34.🍒🇮🇩♥️

17.4K 3.1K 657
                                        

Jangan lupa Follow akun ini yah😅🤣








"Saya merindukan kamu."

Deg!

Inara berdiri kaku di tempatnya. Menatap tajam pada pria yang ada didepannya ini.

"Stop di sana."

Pria itu tidak berhenti, ia tetap berjalan dengan pandangan menatap Inara.

"Gue minta Lo berhenti!"Nafas gadis itu tercekat saat pria itu malah semakin mendekat ke arahnya.

"GUE MINTA LO BERHENTI!!!"

GREP

Inara merasakan pelukan yang mengerat dari pria itu, ia mencoba melepaskan pelukannya, tapi tidak bisa, pelukan yang di berikan Astelo malah semakin erat.

"Lepasin gue bego!!"

Pria itu tidak bergerak sedikitpun, ia malah semakin mengeratkan pelukannya, menghirup dalam-dalam aroma tubuh gadisnya, yang sudah lama ia rindukan.

"Gue minta kalian pergi dari ruangan ini."Inara kembali merubah raut wajahnya menjadi datar, membuat semua orang langsung berhamburan pergi dari ruangan itu.

Inara mendorong kuat bahu Astelo membuat Astelo hampir saja terjatuh. Dan termundur beberapa langkah,

"Nangis Lo? jangan sampe lupa gender."Sejak tadi leher dan bahunya sudah basah karena tangisan Astelo, walaupun pria itu menangis tanpa suara, ia masih risih.

"Saya bukan tuhan Inara, saya masih bisa menangis."ucapnya dengan suara yang parau,

Inara memutar bola matanya malas,"Ngapain Lo ke sini?"Inara langsung tho the points, membuat Astelo mengusap kasar air matanya.

"Saya rindu sama kamu."

Astelo kembali memeluk Pinggang Inara, menyembunyikan wajahnya pada leher gadis itu,"Saya rindu kamu."

"Saya sangat merindukan kamu."ulangnya berkali-kali meyakinkan Inara kalau ia benar-benar rindu dengan gadis itu,

"Do you Miss me Baby?"

Inara menggeleng,"Gue enggak rindu sama Lo."

Astelo mendongak, lalu menuntun Inara duduk di salah satu sofa di sana, mendudukkan gadis itu di atas pahanya dengan arah menghadap dirinya.

"Kamu tidak merindukan pacar mu ini baby?"Astelo kembali bertanya, yang hanya di balas gelengan kepala oleh Inara.

"Why?"

Inara tersenyum tipis, mengalungkan tangannya pada leher Astelo, "Gue gak rindu sama Lo, tapi lebih dari itu."

Tangannya beralih memegang rahang tegas milik Astelo, mencium pipi pria itu lembut, membuat Astelo mengusap pelan punggung Inara menuntunnya agar memeluk dirinya.

"I love you."

"I love you too."

*****

Gara dan Geri baru saja sampai di Mension milik Opanya dulu.

Mengamati Mension yang sepertinya masih sangat terawat, melihat dari halamannya yang sangat bersih, dan pohon-pohon yang berbentuk.

Ia melirik ke arah Geri, kembarannya yang selalu ada untuk dirinya.

"Ini kehidupan baru kita Gar. Kita gak akan pulang sebelum Inara sembuh."

Gara menganggguk."Welcome kehidupan baru."

Mereka berjalan masuk, pintu utama terbuka lebar, menampakan beberapa pelayan dan Bodyguard tengah menunduk hormat pada mereka berdua.

Don't blame me (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang