MN||14. Keterlaluan

66 5 3
                                    

Hay guys😇apa kabar kalian? Udah lama nunggu MN up lagi? Mw ehh🤣🤣jangan lupa vote dulu sebelum baca, gratis kok guys, gak usah bayar 😌🤣

Happy Reading 💚

🌳
🌳
🌳
🌳
🌳

Sebagai cowok seharusnya menghargai wanita, bukan malah menjelekkannya

-Agatha Yavanka

🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳

Queen mengikuti Moka dari belakang seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Langkah keduanya berhenti di depan pintu perpustakaan.

Moka membalikkan badannya, "masuk apa di luar? " tanya Moka.

"Lo mau ngapaian dulu di perpustakaan? " tanya Queen balik.

"Pinjam buku, "

"Di luar aja deh, jangan lama-lama!" ingat Queen.

Moka mengangguk dua kali lalu melepas sepatunya. Memang begitulah peraturan  jika ingin masuk ke dalam perpustakaan.

Queen mendudukkan dirinya di kursi panjang di depan perpustakaan. Sesekali mengintip Bu Rina yang sedang bermain ponsel sambil senyum-senyum sendiri.

Queen tersenyum aneh. Sebuah ide konyol lewat di otak cantiknya, "cie, cie, yang lagi kasmaran mah beda, ingat anak suami di rumah, Bu, " ejek Queen.

Bu Rina tersentak kaget saat mendengar suara Queen yang lumayan keras. Bu Rina memandang Queen tajam. Sedangkan gadis itu malah terkekeh   geli melihat wajah memerah Bu Rina.

"Ingat umur, Bu. Udah tua bukannya memperbaiki diri malah selingkuh, hadeh, hadeh, dunia ini memang udah tua, " ucap Queen prihatin.

Bu Rina mengepalkan kedua tangannya, "jangan asal bicara kamu, Queen! Saya tidak selingkuh ya! " kesal Bu Rina.

"Terus apa coba? Masa liat HP sambil senyum-senyum sendiri gitu aja, pasti ada sesuatu tuh, gak mungkin juga kan Ibu gila? " ucap Queen  yang membuat Bu Rina tambah kesal.

"Saya lagi nonton komedi, " kilah Bu Rina.

Queen mengangguk dua kali. Seolah percaya dengan perkataan Bu Rina, "tapi perasaan rasa mengatakan kalo ibu sedang selingkuh, " gumam Queen.

"Bilang—"

"Permisi, saya mau pinjam buku ini, " potong Moka.

Sebenarnya Moka sudah sedari tadi ada di sana. Cowok itu menonton adu mulut antara guru dan murid itu sedari tadi. Tidak heran lagi bagi Moka jika Queen suka sekali menjahili seseorang yang ada di sekitarnya. Tak peduli jika itu guru atau bukan.

"Untung ada, Bebeb, gue. Kalo enggak udah pasti gue dihukum sama tuh guru, " ucap Queen.

Moka yang sedang memakai sepatu pun memandang Queen  dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Bahasa lo lebay!" cerca Moka.

"Ya biarin lah! Orang bahasa-bahasa gue kenapa lo yang komen, Mahmud? "

"Bodo, "

"Bawain buku astronomi gue! " suruh Moka.

Queen mengdengkus sebal. Padahal di tangannya sudah terdapat buku matematika miliknya dan milik Moka, tetapi cowok itu masih menyuruhnya untuk membawakan buku astronomi yang baru saja cowok itu pinjam? Dasar menyusahkan!

About QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang