Setelah mimpi yang dialaminya, ia memilih menjadi sosok gadis baru. Dan tentu saja merubah semua apa yang dilakukan Inara sebelumnya.
Sifat dingin dan pendiam Ara tentu saja membuat keluarganya merasa aneh dengan kelakuan Inara.
Setelah bangun dari mimpi bertemu dengan Inara waktu itu, ingatan-ingatan tentang Inara mulai bermunculan, dari ia di bully bahkan abang-abang yang tidak mau mengakuinya,
Tapi ia tidak peduli lagi dengan mereka, dia bukan Nara ia sekarang Ara, tentu saja berbeda.
Tapi ada rasa sesak ketika melihat orang-orang bisa bercengkrama dengan keluarganya, sedangkan dirinya dianggap saja tidak,
Sudah dua hari Ara di rumah sakit dan ia sudah di perbolehkan pulang.
Berharap ada seseorang yang ingin membantunya pulang, dan merapikan pakaian nya, tapi itu hanya harapan buntu yang tidak akan pernah terjadi.
Dua hari ia di rumah sakit, hanya mommy nya saja yang datang, dan hanya untuk memastikan dirinya tidak melakukan hal aneh lagi.
Ia sudah siap dengan segala pakaian nya, dan sudah memesan taksi untuk membawanya ke Mension Kathleen.
Darimana ia tau di mana rumah nya?
Tentu saja ada seseorang yang mungkin sedikit peduli dengan dirinya, orang itu meninggalkan secepir kertas yang diletakkan di atas nakas. Dan itu adalah alamat Mension keluarganya.Ara menerawang jauh, bagaimana reaksi mereka ketika dirinya sudah di perbolehkan pulang.
"Huft,"ia hanya bisa mengeluarkan nefas lelahnya ketika sang supir berhenti tepat di depan gerbang mewah keluarga Kathleen.
Jika boleh jujur ia tidak mempunyai uang serupiah pun, "Bang, Abang tunggu di sini sebentar, aku ambil uangnya dulu,"
"Baik nona."
Ia berjalan mendekat ke arah gerbang, dimana di sana terdapat seorang pria yang tak lain adalah satpam di rumahnya,
Satpam yang menyadari ada kehadiran seseorang dengan segera membuka pagar, dan betapa terkejutnya ia setelah tau siapa yang ada di sana,
Satpam itu dengan segera menerjang Inara dengan pelukan hangatnya, Inara tersenyum tipis lalu membalas pelukan pria itu.
"Kamu udah pulang, kok gak mintak jemput sama Abang?"tanya pria itu, Arjuna.
"Hehe, Inara sengaja pulang nya diam-diam, pengen buat Abang terkejut, gituh,"Arjuna adalah salah satu pelayan yang sangat peduli terhadap Inara, berdasarkan mimpi yang ia dapat,
Arjuna tersenyum tipis, ia menggandeng tangan Inara pelan ingin membawa gadis itu masuk, tapi Inara seperti menahan tangannya agar berhenti,
"Kenapa?"tanyanya dengan alis terangkat sebelah.
"Taksi nya belum di bayar Abang hehe,"Inara menggaruk belakang telinganya karena malu,
Arjuna lagi-lagi tersenyum tipis, lalu dengan segera ia membayar taksi yang ditumpangi Inara, tidak lupa pula ia mengucapkan terima kasih karena sudah mengantar Inara dengan keadaan selamat,
Mereka berjalan dengan santai, sesekali mereka tertawa saat Arjuna menceritakan kejadian lucu,
Saat sudah sampai di depan pintu kamarnya yang berada di lantai dua, Arjuna izin pergi karena ia harus menjaga lagi.
*****
Inara menatap sekeliling kamar Nara, dekorasi serba hijau membuat ia merasa nyaman di kamar ini, ia memilih berjalan ke arah balkon, dan terpapar lah lapangan hijau luas, lapangan Volley dan tempat bermain Golf.
Setelah puas ia masuk ke kamarnya, dan mencari barang penting, setelah menemukannya, ia segera membuka aplikasi WhatsApp, dan betapa kagetnya ia ketika tidak ada sama sekali orang yang mengiriminya pesan. Ia membuka salah satu nomor yang membuat ia merasa kepo,
Aksa❤️❣️
Aksa udah makan?
Jangan lupa makan Aksa, nanti kamu sakit.Aksa dimana?
Aksa!
Aksa tadi jalan Sama cewek yah, dia siapa nya Aksa?!
Aksa!!
Aksa jangan lupa makan, dan jangan lupa juga Sama Nara.Aksa ilovyue,
Aksa mah, bales Napa!Aksa milik Nara!!
Inara dibuat kaget dengan pesan yang dikirim Nara, tapi tidak ada satupun yang di balas, seleb banget pikirnya.
Setelah berseluncur di berbagai aplikasi, ia dibuat bertambah terkejut saat melihat galeri Inara, bagaimana tidak, di sana hanya ada foto laki-laki dengan berbagai gaya, tapi saat di teliti lagi, foto itu sebenarnya adalah foto yang di ambil sembunyi-sembunyi.
Puas dengan isi Hp Nara, Ara memilih mandi di kamar mandinya, ia merendam seluruh tubuhnya di dalam bathtub, ia memejamkan matanya, membiarkan serpihan-serpihan ingatan yang kembali mulai bermunculan,
*****
"Aksa, Nara bawa nasi goreng buat Aksa"ucapnya dengan senyum manis yang selalu tercetak jelas.
BRAK!!
"AKSA!!!kenapa dibuang! Nara susah buatnya."ucap gadis itu menatap nanar gadis gorengnya,
"UDAH BERAPA KALI GUE BILANG! KALO GUE GAK BUTUH MASAKAN LO!"
"Aksa kenapa gak pernah hargain Nara, setidaknya jangan di buang!"
*****
"Dia bukan Adek gue, yakali gue punya adik jalang kayak dia!"
"Hiks Abang kenapa gak pernah mau ngakuin Nara bang!!"
"Udahlah cabut, drama nya bikin gue muak!"
Kedua kakak kembarnya, menendang tubuh Nara yang sudah terduduk lemas,"jangan pernah lo bilang gue itu Abang Lo!! Jijik banget ngakuin Lo sebagai Adek gue!"tekannya, membuat hati Inara serasa di cabik-cabik.
*****
"Inara!!"
"Iya Daddy?"
"Kenapa nilai kamu seperti ini hah!!"
"Maaf Daddy, Nara lagi gak enak badan makanya Nara gak belajar semalem."
"Maaf, maaf, sekali lagi nilai kamu turun, Daddy gak akan kasih kamu makan!"
****
Inara membuka kedua kelopak matanya, Ia dan Nara tidak jauh berbeda
Ada yang dijadikan babu oleh orang tuanya, dan ada Nara yang dianggap aib keluarga.
Dan mereka sama-sama dituntut sempurna oleh keadaan dan keluarga. Padahal sebagai anak memilih porsi kepintaran masing-masing, kenapa harus dituntut sempurna, terkadang ia harus mengubur satu mimpinya.
Dadah🖐️😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't blame me (SELESAI)
Fantasy(BELUM DI REVISI!!) #BANYAK KEKURANGAN DIHARAP MAKLUM, INSYAALLAH JIKA SUDAH TAMAT AKAN DIREVISI, TERIMAKASIH. #Campur. Ceritanya gak sedih kok. #FIKSI BELAKA. #plis jangan komen! selain kasih Krisan, penyemangat dan Next. ini kisah gadis bernama I...