41.🍒🇮🇩♥️

14.2K 2.7K 183
                                        


Deg!!

Mata Inara membulat, pikirannya tertuju pada satu orang, yaitu Devano. Apa pria itu salah paham?

Inara menggigit ujung kukunya, menatap Anara khawatir,"L-lo serius Na?"tanyanya dengan suara rendah.

Gadis itu menyerngit,"Iya. Emang kenapa?"Anara balik bertanya.

Wajah Inara pucat,"G-gue, G-gue p-pasti Vano salah paham sama gue Na,"suara Inara tercekat,

Anara masih belum paham, otaknya mencoba berpikir apa yang sebenarnya terjadi,"Jelasin sama gue pelan-pelan, oke?"Anara mencoba menenangkan Inara yang sudah ketar-ketir.

Inara menggeleng,"Nanti aja. Gue pergi dulu, bay!!"Inara berlari meninggalkan Anara yang masih dengan wajah bingungnya.

"Lo kenapa sih Ra?"batinnya.

*****

Anara mencoba menghubungi nomor Devano, sudah puluhan kali namun belum juga pria itu angkat,

Tangannya yang sibuk dengan Handpone dan sebelah lagi sibuk dengan setir mobil, membuat ia hampir saja membanting stir,

"HATI-HATI OUY!!!teriak seseorang yang ada di dalam mobil itu.

"MAAF!!!"

Inara meletakkan handphone nya ke sembarang arah, melajukan dengan kecepatan tinggi, gadis itu berdecak kesal,

"Lo dimana di Van!!"

"Jangan gini dong, gue bisa jelasin semuanya,"Inara memukul keras stir mobil,

Otaknya berkelana mengingat dimana Devano berada.

"Bara, ya Bara!!"Inara berhenti di tepi jalan,

Menghubungi Bara. Biasanya Devano akan bersama Bara jika mempunyai masalah, tapi ia tidak tahu kemana pria itu pergi.

Sambungan terhubung, membuat Inara bernafas lega,

"BAR!!Lo sama Devano gak??"

"Untung ada lo Ra!! Devano mabok anjing!! Mana udah banyak banget minum nya!!!

"Jangan bilang bego!!"suara kecil di seberang sana membuat Inara menghela nafasnya.

"Kirim alamatnya sama gue!!!"

"Jangan dong Ra, Devano nanti marah sama gue,"Bara merengek,.

"Gak ada!! Cepat Sherlock!!satu menit belum Lo kasih tau, gue keluarin Lo dari Genk gue!!"

"Oke, oke. Lo tunggu aja."

Inara mematikan sambungan dari Bara. Tidak lama menunggu handphone nya berbunyi, dan membaca chat dari Bara. Tidak terlalu jauh dari tempatnya sekarang,

Inara kembali melanjutkan mobilnya dengan santai ia membelah jalanan kota yang tidak terlalu macet, melirik handphonenya dan Kembali fokus ke depan.

Tempat yang Bara berikan adalah sebuah lokasi Bar mewah, Inara yakin akan banyak wanita seksi di sana yang mencoba merayu ayang Bebebnya. Inara tidak akan biarkan, ia juga bisa berpakaian seksi jika ia mau, Inara tidak akan kalah dalam body walaupun gadis itu sedikit tepos.

Meneguk ludah kasar ketika sudah sampai, sudah lama sekali ia tidak memasuki kawasan haram seperti ini.

Beberapa tahun belakangan, Inara memang sudah tobat jika dalam minum-minum,

Ia sudah berganti baju di dalam mobil, tidak mungkin ia masuk ke dalam sana masih menggunakan baju sekolah, selain merusak nama sekolah ia juga malu ketika mereka tahu kalau ia masih anak sekolah.

Don't blame me (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang