Part 7

4K 138 11
                                    

    Jika kita tidak ditakdirkan bersama,         lantas mengapa semesta harus mempertemukan kita?

               Ariel Ayunda Agrista
                                     

     Bohong jika aku tidak senang saat bisa dipertemukan dengan mu. Namun, ada rasa sedih dihati ketika pertemuan kita harus disaat keadaan sudah berubah seperti ini

                  —Tristan Reondian Miller

                             

                                   ******

"Agris, tumben bangun nya telat? Memangnya kamu tidak kuliah atau mungkin menjenguk Bulan?"

Viona merasa bingung ketika melihat Ariel yang turun dengan baju santai.

Dengan santai Ariel mendekat ke arah meja makan dan tidak lupa mencium Viona yang sedang menyiapkan makanan.

"Aku ijinnya 6 hari ma. Kalau masalah Bulan, aku tidak akan kesana."

Viona memandang bingung Ariel.

"Lho, memangnya kenapa? Bulan pasti sedih kalau kamu tidak ada di saat dia sedang membutuhkan para sahabatnya."

Memutar mata malas, "dia  yang menyuruh aku ma. Mama tau sendiri lah  bagaimana sifat dia. Dia selalu tidak  mau melihat sahabatnya khawatir. Mungkin, itu sudah menjadi prinsip dia." Jawab Ariel cuek. Sebenarnya ia tidak mau membahas Bulan lantaran rasa kecewa dengan sifat Bulan satu itu masih belum hilang juga.

Viona menghela nafas, dia  tau betul  sifat para sahabat putrinya itu sehingga tidak  perlu terlalu  mempermasalahkan akan  hal itu. Tetapi jauh di lubuk hatinya,  dia merasa  khawatir jika sifat Bulan yang satu itu bisa membuat pertemanan mereka hancur karena merasa seolah Bulan  tidak menginginkan kehadiran para sahabatnya.

Namun dirinya tidak tau harus berbuat apa, dia hanya bisa berdoa semoga tidak ada badai dalam pertemanan mereka bertiga. Semoga saja.

"Morning all."

   Viona tersenyum cerah  mendengar  suara suaminya yang berdiri tidak jauh dari dirinya berada dengan  pakai santai berjalan mendekat.

Berbeda dengan Viona, Ariel justru berdecak sebal.

"Morning honey." Mengecup singkat kening Viona.

"Morning to." 

"Ehem ehem ehem. Ingat tempat ingat kondisi."

Viona yang mendenga, hanya  tersenyum malu. Lalu mulai menyiapkan makanan.

Di saat Viona tengah  sibuk menyajikan makanan, tanpa  sengaja mata Ariel bertubrukan dengan mata Trista. Sesaat mereka saling terpaku tatapan masing masing, namun tidak bertahan lama karena  Ariel segera  tersadar  dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Tristan melihat tingkah Ariel yang salting pun tersenyum geli.

Masih sama seperti dulu. Batin Tristan getir.

Ex Boyfriend Is My StepfatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang