Malaikatku

72 14 4
                                    

Resya dan teman-temannya sedang berada di kelas. Seperti biasa mereka hanya duduk sembari berbincang-bincang meskipun perbincangan mereka tidak ada manfaatnya.

"Eh wey Ran? Lo ga pdkt an sm si Rafael?"tanya Raya meledek.

"Ish lo tuh apa-apaan sih!"bantah Rani.

"Lah gue bener kan? Gue nanya, lo malah gitu ga jelas."balas Raya.
"Apa jangan-jangan lo emang lagi pdkt an, tapi diem-diem."Raya sok tahu.

"Sok tofu banget sih lo Ray."Rani sekali lagi membantah.

"Gue mah tau, lo mau gue bongkar? Sini mana hp lo." Raya meminta handphone milik Rani.

"Udah, kek lo berdua pada berisik banget gue pusing dengernya."Risa yang agak pusing mendengarkan Raya dan Rani beradu mulut.

"Lo pusing kenapa? Gara-gara Gabriel selingkuh?"Raya bercanda.

"HAH?!"jawab Resya dan teman-temannya kecuali Raya dan Risa.

"Ga elah gue bercanda doank."Raya terlihat santai.

"Ga boleh gitu ege Ray, nanti beneran kejadian aja mampus tujuh turunan lo Ray!lo yang ngomong soalnya." Rani menasehati.

"Iya deh iya elah batu."

Kringgggggg!
Bel masuk berbunyi pelajaran pun di mulai,hari ini adalah pelajaran Bahasa Indonesia yang di ajar oleh Pak Hatrisno.

"Pagi anak-anak."sapa Pak Hatrisno

"Pagi pakk."jawab murid-murid.

"Mari berdoa sebelum mulai belajar!"perintah Pak Hatrisno.

Mereka berdoa lalu setelah selesai Pak Hatrisno menulis sebuah angka halaman yang bertuliskan "75" yap pelajaran Bahasa Indonesia ada sebuah cerita yang tertulis di buku itu "Pohon Mangga" cara menanam dan merawatnya.

"Woy Ris?"panggil Rani yang berada di di depan tempat duduk Resya.

"Hah?"Risa menoleh ke arahnya.

"Lo kan pinter pelajaran ini nih,kan die bapak lo ye gak? Nanti pap boleh lah."Rani yang mencoba merayu Risa.

"Memanfaatkan orang itu ga baik Ran." Raya sok menasehati padahal ia bertujuan ingin meminjam buku Risa terlebih dahulu.

"Hm. Nanti gue kasih,tapi tunggu gue selesai dulu." jawab Risa. Risa mahir dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Pak Hatrisno pun juga suka dengan sifat Risa, karena Pak Hatrisno suka dengan murid yang tidak banyak bicara. Anak kelas IPA-2 pun menyebut Risa adalah anak kesayangan Pak Trisno begitu pun dengan Raya. Tetapi bedanya Raya sering sekali di marahi, karena ia yang terlalu bawel mungkin, dan tidak bisa diam untuk sebentar.

"Eh Ris, kasih gue dulu lah,lo mah gitu." Raya yang merengek. Tetapi Pak Trisno menyadarinya walaupun suara Raya kecil.

"Raya?! Kenapa kamu berbicara saat semuanya bapak suruh baca dan mengerjakan?!"tanya Pak Trisno dengan lantang yan membuat semua anak murid menoleh ke arah Raya.

"Mm.. Anu pak.. Itu.."Raya tak bisa meneruskan kata-katanya.

"Heh?!Ngebantah ya kamu?!Ke depan!angkat satu kaki sambil jewer kedua kuping kamu!Sekarang!" Pak Hatrisno pun memerintahkan.

"Pak jangan Pak,saya janji ga akan berisik kok Pak."Raya memohon-mohon sembari menujukan tangannya yang di satukan seperti meminta maaf.

"Ingin berdiri di depan seperti tadi yang saya bilang? Atau bersihkan toilet wanita?!Kamu ingin yang mana?!"tanya Pak Trisno lagi.
"Sudah yang lain mengerjakan." Murid pun kembali mengerjakan tugas nya.

Forever With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang