Resya membuka lokernya yang ada di belakang ruangan kelasnya. Namun dalam sekejap ia menautkan alisnya, bingung dengan sesuatu yang ada di sana.
"Sandwich?" tanya-nya seraya mengambil sandwich yang tergeletak dalam loker miliknya.
"Raya, ini punya lo?" Resya mengangkat sandwich yang ada ditangannya agar Raya bisa melihatnya.
"Enggak, kalo punya gue ya adanya di loker gue Sya," balas Raya.
"Terus ini punya siapa?"
"Risa kali, kan loker lo sebelahan sama Risa, Gabriel mungkin yang mau masukin tapi salah loker," tambah Rani yang sedang fokus pada bukunya namun masih mendengar suara Resya.
"Bukan, ini dari Gabriel." Risa menimpali, dan mejanya sudah ada kotak makan dari Gabriel yang berwarna abu-abu.
"Dari siapa?" tanya Reyon menghampiri Resya pelan.
"Gak tau."
"Ada bacaan, dimakan jangan sampe sakit, siapa yang ngirim?" tanya Reyon sekali lagi usai membaca sebuah sticky note yang ada pada sandwich ditangan Resya.
"Dih Reyon cemburu lo? Cih, ketara banget kayaknya." di mulai sudah adu mulut antara Raya dan Reyon.
"Hajar aja Rey, ajak baku hantam!" Rani selaku musuh bebuyutan Raya ikut mendukung Reyon.
"Gila lo Ran! Gak waras, dasar temen biadab!"
Reyon tak menanggapi segala ucapan Raya atau Rani. Fokusnya kini hanya pada Resya. Tangannya menggenggam sekotak susu dan sebungkus roti rasa coklat.
"Makan yang ini, yang itu gak usah," ucapnya yang langsung menyodorkan susu dan roti pada Resya.
"Gue udah mak-" perkataan Resya terpotong oleh Reyon.
"Simpen aja buat istirahat siang, gak akan basi," balas Reyon yang mengulas senyumnya, lalu langsung pergi ke meja miliknya.
"Jiakh dapet bingkisan dari calon suami, idaman banget tuh aw." Bukan itu bukan suara Raya, itu suara Rani.
"Pengen.." rengek Rachel.
"Pengen apaan nikah? Lo calon aja belom ada Chel," tukas Raya yang ada di ambang pintu, sepertinya ia ingin pergi ke suatu tempat.
"Ada!" sewot Rachel yang sudah berdiri di tempatnya.
Rani memperhatikan Rachel dengan sangat intens, sedangkan Risa berhenti menyuap nasi goreng yang ada di mejanya.
"Gak ada yang waras," gumam Resya pelan seraya menggelengkan kepalanya.
:')
"Siang anak-anak hebat, hari Ibu cuma mau kita review materi, kan kemarin kita sudah ulangan, jadi hari ini santai aja santai," ucap Bu Dina ketika sudah ada di depan kelas."Ayo doa dulu yuk, Ken tolong pimpin doa ya nak."
Ken membetulkan posisinya. "Sebelum memulai pelajaran, ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu, berdoa menutut kepercayaan masing-masing berdoa dimulai!"
Semua seisi kelas mendudukan kepala mereka, berdoa dengan khidmat, dan mulai menangkat kepalanya kembali saat telapak tangan mereka sudah mereka usap ke wajah mereka.
"Berdoa selesai."
"Makasih ganteng, duh Ken udah ganteng pinter gak ada yang mau nih?" tanya Bu Dina yang mampu membuat sudut bibir Resya terangkat.
"Resya Bu, katanya mau!" teriak Raya tanpa tahu malu sekali. Bu Dina yang terlalu ramah memang sangat disukai oleh semua murid, seperti sekarang ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You
Roman pour AdolescentsBagi Resya Calista, perempuan yang selalu mementingkan segala sesuatu hal yang menyangkut persahabatannya dengan Hasna meyakinkan bahwa cinta itu rumit dan menyakitkan, lalu berujung pada kesedihan. Resya hanya berharap hidupnya tidak sulit seperti...