"Abang juna, kalo biasanya ni yah, ke sekolah penampilan aku kayak gimana?"saat ini, ia bersandar di dinding, berhadapan dengan Juna yang tengah duduk di kursi
Arjuna tersenyum tipis, ia sudah tau kalo majikannya ini mengalami amnesia ringan, yang tentu saja berdampak lupa ingatan, yakali lupa sama Lo yang udah nemenin dia dari nol, canda.
"Nara kalo ke sekolah dandanan nya cantik banget menor, bajunya juga pas ketat dan rapi,"ucap Arjuna, yakali dia bilang yang jujul,
"Ya'udah Ara besok udah mau sekolah bang, Abang anterin Ara yah?"
"Pasti dong. Ya'udah Abang ke depan dulu, takut kalo Tuan pulang, Abang nya gak ada."Arjuna mengacak rambut Inara gemas, lalu berlalu pergi dari kursi di taman belakang. Ya, mereka berada di taman belakang rumah, yang pemandangan nya sangat menyejukkan.
Inara mengeluarkan nafas lelahnya, Arjuna tidak mau menyakiti hatinya, makanya Arjuna berbohong tentang penampilannya. Padahal yang sebenarnya, baju Inara sangat terbuka, mak-up enam lapis.
Itu Inara yang dulu, kalian bakal menyesal karena membuat Inara menderita, batinnya. Inara tersenyum misterius, tentu saja semua itu memiliki arti.
*****
Jam menunjukkan pukul 15.30 Inara sudah siap dengan dompet mini hitamnya, untuk nyalon. Rubah penampilan cuy.
Saat menuruni tangga, ia melihat satu keluarga yang tengah berbincang-bincang, lalu tertawa lepas.
Ia tidak mau menghiraukan mereka, ia ingin segera pergi, tapi panggilan dari seseorang membuatnya harus putar balik lagi dan menghadap ke keluarganya yang sedang menatapnya datar, menyebalkwan.
"Mau ke mana kamu?"itu suara bas milik tuan Anderson.
"Mau ke sa--"belum sempat menjawab pertanyaan sang bapak, Gara sudah memotongnya, membuat Inara mencebik kesal,
"Palingan mau nge-jalang dia Pah."tutur Gara membuat Geri tersenyum mengejek ke arah Inara,
Sedangkan Inara sudah memasang wajah datarnya, malas sekali ia harus membuang waktu dengan berdebat dengan orang bodoh macam keluarganya.
"Mulut Lo lemes banget sumpah, kayak bukan orang terpelajar!"ujar Inara berucap santai, tentu saja itu membuat keluarganya melongo heran, biasanya Inara akan menunduk, takut. Tapi ini? ah mereka lupa kalau Inara lupa ingatan.
"Inara!!"bentak tuan Anderson.
"Ya??"ucap Inara terlalu santai, yang membuat Anderson naik pitam,
Ia berjalan ke arah Inara dengan nafas mengebu-ngebu, Gara dan Geri sudah tersenyum miring, ini yang mereka tunggu.
"Kamu sudah berani sama saya hah!!"Tuan Anderson sudah berdiri di depan Inara dengan wajah memerah menahan amarah.
"Saya salah apa tuan? saya hanya bilang sejujurnya, kalu anak anda seperti tidak terpelajar."Inara tetap santai, tanpa tahu bahwa tangan Anderson bersiap untuk menampar pipinya.
HAP.
Belum sampai di pipinya, Inara sudah sudah menahan tangan Tuan Anderson, yang sudah berjarak beberapa senti dari pipi nya,
"Sorry. Gue gak Sudi tangan kotor Lo nyentuh pipi gue!" Inara menghempaskan tangan Ayah nya itu dengan kasar, lalu berlalu pergi dari sana
Biarlah ia disebut anak durhaka, ia tidak peduli.
Sedangkan keluarganya masih dibuat Syok dengan perubahan Inara, gadis itu berubah.
*****
Inara sudah selesai dengan salonnya.
Ia bercermin mengamati rambutnya dengan gaya baru, rambut lurus dan hitam sebelumnya, kini sudah berwarna hijau dan sedikit bergelombang,
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't blame me (SELESAI)
Fantasia(BELUM DI REVISI!!) #BANYAK KEKURANGAN DIHARAP MAKLUM, INSYAALLAH JIKA SUDAH TAMAT AKAN DIREVISI, TERIMAKASIH. #Campur. Ceritanya gak sedih kok. #FIKSI BELAKA. #plis jangan komen! selain kasih Krisan, penyemangat dan Next. ini kisah gadis bernama I...
