Happy Reading
Ditengah keterdiama keduanya, suara teriakan disusul panggilan bernada manja membuat mereka langsung mengalihkan pandangan pada sumber suara.
Sosok cantik dengan tinggi semampai, pakaian sedikit minim, serta wajah penuh make up adalah pemandangan yang pertama kali Ariel lihat ketika pintu ruangan Gabriel terbuka. Kesan sexy dan nakal pun langsung tersemat di benaknya.
Ariel tercengang tak percaya dengan apa yang sedang dia lihat, seakan paham dengan kebingungannya, Gabriel pun segera menjelaskan. Takut-takut jika terjadi salah paham dan membuat dia kerepotan karena itu.
"Ariel, perkenalan dia Sophia."
"Sophia, calon tunangan Gabriel." Tanpa diminta Sophia langsung mengulurkan tangannya. Menyingkirkan Gabriel dari sisi Ariel dan membawanya ke belakang tubuhnya.
Ariel yang masih diambang kebingungan pun mau tak mau menyambut baik jabat tangan Sophia. Masih dengan kebingungan yang belum usai, Ariel pun menatap bertanya pada Gabriel. Matanya menyipit meminta penjelasan.
Diposisi Gabriel yang juga tengah kebingungan karena kedatangan tiba-tiba Sophia pun tidak tahu harus menjelaskannya darimana.
Tiba-tiba sebuah tangan bergelayut manja di lengan Gabriel, dia menoleh menatap terkejut pada gadis itu.
"Kau mengabaikan ku, Gaby sayang."
Nada protes bercampur kesal itu terdengar begitu menggelikan di telinga Ariel. Entah Ariel yang tidak terbiasa atau bagaimana, yang pasti Ariel merasa tidak suka dengan gadis bernama Sophia itu. Melihat penampilannya yang begitu terbuka dan terlalu berlebihan itu justru terlihat mirip seperti tante-tante. Itu jelas berbanding terbalik dengan penampilannya yang natural dan sederhana.
"Kau siapa? Mengapa kau tidak bisa menjaga mata mu itu dengan baik? Jangan menatap kekasihku seperti itu, dia itu sudah ada pemiliknya. Aku, Sophia adalah pemilik Gabriel. Jadi, ku harap kau bisa jaga sikap dan mata," ketus Shopia. Tangannya dilipat menyilang di dada. Dagu nya terangkat, dan tatapan terkesan meremehkan.
Salah satu sifat Sophia yang membuat Gabriel tidak bisa berkutik adalah sifat kepemilikan dan keras kepala gadis itu. Selain membuat Gabriel tidak bisa berkutik, salah satu sifatnya itulah yang membuat seorang Gabriel terpesona dalam sekali tatap. Berawal dari penugasan Tristan pada Gabriel untuk mengurus Kasino miliknya di Las Vegas tanpa sengaja telah mempertemukan dia dengan gadis berpiama motiv Doraemon yang dengan santainya memasuki Kasino. Dari sanalah awal mula kisah mereka.
"Aku? Aku adalah teman Gabriel. Untuk mata ku, itu urusan ku karena ini mata ku. Kau tidak berhak melarang kepada siapa dan ke arah mana mata ini menatap." Ariel membalas ucapan Sophia tak kalah ketus.
Ditatapnya wajah Gabriel, lalu kepalanya mengangguk. Memberi isyarat bahwa dia harus pergi.
Tanpa perlu menunggu respon Gabriel, Ariel pun segera pergi dari ruangan itu dan kini hanya menyisakan kedua manusia berbeda jenis kelamin itu.
"Aku tidak suka dengan gadis itu!" seru Sophia. Tas yang dibawanya sengaja dibanting kuat ke sofa guna menyalurkan rasa kesal pada Ariel.
Melihat suasana kekasihnya yang sedang tidak baik, mau tak mau Gabriel hanya menghela nafas. Tidak ada gunanya juga menjawab karena dia tahu akan ke arah mana percakapan ini nanti.
Gabriel berjalan acuh menuju kursi kerjanya, mendudukkan diri di sana lalu melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Tidak peduli akan semarah apa Sophia pada dirinya nanti, lagipula bukan waktu yang tepat untuk saling berdebat saat ini.
Jika amarah masih menguasai hati dan pikiran, bukan perihal bagus untuk berkomunikasi. Takutnya, bukan menyelesaikan masalah justru malah menambah masalah. Begitulah yang ada dipikiran Gabriel saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Boyfriend Is My Stepfather
RomanceMenceritakan tentang kesalahpahaman dalam suatu hubungan yang berakhir perpisahan. Dan setelah 5 tahun kemudian,mereka yang pernah menjadi sepasang kekasih itu harus dipertemukan dengan keadaan yng berbeda.Dimana sang pria yang dulu pernah menjadi k...