part 2

5.6K 230 22
                                    

      “Seharusnya aku tak menaruh harapan kepada dirimu, jika pada akhirnya akan membuat sakit hatiku.

                                   *****

   Saat ini Ariel, Laras,  dan Bulan sedang berada di kafe yng biasa mereka jadikan tempat ngumpul atau bolos.

'Kafe B' ya nama kafenya Kafe B. Entah  B itu apa yang pasti inisial B itu punya makna tersendiri  bagi pemilik kafe ini.

Saat sedang makan dengan tenang dan diselingi dengan obrolan tentang berita berita terbaru tentang cogan  SMA Antariksa dan SMA mereka tentunya. Disaat Bulan tengah  bermain ponsel dan membuka aplikasi Ig nya, seketika matanya membulat  sempurna karna  sangking kagetnya hingga membuat kedua sahabatannya bertanya dan langsung saja Bulan serahkan ponselnya kepada mereka. Benar saja, mereka juga tak kalah terkejut  terutama Ariel.

Langsung saja, Ariel menyerahkan ponsel milik Bulan dan  beranjak berdiri, yang justru  membuat kedua sahabatnya bertanya-tanya.

"Ariel, lo mau kemana?"

Pertanyaan Bulan seketika menghentikan pergerakan Ariel. Dipandang nya Bulan sesaat.

" Ya mau labrak mereka lah! Enak  aja gue biarin mereka mesra-mesraan dibelakang gue! " seru  Ariel  dengan marah.

" Ya udah, kita ikut " putus Laras dan diikuti anggukan dari Bulan.

Langsung saja mereka menuju tempat dimana target berada.
 

****

Setelah sampai di tempat tujuan, mereka mengedarkan pandangannya guna untuk mencari si biang keladi.

Dan benar saja, ditengah-tengah taman terdapat dua manusia  yang sedang tertawa. Dan  sesekali si pria mengacak rambut si perempun dengan gemas, terlihat sangat romantis bagi orang yang melihatnya.

Hal itu tentu saja membuat Ariel marah, sakit  sekaligus kecewa.

Karna sudah  tidak tahan untuk terus melihat adegan yang membuat hatinya sakit, Ariel mencari  sesuatu yang bisa ia gunakan untuk melampiaskan amarahnya.

Saat sedang mencari, tatapannya tertuju pada sebuah  ember yang berada tidak jauh dari tempatnya berada. Dan tiba-tiba terlintas ide kreatif muncul dalam benaknya. Langsung saja Ariel mulai menjalankan aksinya.

Saat melihat Ariel berjalan ke arah kiri tepatnya ke arah toilet, Laras dan Bulan mengerutkan dahinya bingung. Karna sosok yang menjadi tujuan nya kini  berada didepan tepatnya ditengah taman. Lalu untuk apa Ariel  menuju ke arah kiri yang hanya ada toilet, atau Ariel mau membasuh wajahnya dulu agar tidak terasa panas karna melihat sesuatu yng membuat hatinya panas? itulah pikiran yang terlinatas dalam benak Laras. Namun mereka tetap mengikuti langka Ariel.

Saat melihat Ariel berhenti merekapun ikut menghentikan langkahnya.

"Ril, lo mau ngapain sih ke toilet ? bukannya mereka ada di sana, ya?" ucap  Bulan sambil menatap ke arah kedua manusia  yang sedang tertawa didepan sana.

"Iya gue juga bingung? atau elo mau cuci muka dulu biar gak panas." Ujar Laras asal.

Dengan memutar kedua bola matanya Ariel pun menjawab " Ya gak lah. Kalian kok bego' banget sih. Lagian y, kalau mau labrak pacar yang selingkuh  itu butuh persiapan."

"Jadi, kalian lihat tuh"ucap Ariel seraya menunjuk ke arah ember, langsung saja Bulan dan Laras berpandangan seolah mengerti rencana Ariel, mereka pun tersenyum misterius.

Dan langsung saja mereka melaksanakan rencananya itu.

****

Byurrr

"Huaaaa" kaget  dua sajoli itu dan langsung saja mereka membalikan tubuhnya untuk melihat siapa orang gila yang menyiramnya dengan air.

Dan sontak saja Tristan membulatkan mata karna terkejut  saat  melihat siapa yang telah menyiram dirinya tadi.

"A–ar-il" Tristan berucap dengan terbata karena terkejut saat mendapati kekasihnya berdiri dihadapannya.

Menatap tajam sosok yang berada dihadapannya, "iya! ini gue Ariel! emang kenapa hah? Kaget ya lihat gue ada disini!!" seru Ariel.

"I–ini gak seperti yang kamu lihat, Ril" ucap Tristan seraya menggapai tangan Ariel namun langsung ditepis oleh  Ariel.

" Jangan sentuh! "

"Oh ya, tadi lo bilang apa?! Gak seperti yang gue lihat? trus apa hah?! lagian  banyak tuh yng bilang kek gitu, tapi apa coba ?" jeda Ariel.

"Yang ada cuma penghianatan. Dan gue kira elo itu bener-bener setia sama gue, tapi apa coba? hehh jadi ini alesannya, pantesan aja lo bilang kita harus ngerahasiain hubungan kita. Ternyata ini alesannya. Hiks hiks" ucap  Ariel dengan nada yang bergetar, sambil  sesekali mengusap air matanya yang terus menetes.

"Nggak. Ini nggak seperti yang kamu pikirin,  Riel, "ucap Tristan sambil mencoba mengusap air mata kekasihnya itu, namun lagi-lagi  tangannya ditepis.

"Eh! Tristan! Lo itu udah kita percaya untuk jaga dan ngebahagiain Ariel. Tapi apa coba?!  Lo malah mesra-mesraan sama cewe lain dibelakang pacar lo." Seru  Bulan sambil menunjuk wajah perempuan yang berada disamping Tristan berdiri.

"Nga—"

Sebelum Bulan  menyelesaikan ucapannya
Abel  sudah memotongnya.

"Eh tunggu dulu. Ini  nih masudnya gimana? gue nggak paham apa maksud kalian. Dan apa tadi? hubungan? bukannya Tristan itu jomblo, ya?" tanya Abel.

"Emang lo kira cowok seganteng Tristan tuh jomblo apa? ya enggak lah."cibir Laras menimpali.

"Jadi, Tristan  itu punya pacar?" Jeda Abel sesaat, "tapi gue sih, nggak  nyesel karna bisa deket sama Tristan" lanjutnya sembari tersenyum licik.

"Heh–"

"Diem!" seru Ariel menengahi.  Menatap Tristan.

" Harusnya aku sadar, kamu  itu cuma sekedar mampir bukan tinggal. Dan dengan goblok nya, aku malah ngasih kamu  hati. Ini emang salah aku, aku  harusnya tau kalau kamu nggak cinta sama aku karna kamu terlalu sempurna buat aku yang biasa saja."

"Nggak. Ini  semua nggak bener. Aku  cinta sama kamu, cuma kamu yang ada dihati aku Ariel." Tristan  meraih tangan Ariel dan kali ini Ariel tidak menolak sentuhannya.

Sambil menatap wajah tampan kekasihnya Ariel pun berucap,

" Mulai sekarang, hubungan kita cuma sampai di sini aja" ucap Ariel  sambil menahan sesak di dadanya.

"Aku nggak akan menerima semua ini ,maksud kamu kita... pu-tus?" ucap Tristan tidak percaya sambil menatap Ariel lekat.

"Iya" setelah mengucapkan itu, Ariel langsung pergi.

Namun baru beberapa langkah Ariel menghentikan langkahnya. Sehingga membuat mereka yang ada di sana terkejut. Mereka kira, Ariel akan berubah pikiran "kamu berubah pikiran?"tanya Tristan  penuh harap.

"Enggak, cuma lupa aja," ucap Ariel sambil melangkahkan kakinya ke arah Tristan lalu menaruh ember yang dia pegang kekepala Tristan sehingga ember tersebut menutupi wajah Tristan.

"Ini."

"Udah itu aja."ucap Ariel lalu melenggang pergi  diikuti Laras dan Bulan .


Langsung aja y, tapi jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote and komen ya.









Tbc.

Ex Boyfriend Is My StepfatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang