Part 17

1.4K 73 22
                                    

Happy Reading

Malam ini memang terasa dingin, bahkan tebalnya selimut yang membungkus tubuh pun rasanya masih kurang hangat. Ditambah lagi di luar tengah hujan disertai petir yang turut andil mendukung suasana malam yang mencekam ini.

Disaat semua orang lebih memilih untuk tidur dengan selimut yang membungkus tubuhnya, Ariel justru memanfaatkan ketidakadaan mama nya di rumah dengan maraton film Hollywood yang berjudul Howl.

Disaat semua orang lebih memilih untuk tidur dengan selimut yang membungkus tubuhnya, Ariel justru memanfaatkan ketidakadaan mama nya di rumah dengan maraton film Hollywood yang berjudul Howl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian bisa nonton filmnya bareng Ariel. Jadinya dia nggak kesepian:vAuthor

"Jika aku berada di sana, mungkin aku  sudah mati diterkam para serigala itu," gumam Ariel yang menatap ngeri film yang ia tonton.

"Tapi kenapa ya ... kalau didalam novel, manusia serigala justru terlihat tampan dan menawan? Aih, aku lupa. Itu hanya novel, imajinasi manusia. Beda cerita kalau asli, fakta."

JEDARRR

"Aaaaa..." tanpa sadar Ariel berteriak kala suara petir terdengar sangat keras.

Tubuhnya menggigil karena syok. Ditambah lagi masih terbayang adegan pembunuhan para penumpang difilm tadi membuat Ariel semakin takut.

"Ariel!" seru seseorang dari luar. Dari suaranya, sudah Ariel duga jika itu Tristan.

"Kau baik-baik saja, kan?" tanyanya lagi sambil terus mengetuk pintu.

Keadaan Ariel yang masih syok membuat dirinya ragu antara membukakan pintu atau tidak. Apa lagi mengingat sikap pria itu tadi di meja makan, sungguh kesal rasanya jika harus berhadapan dengan pria itu.

"Riel! Buka kan pintunya. Atau setidaknya jawablah pertanyaan ku agar aku tidak khawatir!"

Malas mendengar keributan lebih lama lagi, akhirnya Ariel memutuskan untuk membukakan pintu. Saat pintu sudah terbuka, sosok Tristan yang memakai piyama berdiri di depannya dengan raut khawatir. Sekhawatir itukah dia? begitulah yang ada dibenaknya.

"Ada apa?"tanya Ariel cuek sambil bersandar di pintu.

"Kenapa kau tadi berteriak?"

"Hm ... refleks."

"Kalau begitu, malam ini aku tidur di kamar mu." Tanpa menunggu balasan dari si pemilik kamar, Tristan langsung memasuki kamar Ariel dan merebahkan tubuhnya di kasur.

Ariel yang belum bisa mencerna keadaan, dia hanya menatap cengo pria yang kini tengah berbaring di kasur kesayangannya.

"Hei! Apa-apa ini? Kau seenaknya masuk ke kamar ku tanpa meminta izin terlebih dahulu? Dasar tidak sopan."

"Berisik." Ucap Tristan sembari menarik kuat  tangan Ariel sehingga membuat tubuh Ariel tidak seimbang dan berakhir jatuh kedalam pelukan Tristan.

Ex Boyfriend Is My StepfatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang