Part 20

1.7K 92 21
                                    

Happy Reading

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, tibalah mereka di Mension mewah milik keluarga Blanc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, tibalah mereka di Mension mewah milik keluarga Blanc. Tempat yang selalu menjadi pilihan ketika akan diadakan acara keluarga, berkumpul, serta perayaan lain oleh keluarga itu. Seperti saat ini.

Dulu, Viona kerap sekali berkunjung kemari. Entah itu sekedar menginap, melepas rindu, atau hanya mampir. Setiap seminggu tiga kali ia dan sang suami pasti selalu menyempatkan waktu untuk berkunjung kemari. Bahkan setelah kelahiran Agris, mertuanya itu sampai memaksa agar ia tinggal di sini. Dengan alasan bahwa mereka ingin selalu melihat dan ikut mengurus cucu perempuannya itu.

Mengingat semua kenangan indah itu, seketika membangkitkan kesedihan yang selama ini sudah coba dia kubur rapat-rapat. Tanpa terasa, air matanya mengalir. Namun dengan sigap ia segera menghapusnya.

Namun, tanpa Viona sadari dari belakang Ariel telah melihat itu. Sedari memasuki kawasan Mansion, Ariel terus mengamati perubahan sikap sang mama. Jujur saja, Ariel juga merasakan perasaan yang sama seperti yang mama rasakan. Karena di tempat inilah berbagai kenangan indah bersama mendiang papa tercipta. Tawa dan canda semuanya melekat indah dalam memori hingga saat ini. 

Mereka keluar dari mobil kemudian berjalan beriringan menuju pintu utama. Setelah sekian lama tidak memijakkan kaki di atas tanah ini, seketika berbagai perasaan bercampur aduk menyerang mereka. Sontak mereka berdua dengan bersamaan menghentikan langkah. Hal itu tentu menciptakan segaris kernyitan didahi Tristan. Bahkan kernyitan didahi nya semakin dalam kala melihat Ariel dan Viona secara kompak memejamkan mata.

"Kalian, baik-baik saja?" tanya Tristan memastikan. Namun tidak ada respon dari keduanya, sehingga membuat dia semakin bertanya-tanya.

Sedetik kemudian Ariel membuka mata. Ia menolehkan kepalanya ke kanan. Di sana, dapat Ariel lihat sebuah taman bunga yang sangat cantik. Kebanyakan hanyalah bunga mawar merah dan putih yang memenuhi taman.

Ia tersenyum. Bunga kesukaannya dirawa dengan baik ternyata.

Sejenak, ia menengadahkan kepalanya ke atas. Guna mencegah lelehan bening yang sudah siap untuk meluncur. Bersamaan dengan itu berbagai bayang-bayang masa lalu berputar dikepala nya.

"Papa! Alil capek. Papa jangan lali-lali dong," keluh Ariel kecil sembari mengatur nafasnya yang tidak beraturan karena sehabis berlari mengejar sang papa.

Dari depan, Reno tersenyum kala melihat putrinya yang kelelahan sehabis mengejarnya. Kemudian dia berjalan menghampiri Ariel.

"Eh, Putri Papa bisa capek juga ternyata, hahaha."

Mendengar nada mengejek dari sang papa sontak membuat Ariel kecil kesal, lalu tanpa berpikir panjang ia arahkan tangan mungilnya ke kepala sang papa yang kebetulan tengah berjongkok. Kemudian ia menjambak rambut papa nya itu. Alih-alih kesakitan, Reno justru tertawa terpingkal-pingkal karena mendapat serangan yang tidak terduga dari putrinya. Dia pun berdiri kemudian berlari guna menghindari amukan putrinya. Pada akhirnya mereka berlari kejar-kejaran dengan diselingi tawa.

Ex Boyfriend Is My StepfatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang