"Mau Lo apasih sebenarnya?!"
"Lo pengen buat gue sehancur apalagi!!"
"Apa belum cukup penderitaan gue selama ini?
"Salah kalau gue mau bahagia?"
"Lo bahkan gak beri gue kesempatan untuk merayakan semua kelulusan masalah gue."
"Lo kenapa sih sebenarnya!!!?"
"Lo buat gue menderita!"
"Apa yang Lo lakuin selanjutnya?bikin mati semua orang yang ada di dekat gue?"
"Gak habis pikir tau gak, otak lo dimana??"
"Sakit... hati gue sakit saat tahu semuanya, gue...G-gue kecewa, rasanya gue gak percaya sama semuanya!"
"Gue gak tau masalah Lo ke gue sebenernya apa, tapi gue berharap kalau gue menghilang dari bumi ini, agar Lo bahagia tanpa harus meruntuhkan semua pertahanan gue.
Kalau bunuh diri itu gak dosa, rasanya udah lama gue hilang.
Gadis itu menatap lembut pada pria yang berdiri di hadapannya.
"Gue benci sama lo."
"Semoga kita bisa bahagia dengan orang-orang yang tulus--"gadis itu menyeka air matanya yang menetes,
"Dan gue pengen kita putus!!"tandasnya, lalu berjalan pelan pergi dari tempat itu. Meninggalkan seorang pria yang tengah berdiri dengan tangan yang mengepal.
*****
Memandang Lamat seseorang yang tengah duduk dengan tangan yang menutupi seluruh wajah, duduk lesehan, di tepi kolam.
Helaan nafas terdengar jelas, ia berjalan mendekat dengan secangkir teh hangat, untuk menghangatkan tubuh gadis itu.
"Gue mau sendiri."ucapnya serak.
Langkah pria itu terhenti, berjarak beberapa langkah dari gadis itu.
"Gue ba--"
"Gue pengen sendiri!!"bentaknya.
Pria itu terlonjak kaget, memilih mendekati gadis itu dengan langkah yang lambat, tidak perduli dengan apa yang terjadi selanjutnya.
Memegang lembut bahu gadis itu, "Kenapa?"
Masih dengan wajah yang ditutupi, menepis kuat tangan Devano.
"Gue pengen sendiri!! Lo paham kan?!"suaranya pelan namun penuh dengan penekanan.
Devano diam, dengan tangan yang terangkat untuk mengelus rambut Inara,"Lo punya masalah Ra?Lo bisa cerita sama gue?!"ucapnya tulus.
Decakan kuat dari Inara,"Gue pengen sendiri!Lo paham gak sih!?"
Inara menatap nyalang Devano.
Wajah Inara memerah, kantong mata yang besar dan hitam membuat Devano terkejut.
Devano tersenyum tipis, menyerahkan teh yang ia buat kepada Inara.
Bukannya menerima, Inara malah menepisnya membuat teh itu tertumpah di tangan.
"Gue bilang gue pengen sendiri!! Lo paham kan?atau Lo gak paham sama ucapan manusia?!"sarkas nya.
Devano terkejut, pria itu menarik sudut bibirnya, mengambil nafas banyak-banyak, agar lebih sabar dengan sikap Inara.
Lengan dan tangannya yang perih membuat pria itu meringis.
"Lo bisa cerita sama gue Ra, gue bisa bantu, Lo gak usah kasar kayak gini."lembut, sangat lembut suara Devano.
![](https://img.wattpad.com/cover/278939847-288-k278710.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't blame me (SELESAI)
Fantasia(BELUM DI REVISI!!) #BANYAK KEKURANGAN DIHARAP MAKLUM, INSYAALLAH JIKA SUDAH TAMAT AKAN DIREVISI, TERIMAKASIH. #Campur. Ceritanya gak sedih kok. #FIKSI BELAKA. #plis jangan komen! selain kasih Krisan, penyemangat dan Next. ini kisah gadis bernama I...