28.♥️🇮🇩🍒

23.3K 3.8K 117
                                    

Seorang gadis masih duduk tenang di tempatnya, padahal ia sudah tiga jam duduk di sana, sendiri.

Gadis itu adalah Inara, setelah Algio pergi, ia masih di sana menunggu jam pulang sekolah.

Selesai acara pelukan antara dirinya dan Algio, Algio memilih kembali ke kelas karena laki-laki itu tidak mau bolos.

Inara tidak masalah ia juga paham bagaimana Algio memperjuangkan diri sebagai seorang siswa.

Belum ada niatan untuk ke kelas, ia juga sudah malas karena jam pertama ia memang tidak masuk.

Ia melihat ke arah jam tangannya, jam sudah menunjukan pukul dua lewat setengah yang artinya tiga puluh menit lagi ia bisa pulang.

Inara memijit pelan pangkal hidungnya, lalu bersandar pada sandaran kursi yang sejak tadi tak pernah ia tinggalkan.

Merasa sedikit pusing Inara memejamkan matanya lalu mengetuk-ngetuk pelan kepalanya.

Ia berdecak pelan, karena sehabis sekolah ia harus ikut dengan Devano padahal ia ingin langsung rebahan, tapi tak apa, ia bisa rebahan di kamarnya di rumah Devano.

Kring!kring

Inara yang terlonjak kaget, lalu dengan cepat berdiri lalu menyambar tasnya yang berada di samping.

Ia berjalan dengan pelan, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya menerbangkan rambut yang selalu ia gerai.

Merasa handpone yang sejak tadi ia pegang bergetar, Inara segera mengecek,

Inara segera mematikan panggilan setelah tahu siapa yang menelepon nya.

Seseorang di seberang sana menghela nafas kasar karena panggilan dirinya di tolak.

Ia kembali mendongak mengamati pagar yang sudah di buka oleh satpam, tak lama ia menunggu keluarlah mobil yang diisi sosok yang ia tunggu sejak tadi.

Setelah lurus dengan tubuh Devano, Inara segera membuka setengah kaca mobilnya.

Devano menatap pangling pada wajah Inara yang memakai  kaca mata hitam.

Inara berdecak pelan saat melihat Devano yang tidak berkedip menatapnya.

"Ayo bego!"

Devano tersentak kaget lalu mendekat ke mobil Inara, membuat gadis itu menyerngit bingung,

"Ngapain?!"

"Pindah Ra. Biar gue yang bawa."pinta Devano.

"Lah! Motor bebek Lo Mane?"

"Udah gue pulang-in."

"Lah?"

"Nanti aja Ra nanyanya, gak enak yang di belakang udah nunggu Lo keluar!"

Inara melihat dari kaca, benar! dibelakang sudah banyak yang mengantri karena ia menutup akses keluar.

Inara buru-buru pindah ke samping, membiarkan Devano masuk dan mengemudikan mobilnya.

Setelah cukup jauh dari area sekolah, Devano membuka suara,"Motor gue udah gue balikin, terus minta antar sama supir."

"Ke sekolah gue?"

"Bukan!ke alam kubur sama badan asli Lo!"Devano berucap seenak jidat, membuat Inara mengerling Judes.

"Ye, be aja dong!"

Devano memutar bola mata malas, setelah seperkian detik kemudian Devano kembali berucap. "Gue punya kejutan buat lo Ra."

"Kejutan apa'an?"

Don't blame me (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang