Inara. Gadis itu baru bangun, ia melihat ke arah jam Beker yang berada di atas lemari kecil di samping tempat tidurnya,Jam menunjukkan pukul delapan malam,
Inara mengucek matanya, lama sekali ia tidur pikirnya,
Ia berjalan gontai ke arah kamar mandi,
Setelah selesai Inara terduduk kembali di atas kasurnya,
Ia berjalan ke arah balkon apartemen , mengamati jalanan kota Jakarta yang begitu padat,
Memandang kosong kendaraan yang berlalu-lalang,
Ia berpikir keras, Nara gadis itu apa kabar, bukannya bunuh diri dilarang, lalu apa yang terjadi pada arwah gadis itu, apa ia tidak diterima, sehingga selalu bergentayangan.
Memikirkan hal itu, ia teringat pada dirinya sendiri, apa yang ia lakukan kedepannya, hidup Nara terlalu hampa.
Tidak ada yang seru di hidup gadis ini, orang tua yang pemaksa, Abang yang begitu membencinya, kisah cinta tragis, benar-benar menyedihkan.
Hidupnya dulu memang tidak bahagia, tapi hidupnya tidak kesepian seperti ini,
Ia banyak teman, ia punya sahabat dan ia punya kesibukan lain, yang membuat ia lupa akan luka di dalam rumah.
Jika di tubuh Nara ia selalu memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya,
Tapi setidaknya tubuh Inara tidak dibawah tekanan sang Ayah lagi,
Jika di pikir-pikir ia yang dulu memang lebih beruntung dari Nara.
Kehidupan gadis ini benar-benar tidak ada yang spesial,
Kerjaan Nara hanya di rumah, dan sekolah, tidak heran gadis itu selalu frustasi,
Coba saja jika Nara selalu menyibukkan diri dengan hal yang berbau positif, mungkin gadis itu akan bertahan cukup lama.
Ia saja yang baru satu bulanan di tubuh Nara sudah bosan dengan semua kegiatan Nara,
Bisnis gadis itu sudah ada orang kepercayaan yang menjalankan nya, tidak enak kalau dirinya mengambil ahli kembali, ia juga tidak mau terlalu mencampuri urusan Nara, walaupun sekarang ia adalah Nara, ia ia tetap sadar akan posisi nya.
Inara menunduk dalam, air matanya menetes, sesak sekali rasanya ketika selalu seperti ini, bosan selalu melanda jika sekolah telah usai, kembali ke rumah, tidur, makan. Ia tidak mau seperti ini terus
Ia ingin teman curhat, ia ingin teman yang tau semua apa yang ada pada dirinya, ia ingin seseorang yang selalu mendengar keluh kesahnya, ia ingin seseorang yang bisa ia percaya,
Anara?ia tahu gadis itu baik, tapi ia tidak mau gadis itu selalu memikirkan masalahnya,
Sebenarnya tidak ada masalah di kehidupan Nara, tapi kehampaan hidup Nara membuatnya tidak nyaman, jika lebih lama lagi, iya tidak yakin akan bertahan, mungkin saja ia mengikuti jejak Nara yang bunuh diri.
Apa ia harus kembali dengan orang masa lalunya?
Ia benar-benar kesepian. Apa ia harus menceritakan yang sebenarnya, kalau ia Ara, bukan Nara.
Terlalu banyak berpikir,membuat Inara lapar, gadis itu memilih kedapur, mencari apa saja yang bisa di makan,
Kosong. Semua nya kosong, lemari, kulkas kosong semua.
Inara duduk di salah kursi, ia menuangkan air, dan meminumnya dengan sekali tegukan.
Melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam, Inara segera bersiap mencari apa saja yang ada diluar,
![](https://img.wattpad.com/cover/278939847-288-k278710.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't blame me (SELESAI)
Fantasy(BELUM DI REVISI!!) #BANYAK KEKURANGAN DIHARAP MAKLUM, INSYAALLAH JIKA SUDAH TAMAT AKAN DIREVISI, TERIMAKASIH. #Campur. Ceritanya gak sedih kok. #FIKSI BELAKA. #plis jangan komen! selain kasih Krisan, penyemangat dan Next. ini kisah gadis bernama I...