Part 9

2.6K 116 17
                                    

" Kisah kita sudah berlalu, terkubur oleh waktu. Lantas apa yang membuatmu selalu ingin berada disampingku?"

- Ariel Ayunda Agrista

" Waktu boleh berlalu, kisah kita dahulu boleh pilu. Namun satu hal yang harus kau tau, rasa ku akan tetap untukmu."

-Tristan Reondian Miller

******

Mobil Tristan memasuki perkarangan mension rumah besar milik Viona, tepat bersamaan sebuah motor sport berwarna merah juga memasuki perkarangan.

Bukan motor tersebut yang membuat Tristan merasakan perasaan tidak suka, tetapi seseorang yang tengah dibonceng oleh laki-laki yang mengendarai motor itu lah yang membuatnya kesal.

Melihat mereka turun dari motor, dengan segera Tristan keluar dari dalam mobilnya bergegas menghampiri kedua sajoli itu.

"Nih helm nya. Makasih ya Poy, sudah mengantar aku pulang," Ariel tersenyum kepada Poy sembari menyerahkan helm.

"Iya, santai saja Riel."

"Oh ya, ya udah. Masuk dulu gih, nanti aku buatin minuman kesukaan kamu."

"O-"

Ehemm

Deheman seseorang membuat ucapan Poy terhenti.

Mereka menoleh kearah seseorang yang kini sudah berdiri di belakang Poy.

Ariel yang melihat keberadaan Tristan hanya memutar bola mata jengah.

'Seperti jailangkung saja. Datang tidak diundang, perginya pun tak diantar' batin Ariel kesal.

Berbeda dengan sikap Ariel yang biasa-biasa saja, Poy justru bingung melihat kehadiran Tristan.

Poy menatap kearah Ariel, meminta penjelasan.

"Kenalkan Poy, dia itu Tristan. Papa tiri aku. Dan kemarin aku izin itu karena aku harus mengurus acara pernikahan mama dan papa ku itu."

"Ouh, pantesan. Tapi, dia terlihat masih muda. Kira-kira usianya sama dengan Brian. Lalu..."

Ariel yang melihat kebingungan Poy hanya tersenyum jail.

"Memang, dia masih seusia Brian. Dan masalah pernikahan, jangan tanya aku. Karena kalau kamu tanya aku, aku akan menjawab, ' jaman sekarang bukan hal baru untuk menikah diusia dini. Bahkan anak Sma saja sudah menikah'. Mungkin dia kebelet nikah kali. Hahahaha"

Ariel tidak dapat menahan tawa nya lagi, sehingga tawanya pun pecah.

"Ehem. Siapa?" Tristan bertanya kepada Poy.

"Ah, oh ya. Perkenalkan om, eh mas, eh bro, eh ka-"

"Tristan."

Ariel yang mendengar kebingungan Poy saat memanggil Tristan pun semakin terbahak-bahak. Sehingga membuat Tristan berdecak sebal.

"Ah, iya. Saya Poy, sabahat Ariel," Poy mengulurkan tangannya, tetapi tidak ada respon dari Tristan. Sehingga membuat Poy menurunkan uluran tangannya sembari menahan malu.

Ex Boyfriend Is My StepfatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang