21.♥️🇮🇩🍒

35.1K 4.8K 161
                                        

Anara yang terkejut dengan tidak sadar menepuk kuat bahu Inara, membuat sang empu meringis sakit, lalu menoleh pada pelaku,

"Maksud kak Algio bukan gitu bego!modelan om-om gitu kan banyak, jangan nyari yang udah punya bininya!"

Inara menatap malas pada Anara,"Lo gak tau jatuh cinta pandangan pertama itu gimana!"

"Cak! cinta boleh goblok jangan, Lo kalo suka sama orang, jangan yang ada bininya, murcehan tauk!"

"Gue gak tau Na kalau udah punya istri, lagian kalau model ke gitu jadi yang ke-empat pun gue sudi!"

Anara hanya memutar bola mata malas, kenapa Inara suka dengan om-om padahal yang seumuran banyak yang ganteng."Lo sukanya sama om-om karena jenggotnya kan?"

"Yee, enggak juga kali, cinta itu sulit diartikan jadi gue gak terlalu pilih-pilih Na."

"Lah terus Lo bilangnya tadi, karena ada jenggotnya!? Lo gimana seh!"

"Misalnya ni Na, bapak Lo punya jenggot jadi gue harus suka sama bapak Lo gitu?gue emang suka om-om tadi karena jenggotnya, tapi bukan berarti gue harus selalu suka orang karena jenggotnya juga! konsep yang Lo buat salah!"

"Tapi Lo bil---"

"Udah-udah, otak lo sempit gak akan bisa nampung ucapan gue tadi."

Anara cemberut, menoleh ke kiri melihat ia kini tengah menjadi tatapan oleh beberapa pria, bukan dirinya sih, tapi Inara,

"Pokoknya ya ni Na, gue ga pa pa jadi yang ke-empat kalau modelan kayak gitu!"Inara kekeuh dengan keinginan anehnya,

Algio terkekeh, berjalan mendekat ke arah Inara mengacak rambut gadis itu gemas,"Kenapa Ara mau jadi yang ke-empat sedangkan Ara bisa jadi satu-satunya di laki-laki yang tepat."Algio tersenyum lebar, sedikit lucu dengan kejadian tadi,

Sedangkan Inara sudah menegang di tempatnya, suara Algio sangat lembut, laki-laki itu benar-benar dewasa, ia kagum.

Inara mendongak menatap wajah Algio yang masih tersenyum lebar,"Kak Algio kalau ngomong jangan lembut kak, kalo gue suka gimana?"Inara sedikit tersenyum tipis saat melihat seseorang tengah menunduk dalam,

Algio terkekeh, ada-ada saja, tiba-tiba senyumannya hilang saat merasakan sesuatu di dalam dadanya berdebar semakin kencang saat Inara malah bergelayut manja pada lengannya,

Ia melirik ke bawah dimana kepala Inara tengah menempel pada lengannya,

Anara berdecak kesal, urat malu Inara memang sudah putus ternyata, mereka masih di tempat semula di mana gadis itu membawa nya berlari hanya karena om-om, ia saja malu, padahal bukan ia biang onar disini,

"Masuk kelas Ra, Lo gak denger bunyi bel!"Anara berucap sinis. Memang bel sudah berbunyi tanda pelajaran akan dimulai kembali, karena disekolah nya istirahat hanya sekali dan itu hanya tiga puluh menit.

Inara hanya mengangguk dan pergi dari sana mengikuti Anara yang telah pergi dulu.

Algio mengedarkan pandangan, tatapannya tertuju pada Aksa yang menatap nya datar, ia tahu laki-laki mulai ada rasa terhadap Inara.

*****

"Ssttt Devano oleng!!"

Devano menoleh melihat Bara yang tengah mengawai-ngawai dirinya, agar mendekat ke arah pria itu.

Devano berdiri pamit pada teman-teman dan berjalan cepat ke arah Bara yang berada di baling dinding,

"Ngapain?"Devano bertanya dengan alis terangkat sebelah,

"Sherina lagi ciuman di belakang sekolah."

Devano menyerngit bingung, sejak kapan Bara kepo dengan segala urusan Sherina, gadis yang membuat sahabat nya selalu menderita, anak angkat yang selalu membalikan fakta itu membuat Devano benar-benar benci,

Don't blame me (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang