31.♥️🇮🇩🍒

19.9K 3.5K 398
                                    

"INARA UDAH JAM TUJUH!!!!!!!!"

*****

"NGEBUT VAN!!"

"LAMBAT BANGET SEH LOH!!"

Sejak tadi Inara tidak berhenti memaki Devano, membuat pria itu selalu mencoba sabar.

"Sabar Ra!ini semua juga gara-gara Mami. Gak bangunin gue!"

Entah hidayah dari mana Nata tidak membangunkannya lebih awal. Biasanya wanita itu akan selalu menyuruh nya bangun lebih awal. Tapi kali ini Nata malah membangun kan nya jam tujuh. Ia sih, senang. Tapi bukan jam segini juga maksudnya.

"Gue telat Van!!gimana dong!!! hiks"

Ditambah perkataan pedas dari Inara membuat ia selalu mengusap dada sabar.

"Nah! turun! gue mau sekolah!"

"Terus! gimana masuknya Van?!"

"Gak tau!keluar!gue mau ke sekolah gue!!"

Dengan cemberut Inara keluar dari mobil pria itu.

Devano melesat cepat membuat Inara rasanya ingin menangis saja.

Inara berbalik mengamati gerbang yang menjulang tinggi kini sudah tertutup rapat.

Ia berjalan mendekat, mencari satpam yang bisa ia sogok. Dan sayangnya di sana tidak ada satpam membuat ia meringis pedih.

Lama ia menunggu, menunggu yang tak pasti pula.

"Stt!!"

"ANJ---"

"Lo ngapaen ha!!"Inara mengelap mulutnya bekas pegangan Alex. Yah, yang membisikinya tadi adalah Alex.

Alex hanya diam, sesekali meniup tangan bekas gigitan Inara."Lo telat yah, tumben."

Inara hanya diam, mencoba sabar dengan pertanyaan Alex yang menurutnya,tidak penting.

"Pertanyaan Lo gak penting. Gue pengen pulang, gak boleh masuk pasti."

Baru saja ia melangkah beberapa langkah tapi tangannya malah ditarik kuat oleh Alex,"Paanseh!"

"Ikut gue!"

Alex menarik kuat tangan Inara agar mau mengikuti dirinya, setelah sampai di tempat yang Alex maksud Inara malah terdiam, tidak tahu harus apa.

Didepannya sudah ada  tembok tinggi yang menjulang membuat ia bergidik negeri."Mau ngapain?"

"Naik Ra. Mau masuk gak Lo?"

Inara hanya mengangguk, tapi ia tidak mau naik, ia takut tinggi.

Alex mulai membuat aba-aba membuat Inara gelisah."Ini gue naiknya gimana Lex!gak berani!tinggi!"

Alex diam, melirik Inara yang sedang misah-misuh, ia berjongkok ntah untuk apa.

"Ngapain Lex! "

Alex mendongak, lalu berdecak,"Naik Ra. Katanya takut tinggi!!"

"APA BEDANYA ALEX! sama-sama tinggi kalo naik!"

Ia bisa manjat, ia hanya takut tinggi.

"Naik aja, nanti kalau di atas Lo tunggu biar gue nangkap Lo di bawah!"

Ia sudah pegal berjongkok sejak tadi.

Inara hanya diam, lalu mulutnya membulat membuat Alex yang sejak tadi melihatnya merasa bingung.

"Lo modus yah?!gue pake rok, makanya Lo suruh gue naik?!"ia menutup mulutnya, merasa tidak percaya dengan pikiran kotor Alex.

Alex kembali berdecak, lalu berdiri, menatap tajam pada Inara yang tetap dengan raut wajah terkejut."Gak ada gunanya gue lihat yang Lo!kalo gue pengen gue bisa nyewa cewek luaran sana!"

Don't blame me (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang