Aksa. Laki-laki itu menatap handpone nya, ia tidak terlalu berharap gadis itu akan datang untuk menemui nya, ia cukup sadar diri,
Melihat chat nya yang sudah centang biru, Aksa tersenyum tipis setidaknya nomor dirinya tidak di hapus,
Lelaki itu menyuruh Inara untuk menemui nya di taman belakang sekolah, untuk membicarakan sesuatu,
Tapi siapa sangka, kalau Inara akan datang, ia mengamati kursi yang diduduki oleh Aksa,
"Ehem."
Aksa menoleh tak percaya, ia tersenyum tipis, senyum yang tidak pernah Inara lihat, senyum tipis yang jarang Aksa perlihatkan pada siapapun, kecuali dengan Bundanya.
Aksa menepuk tempat duduk disampingnya, menyuruh Inara untuk duduk di sana.
Inara hanya menatap datar, tapi tak urung ia mengikuti instruksi Aksa,
Setelah gadis itu duduk, Aksa menoleh menatap dalam seseorang yang selalu memperjuangkan dirinya, tapi itu dulu.
Inara sadar kalau Aksa menatapnya, tapi ia tidak peduli.
Kembali Aksa tersenyum tipis, kenapa ia bisa menyia-nyiakan gadis sebaik Inara,
Kenapa ia tidak pernah melihat Inara waktu itu, kenapa ia dibuat buta oleh ocehan semua orang tentang Inara, kenapa?
Jika diamati dari dekat seperti ini, Aksa tidak bisa mengelak kalau Inara benar-benar cantik, hidung mancung, bibir tipis, dan rambut pendek menambah tunggu, Aksa menyerngit bingung, Inara potong rambut?
"Lo potong rambut Ra? bukannya Lo suka rambut panjang?"
Inara menoleh sekilas,"Gue gak pernah suka rambut panjang."
Aksa menyerngit bingung, bukankah gadis itu sangat menyukai rambut panjang sepinggang, dan ia juga menyukai nya,
Deg!!
Atau jangan-jangan Inara tidak pernah memotong rambut nya karena Inara tahu kalau dirinya menyukai gadis dengan rambut panjang?
Ya. Aksa ingat, kejadian satu tahun yang lalu,
"Gue gak suka gadis rambut pendek."Aksa menatap gadis itu dengan tatapan datar, waktu itu ia masih kelas sebelas, dan gadis itu masih kelas sepuluh,
"Berarti kalau aku rambut panjang kak Aksa bakal suka sama aku?"Inara. Gadis itu Inara,
"Mungkin."Aksa berlalu meninggalkan Inara yang masih dengan muka bengong, setelah melihat Aksa yang cukup jauh, Inara meloncat-loncat kesenangan, sejak saat itu Inara tidak pernah lagi memotong rambutnya, kecuali merapikan, padahal Inara sangat menyukai rambut sedadanya.
"Udah?"
Lamunan Aksa terhenti, ketika suara Inara membuatnya tersadar,
Aksa menggelengkan kepalanya, tidak mungkin kalau gadis itu benar-benar seperti itu. Tapi, ia juga yakin mengingat betapa keras Inara membuat nya terpesona.
Aksa menatap Inara, lagi, gadis itu tidak pernah menatapnya, bahkan untuk berbicara saja ia tidak pernah melihat Inara menengok ke arahnya,
"Lo potong rambut gara-gara gue Ra?"Aksa bertanya dengan ekspresi datar,
Inara tak menoleh, ia hanya menghembuskan nafas beratnya,"Gue cuma mau nge rubah apa yang seharusnya gue inginkan, bukan Lo ataupun mereka sukai."dirinya tidak peduli jika dikatakan tidak sopan, jika ia menoleh untuk menatap lawan bicaranya, ia takut jika emosi di dirinya tidak terkendali, menatap wajah Aksa mengingat kan dirinya pada sosok Nara dan kejamnya Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't blame me (SELESAI)
Viễn tưởng(BELUM DI REVISI!!) #BANYAK KEKURANGAN DIHARAP MAKLUM, INSYAALLAH JIKA SUDAH TAMAT AKAN DIREVISI, TERIMAKASIH. #Campur. Ceritanya gak sedih kok. #FIKSI BELAKA. #plis jangan komen! selain kasih Krisan, penyemangat dan Next. ini kisah gadis bernama I...
