Jangan sampai mereka tau Ra, kalo Lo itu bukan Gue. Tetap jadi gue yang ceria, yang semua orang tau kalo gue cuma lupa ingatan, bukan mati!"
"Males tau gak!! Lo banyak ngomong, sedangkan Lo tau kan kalo gue bukan orang yang kayak gitu!"Ara menatap Nara dengan tatapan kecewa, Nara egois!.
"Gue cuma gak mau mereka tau kalau gue udah gak ada Ra, gue gak mau mereka sedih."Nara menatap Ara dengan tatapan memohon.
Ara menatap Nara dengan senyuman mengejek, ternyata Nara belum tau, ia sepenuhnya,
Inara berjalan mendekat ke arah Nara,"Lo pikir mereka se sayang itu sama Lo? mikir Nar, gimana sikap mereka sama Lo!! ada gak?mereka nunjukin rasa sayang mereka sama Lo?? ENGGAK NARA! MEREKA GAK SAYANG SAMA LOH!!"
"BAHKAN SAAT LO TERPURUK SEKALIPUN, MEREKA GAK PEDULI!!"
Nara menatap Ara dengan tatapan seduh, ia hanya ingin Ara tidak terlalu membalas keluarganya dengan kejam, hanya itu.
"Gue cuma gak mau Lo terlalu terfokus ke gue, masalah gue terlalu banyak Ra, gue gak mau terlalu nyusahin lo."
Ara tersenyum tipis,matanya berkaca-kaca, setidaknya ada yang peduli terhadapnya,"Gue cuman mau bantu Lo Nar. Di kehidupan gue dulu, gue udah banyak berbuat dosa, mungkin Allah kasih kehidupan ke Dua ini, biar gue bisa berubah jadi lebih baik. Gue gak keberatan sama sekali sama semua masalah Lo, gue janji kalau gue udah selesai, gue bakal balik, dan gue bakal ikut Lo."
"Gue berharap secepatnya Ra. Makasih, maaf gue terlalu egois ngekang Lo, sekarang gue benar-benar ikhlas tubuh gue sama Lo. Jaga diri Nar."Inara mulai menghilang dari pengelihatan Ara,
'Gue gak janji Nar, tapi gue mau bermain sedikit dengan mereka."
*****
BRAK!!!
"Aghhh!!"
"Bangun Inara, kamu seharusnya tidak tidur di jam saya!!"Merli menatap Inara dengan tatapan tajam,
Yah, Inara tadi hanya bermimpi, tapi kenapa seperti nyata?,
"INARAA!!!"wajah Merli bertambah merah, ketika melihat Inara malah melamun,
"Maaf buk,"Inara hanya menunduk, ia tidak sengaja tertidur di kelas, karena pelajaran yang dijelaskan Buk Merli terlalu mudah baginya,
"Keluar kamu dari kelas saya!!"
"T-tap--"
"KELUAR!!"
Inara hanya mengangguk, lalu berlalu dari sana, tujuannya sekarang adalah roftof, sudah biasa
Setelah sampai, ia memilih duduk di salah satu kursi yang berada di sana, pikirannya benar-benar kacau, ternyata kehidupan Nara benar-benar sulit.
Ia mengeluarkan satu bungkus rokok, dan satu korek api, satu batang ia keluarkan, dan langsung menyilapnya,
Hisab, hembuskan, hisab, hembuskan, hanya itu hingga tersisa setengah lagi, itu kebiasaan nya, sejak dulu ia memang selalu merokok menurutnya hal itu bisa membuatnya sedikit tenang,
Tanpa Inara sadari, kalau seseorang sedari tadi selalu memperhatikan nya, ia berjalan mendekati Inara yang tengah fokus menatap ke bawah roftof,
"Ehem!"
Inara hanya menoleh sekilas, lalu mengembuskan asap rokok nya,
Laki-laki itu memilih duduk di samping Inara, dan menatap lekat dirinya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't blame me (SELESAI)
Fantasy(BELUM DI REVISI!!) #BANYAK KEKURANGAN DIHARAP MAKLUM, INSYAALLAH JIKA SUDAH TAMAT AKAN DIREVISI, TERIMAKASIH. #Campur. Ceritanya gak sedih kok. #FIKSI BELAKA. #plis jangan komen! selain kasih Krisan, penyemangat dan Next. ini kisah gadis bernama I...