MN||20. Iklas Gak Ikhlas

32 4 2
                                    

Hay guys😇apa kabar kalian? Udah lama nunggu MN up lagi? Mw ehh🤣🤣jangan lupa vote dulu sebelum baca, gratis kok guys, gak usah bayar 😌🤣

Happy Reading 💚

🌳
🌳
🌳
🌳
🌳

Kita hanya dua insan yang tidak sengaja di pertemuan oleh semesta dan tidak direstui oleh Tuhan dan takdir untuk bersama.

-Agatha Yavanka

🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳

Setelah satu jam lamanya bergelud dengan soal matematika. Akhirnya Queen bisa menikmati udara segar sekarang. Hari ini kelasnya memang mengadakan ulangan harian, ah, lebih tepatnya ulangan dadakan. Para sahabat Queen masih di dalam sana.

Queen duduk di kursi panjang depan kelasnya. Bel istirahat belum berbunyi, mungkin tiga puluh menit lagi baru berbunyi. Karena bosan, Queen membuka ponselnya.

Saat asik-asiknya menscroll tiktok Queen merasa ada yang duduk di sebelahnya. Queen melirik sekilas Cakra yang duduk di sebelahnya.

"Ngapain lo di sini? Bolos lo ya? " tuduh Cakra tiba-tiba.

Queen terlebih dahulu menyimpan ponselnya, "harusnya gue yang tanya, kenapa lo ada di sini? " tanya Queen balik.

"Gue baru aja selesai ngerjain ujian, ya gue keluar lah, " jawab Cakra.

"Yaudah sama, " balas Queen cuek.

Queen memilih menyenderkan tubuhnya pada kursi yang ia duduki. Menutup matanya, menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya.

"Queen, gue mau tanya sesuatu sama lo, " ucap Cakra.

Queen diam. Menunggu lanjutan dari Cakra. Merasa tidak ada sahutan Cakra mendengkus kesal.

"Lo tidur? " tanya Cakra.

"Gak, cepet! Lo mau tanya apa? " tanya Queen malas.

"Heem, setelah lo dikecewain, Moka. Apa lo masih bisa percaya sama dia? " tanya Cakra.

Queen menegakkan tubuhnya, menatap Cakra serius. Cakra yang ditatap seperti itu pun menjadi salah tingkah sendiri. Queen tersenyum miring.

Salting? batin Queen.

"Kenapa lo? Masa gue tatap gitu aja salting, " tanya Queen dengan nada mengejek.

"Gak, udah jawab pertanyaan gue tadi, " elak Cakra.

Queen tersenyum tipis, "mau gue percaya lagi sama dia pun, kita gak akan kayak dulu lagi kan? So, buat apa lagi percaya sama orang yang udah lupain kita, " ucap Queen.

"Ada benernya juga," gumam Cakra.

"Kenapa lo tanya kayak gitu?" tanya seseorang di belakang Cakra.

Cakra dan Queen langsung menatap orang itu dengan pandangan kaget. Sejak kapan Moka ada di sana? Kenapa Queen tidak menyadari kalau Moka ada di sana? Bodoh!

"S—sejak kapan lo di sana? " tanya Cakra gugup.

"Sejak lo duduk di sana, " jawab Moka.

Queen yang sudah sadar dari keterjutanya pun segera berdiri. Ada sesuatu yang ingin ia katakan kepada Moka.

"Nanti sore lo datang kerumah gue ya? " ucap Queen setelah berada di depan Moka.

"Buat? " tanya Moka.

"Nanti juga lo tau sendiri, gue bisa pastiin itu yang terakhir deh, gue janji, " ucap Queen.

Moka menghela napas panjang, "oke, nanti gue kesana, "

🌳🌳🌳🌳🌳

Sesuai janjinya dengan Queen tadi, saat ini Moka sudah berada di rumah Queen. Lebih tepatnya di ruang tamu. Terhitung sudah lima belas menit ia di sana tapi tidak ada tanda-tanda Queen yang pulang.

Ya, gadis itu belum pulang sama sekali. Entah kemana perginya gadis itu sampai sekarang belum pulang juga. Padahal bel pulang tadi berbunyi sekitar jam setengah dua.

Jauh dari dalam hati Moka mereka khawatir dengan  gadis itu. Mau menelpon juga ponsel gadis itu tidak aktif. Mungkin kehabisan batrai, pikir Moka.

Brak!

Moka terlonjak kaget saat pintu rumah Queen terbuka dengan keras. Moka menatap tajam gadis yang berpakaian acak-acak itu.

"Kemana aja lo jam segini baru pulang? Mana pakaian lo udah kayak gembel lagi, " tanya Moka.

Queen mencibir pelan. Napas Queen masih memburu, "gak tau aja lo rasanya di kejar orang gila kayak apa, aduh capek gue, " kesal Queen menjatuhkan dirinya pada lantai yang dingin.

Padahal Queen tidak tau lantai itu bersih apa tidak. Moka menggelengkan kepalanya melihat tingkah Queen yang guling-guling di lantai dingin itu.

"Gak mungkin tuh orang gila ngejar lo kalo lo gak ganggu, " ucap Moka.

Queen terkekeh kecil saat mengingat dirinya yang mengejek orang gila tadi dan berakhir dengan aksi kejar-kejaran.

"Ditanya bukannya di jawab malah ketawa-ketawa sendiri, ketularan gila lo? " tanya Moka pedas.

Queen berdiri, "sembarangan tuh mulut kalo ngomong, " ucap Queen.

"Kenapa lo suruh gue kesini? " tanya Moka saat teringat tujuannya ke sini.

Queen menepuk jidatnya, "astaga gue lupa, bentar, lo tinggi di sini, " ucap Queen langsung berlari  menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Nyungsep gue ketawain lo, " gumam Moka.

🌳🌳🌳🌳🌳

Moka menatap Queen yang sedari tadi diam. Kini mereka berdua berada di kamar Queen. Gadis itu sedang bimbang sekarang.

"Jadi gimana? " tanya Moka.

"Itu kan barang lo, yaudah lo ambil aja deh, " ucap Queen dengan berat hati.

"Serius? Kok lo ngomong nya kayak gak ikhlas gitu, " tanya Moka sedikit mengoda.

Bibir Queen melengkung ke bawah, "aghh  ... lo bikin gue bingung, " kesal Queen.

"Lagian lo kenapa sih? Lo kasih barang ini lagi ke gue juga gak akan bantu lo move on cepet dari gue, " ucap Moka dengan pede nya.

"Dih, gue udah mulai lupa ya sama lo, " kesal Queen.

"Ah masa? " tanya Moka dengan nada mengejek.

Bugh

Queen melempar Moka dengan bantal dan kena tepat di muka cowok itu, "anjir, sakit bangsat! "umpat Moka.

Queen tertawa, " Yaudah nih barang buat gue lagi aja deh, eh, kok gue plin plan sih, "ucap Queen.

"Baru sadar?"

"Iya, heheh, " cengir  Queen.

"Jadi gimana? Kalo lo kayak gini terus gue pulang, " kesal Moka.

Queen berpikir sejenak. Mau bagaimana pun semua barang-barang itu harus enyah dari hadapannya walaupun hatinya tidak ikhlas jika barang-barang itu pergi.

Queen mengehela napas kasar, "ikhlas gak ikhlas gue kembali kan barang ini ke lo, " putus Queen.

🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳

Harus ikhlas dong Queen🐸🐸 Vote dong kalo suka! Komen juga! Jangan malas buat vote dan komen dong!

See you next time and part guys🌳
Ily u💚

About QueenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang