Sudah seminggu berlalu, tapi tetap belum ada tanda-tanda bahwa ia akan sadar, seolah-olah mimpinya lebih indah dari kehidupan nyatanya.
Banyak yang menunggu dirinya kembali, banyak yang selalu berkunjung untuk melihat kondisi Inara.
Yah, gadis itu belum sadar. Sejak dimana ia pingsan seminggu yang lalu, sampai sekarang belum ada tanda dirinya akan bangun dari mimpi itu.
Mommy dan Daddy nya lebih banyak melamun, apa yang di katakan gadis itu benar-benar membuat mereka tidak pantas disebut orang tua.
Mereka benar-benar tidak tahu, dampak dari tekanan yang mereka berikan akan berakibat fatal seperti itu,
Mereka benar-benar menyesal,
Apalagi ketika mendengar penjelasan sang dokter mengenai kondisi Inara,
Mawar benar-benar terpuruk, hampir setiap malam wanita itu menangis, hatinya benar-benar sesak, ketika mengingat bagaimana gadis itu selalu memintak mereka agar jangan memarahi nya ketika nilai nya turun, mengingat bagaimana gadis itu selalu bersujud di kaki sang suami, saat akan di cambuk, ingatan-ingatan yang dulu selalu menghantuinya,
Ia menyesal, bahkan dirinya dulu tidak segan-segan membantu sang suami saat akan menindas sang anak,
Ia benar-benar menyesal, bila waktu bisa di putar ia ingin kembali di mana gadis itu masih ceria-cerianya.
*****
Di ruangan serba putih, terbaring seorang gadis dengan balutan alat medis yang cukup lengkap, disampingnya berdiri sang ayah yang tidak pernah alpa selalu mengunjungi anak nya,
"Bangun sayang, Daddy minta maaf. Daddy tidak akan memaksamu lagi, tapi kau harus sadar."Anderson menatap putri nya dengan tatapan terluka,
Ia tidak tau lagi harus meminta maaf dengan cara apa jika putrinya sadar.
Luka yang ia torehkan pada sang putri benar-benar berdampak besar,
"Daddy berjanji sayang, jika kamu sadar Daddy akan memperlakukan kamu selayaknya putri yang di istimewa kan. Itu kan yang kamu mau sejak dulu??kamu benar sayang, kamu seharusnya diperlakukan layaknya seorang putri, kamu istimewa, tidak seharusnya saya selalu menyiksa kamu. Maaf kan Daddy nak,"Anderson menumpahkan air matanya, dada nya benar-benar sesak, kenapa ia harus sadar sekarang? kenapa ia tidak sejak dulu, padahal sifat dan sikap gadis itu bisa membuat dirinya sadar bukan??
"Daddy pergi dulu. Daddy harap kamu segera sadar sayang."Anderson berdiri lalu mencium kening putrinya dengan lamat, lalu pergi dari sana, jika ia tidak pergi, akan membuat rasa bersalah di hatinya bertambah.
****
Alam bawah sadar.
"Pulang aja lah Ra, kasian, banyak orang yang nunggu kamu sadar,"bujuk Nara susah beribu kali,
Inara menoleh sekilas, lalu mengembuskan nafasnya berat,"Gue nyaman di sini Na. Lo aja yang pulang, gue udah gak mau,"
"Lah??bukannya Lo belum mau pulang, katanya pengen perbaiki diri."Nara tak habis pikir, dulu saat ia mengajak untuk pulang Inara malah tak mau, lah ini?
"Ya'udah gue pulangnya sekarang aja! belum habis kan karcis nya?"
"Udah habis lah! Lo lambat soalnya!!"
Inara berdecak kesal, pengen pulang ke jalan Rahmatullah aja susah, kenapa ia tidak pulang saja sejak dulu,
Nara dibuat terkejut dengan sebuah cahaya yang muncul tiba-tiba, "Noh, noh cahaya mau ke dunia udah ada Ra. Cepetan pulang!!"Inara mengguncang tubuh Ara dengan kencang,
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't blame me (SELESAI)
Fantasy(BELUM DI REVISI!!) #BANYAK KEKURANGAN DIHARAP MAKLUM, INSYAALLAH JIKA SUDAH TAMAT AKAN DIREVISI, TERIMAKASIH. #Campur. Ceritanya gak sedih kok. #FIKSI BELAKA. #plis jangan komen! selain kasih Krisan, penyemangat dan Next. ini kisah gadis bernama I...