lupa vote dulu biar gak kelupaan,oke? jangan lupa juga nanti komen.

Happy reading

Agatha berniat ingin ke kantin SMA Cendrawasi untuk membelikan bakso dan juga es teh untuk Queen. Entahlah, setiap gadis itu sakit sifat manjanya akan kumat dan akan menyebalkan lagi jika apa yang dimintainya tidak segera dibelikan.

Agatha menghentikan langkahnya saat tidak sengaja melihat Devan dengan gadis yang yang asing di mata Agatha. Tak heran jika Agatha tidak mengenal gadis itu sebab gadis itu berasal dari SMA Cendrawasih. Mungkin Queen kenal siapa gadis yang sangat terlihat akrab dengan Devan.

Agatha terus memandangi Devan dengan sorot yang tak bisa diartikan . Hatinya seolah tidak rela jika Devan bisa bersifat lembut dan tidak dingin ke gadis lain selain dirinya. Entahlah, kenapa ia ingin sekali marah.

Agatha tersentak kaget saat ada yang menepuk punggungnya dua kali. Mengalihkan pangannya kepada sang pelaku.

"Kalo suka ngomong jangan dipendam, Tha,"

"Itu namanya juga gue nembak dia,"ucap Agatha.

Gadis di sebelah Agatha berdecak,"itu bukan nembak, lo tuh cuma ngomong kalo lo suka sama dia, urusan balasannya, itu biarin jadi urusan dia kan dia udah gede pasti bisa mikirlah,"

"Nanti gue dibilang murahan lagi,"sela Agatha.

"Ck, jangan takut dibilang murahan, suka itu wajar kalo mau confess itu juga wajar kok. Cewek cowok tuh bisa jatuh cinta, gak harus nunggu cowok mulu,"

Agatha tersenyum manis menatap lawan bicaranya, lalu menatap Devan dan gadis asing tadi yang kini sedang tertawa bahagia.

"Percuma, kita beda iman,"

🌿🌿🌿🌿🌿

Moka berjalan dengan santai di koridor yang sangat ramai itu. Sesekali ada yang menyapanya dan ia balas dengan anggukan kepala saja. Di tangannya terdapat seblak dengan level lima, tak lupa juga air mineral dingin yang sudah rapi terbungkus kresek.

Dengan santai Moka membuka pintu UKS dan tak lupa menutupnya kembali. Ia berjalan menuju kasur yang berada di pojok sendiri. Langkah Moka terhenti saat sepasang manusia berbeda gender sedang asik bercanda tawa.

Tak jarang tangan si cowok yang mengusap lembut pipi gadis di hadapnnya. Moka mendesah kasar, kenapa ia seolah tak rela jika ada cowok lain yang menyentuh gadis itu. Moka segera menetralkan kembali perasaan dan juga wajahnya.

"Nih seblak lo, nyusahin gue mulu kerjaaanya. Lain kali kalo punya cowoknya disuruh bukan malah nyuruh gue beliin!"ketus Moka.

Dengan kasar cowok itu meletakkan seblak dan juga air mineral yang ia beli tadi di nakas samping kasur karena Queen tidak segera menerimanya. Gadis itu justru menatapnya dengan wajah yang minta ditabok.

"Ngapain lo ngelihatin gue kayak gitu? Gue tau gue ganteng,"tanya dan ucap Moka dengan amat pedenya

Queen yang tersadar dari keterjutannya pun mendengkus pelan,"pede banget gila!"cibir Queen.

Queen kembali menatap Moka mengabaikan satu manusia lagi diantara mereka berdua,"gimana sama hasil pertandingan tadi?"tanya Queen yang mendadak serius.

Moka menyatukan alisnya, kenapa tidak tanya cowok yang tidak ia ketahui namanya saja itu? Kan dari tadi Queen bersama cowok itu di sini.

About QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang