Pagi yang cerah bagi Resya untuk memulai hari yang baru. Hari ini adalah hari pertama Resya masuk sekolah setelah libur panjang. Sekarang Resya berada di kelas 11 MIPA-2. Sebelum berangkat Resya sarapan bersama Bunda dan Ayahnya. Resya berangkat bersama Rayen dengan mobil yang tak lain adalah kakak kandungnya."Ayo Sya, naik nanti terlambat!" ajak Rayen yang sudah menggenggam setir mobilnya.
"Iya bang, sabar," balas Resya. Resya langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di dalamnya.
"Hati-hati ya sayang." pesan Raisya kepada kedua anaknya.
Suasana jalanan yang lumayan padat seperti biasanya, mungkin karena memang semua orang kembali pada aktivitasnya masing-masing. Seperti para pelajar yang kembali sekolahnya dan para pekerja yang kembali ke tempat kerjanya.
Resya hanya memandangi jalanan saja, menikmati pemandangan, ya meskipun bukan pemandangan yang indah. Butuh waktu dua puluh menit untuk sampai di SMA Cendrawasih, dan kini Rayen menginjak pedal remnya tepat di depan gerbang SMA Cendrawasih.
"Udah nyampe, sana turun!" canda Rayen.
"Yaudah sih ini juga mau turun, gak sabaran banget dari tadi." Resya membuka pintu mobil lalu menapakan kakinya di aspal depan sekolah.
"Jangan ditekuk mukanya, masih pagi juga." protes Rayen saat melihat perubahaan raut wajah pada adiknya.
"Dih siapa yang nekuk sih Bang Reyon!"
"Heh!nama Abang Rayen yaa,jangan ganti ganti"
"Suka suka Syasa donk, wlee!" ledek Resya sembari menjulurkan lidahnya. Resya bergegas masuk ke dalam perkarangan sekolahnya.
Entah mengapa Resya senang memanggil abangnya itu dengan sebutan Reyon, menurutnya Reyon itu nama yang cocok untuk abangnya.
"Di anter sama siapa lo Sya?"Rani mensejajarkan jalannya dengan Resya.
"Biasa ama abang gue," jawab Resya.
"Abang lo yang gantengnya gak ketulungan itu Sya? kok lo gak bilang gue sih? gue kan kagum sama kegantengan dia yang wahhh!" cerocos Rani. Haduh, mendengarnya saja sudah membuat kuping Resya panas, masalahnya ini masih pagi, tak bisa memangnya jika Rani waras sebentar saja?
"Hah?!Abang gue ganteng?sakit lo ya,udah ah gue mau masuk duluan gue takut ketularan gila gara gara lo," balas Resya. Tanpa ambil pusing, dia langsung meninggalkan Rani yang masih ada di area lapangan sekolah.
"Woy Sya,tungguin gue, gue seriusan kagumm, besok salamin kek."
"Syasaaaaaaaa!" teriak Rani yang masih berusaha membujuk Resya.Reysa mendengarnya tapi ia tak memperdulikannya. Tak waras memang Rani, batinnya.
Sesampainya di kelas seperti biasa sudah terdapat tiga sahabat Resya yang memiliki kesibukan masing-masing. Raya sibuk mengerjakan pekerjaan rumahnya yang belum selesai. Risa sibuk dengan ponsel nya. Dan Rachel yang sibuk mondar mandir hanya untuk memastikan bahwa teman-teman nya tidak lupa mengerjakan PR. Rachel memang seperti itu meskipun terkadang suka lemot mikir tetapi dia sangat baik, hingga hal kecil yang menyangkut temannya akan dilakukan. Dengan cepat Resya menaruh tas nya di samping tas Rachel, lalu duduk dan mengeluarkan earphone serta ponsel nya untuk mendengarkan lagu sebentar.
"Kapan lo dateng?"tanya Raya. Dia duduk di depan bangku Resya.
"..." hening, tak ada jawaban atau pun balasan dari Resya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You
JugendliteraturBagi Resya Calista, perempuan yang selalu mementingkan segala sesuatu hal yang menyangkut persahabatannya dengan Hasna meyakinkan bahwa cinta itu rumit dan menyakitkan, lalu berujung pada kesedihan. Resya hanya berharap hidupnya tidak sulit seperti...