Inara mendengus geli, "Apaan si Na, gue juga gak minta tunggu kan sama Lo?"
Ia kini sudah di area parkiran, setelah kedatangan Anara tadi, ia segera memilih pamit pada Zana, untuk pulang, sekalian juga mengurangi rasa malu ketika Anara teriak-teriak memekakkan telinga.
"Gue punya ke-peka an yang kuat Ra, makanya mau nunggu loh, gak mungkin kan Devano jemput elo?"Ia memicingkan matanya, sedikit menyelidik.
"Ahh, Lo cocwit banget seh,"Inara memeluk lengan Anara, membuat sang empu terkejut.
"Ew, jangan gini malu!"Anara mencoba melepaskan tangan Inara dari lengannya.
Ia hanya terkekeh kecil, saat wajah Anara yang nampak kesal,
"Bentar ya Ra, gue mau pamit sama Vano dulu, takut aja nanti dia jemput gue, padahal gue udah pulang."Inara mengeluarkan handphone dari dalam saku roknya.
Inara menghidupkan handpone nya mencari no Devano, setelah tersambung, ia segara berbicara,
"Hay sayang."Inara terkekeh geli, ia merasa sedikit agresif,
Devano tergelak, menutup mulutnya kuat,"Jangan gitu dong Ra!", bisa Devano dengar kalau gadis itu tengah terkekeh geli,
"Gue udah pulang dari sekolah Van, jadi jemput?"sebenarnya Inara hanya ingin pamit,
"Kok udah pulang?"
"Balik cepat Van."
Devano menghembuskan nafas beratnya,"Maaf Ra kayaknya gak bisa, soalnya gue kan anak Sholeh dan tidak suka bolos."jangan percaya!
Inara memutar bola mata malas,"Sok banget seh Lo! Ya'udah kalau gak bisa gue numpang sama Ana aja."
"Oke."Devano langsung mematikan sambungan secara sepihak, membuat Inara mendengus kesal.
"Gimana Ra?"tanya Inara yang tengah menatap Handpone nya,
"Si Vano gak bisa Na."
Anara mendongak, mematikan handphone nya lalu memasukkan ke saku.
"Ya'udah bareng gue aja."
"Gak bisa Na, soalnya gue mau belanja dulu, makanan di kulkas udah pada habis."
"Gue kan bisa nemenin Lo,"
"Gak bisa Na!"Inara tetap kekeuh dengan penolakannya, sebenarnya ia ingin pergi dengan seseorang.
"Kenapa?"berniat mencongkel apa yang di inginkan Inara,
"Pokoknya gak bisa! Lo pulang aja."
Anara menggeleng, "Gak! biar gue aja yang teme-- e-eh kejepit! kejepit!!"Inara dengan kuat mendorong Anara agar masuk ke dalam mobil milik gadis itu, lalu dengan cepat ia menutup pintu nya dengan kasar, membuat yang di dalam terlonjak kaget,
"SIAA--"
"Dadah Na."
Anara menggerutu kesal, kenapa Inara tidak mau temani, aneh.
Anara melajukan mobilnya, ia tidak mau melirik sama sekali pada Anara yang tengah berjoget ria.
Inara berbalik, menemukan Aksa dkk yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sedikit aneh.
Ia sampai lupa kalau ada laki-laki yang sejak tadi mengikuti Anara, ck ia malu!
Inara menyelipkan beberapa helai rambut, ia mendekati Algio,
"Kak Algio sibuk ga, hari ini?"Inara senyum-senyum tidak jelas, membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa lucu.
"Gue selalu sibuk Ra."Algio sedikit menunduk, karena Inara hanya sebatas dadanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't blame me (SELESAI)
Фэнтези(BELUM DI REVISI!!) #BANYAK KEKURANGAN DIHARAP MAKLUM, INSYAALLAH JIKA SUDAH TAMAT AKAN DIREVISI, TERIMAKASIH. #Campur. Ceritanya gak sedih kok. #FIKSI BELAKA. #plis jangan komen! selain kasih Krisan, penyemangat dan Next. ini kisah gadis bernama I...
