"Syasa, bangun sayang. Di bawah ada Ken nungguin," ucap Raisya yang sedikit menggoyangkan tubuh Resya di atas ranjang.
Resya yang awalnya samar-samar mendengar suara ibunya, saat nama Ken tersebut tanpa menunggu otaknya berpikir ia langsung membelalakan kedua matanya.
"KEN!?" tanyanya sedikit terkejut.
Raisya terkekeh pelan melihat tingkah Resya yang sangat panik. Ia memanggutkan kepalanya pelan. "Ya udah bunda ke bawah ya, kamu jangan lama-lama." Raisya pergi dari kamar Resya.
Bukannya langsung berdiri bergegas bersiap-siap, ia malah masih duduk di atas ranjangnya. Dengan pelan ia menepuk dahinya. "Mati gue! Harusnya jangan tidur tadi abis sholar isya!"
Kakinya yang jenjang beralih turun dari ranjang menuju lemari bajunya, mencari baju apa yang akan ia kenakan. Sangkin bingungnya, ia sudah berdiri di depan lemari bajunya selama sepuluh menit.
Raisya yang tadi sudah pergi dari pandangan Resya, kini masuk kembali. "Sya-ya ampun kamu belum siap-siap? Itu Ken udah nungguin di bawah Syasa." sambil menggelengkan kepalanya, Raisya menghampiri Resya.
"Hehe, iya bund maaf," balasnya sedikit tertawa.
"Kenapa belum siap-siap, kamu udah mandi malem kan tadi? Sekarang cuci muka, jangan lupa sikat juga giginya. Pake aja baju yang mana aja Sya," tutur Raisya pelan.
Resya memanggutkan kepalanya. Lalu berlari kecil menuju kamar mandi yang ada di kamarnya. Mencuci mukanya juga menggosok giginya. Kadang ia ingin protes, kenapa juga Ken benar-benar serius mengajaknya jalan malam hari?
Dalam beberapa menit, ia sudah selesai dengan pekerjaannya tadi. Tangannya meraih celana jeans dan kaos berwarna abu-abu yang akan ia pakai di sana. Ia kembali masuk ke kamar mandi untuk mengenakannya. Seusainya, ia langsung duduk di depan meja rias, mengoleskan tipis-tipis make up pada wajahnya. Ah, yang penting tidak terlihat seperti bangun tidur bukan.
Raisya tadi sudah lebih dulu turun menunggu putrinya sekaligus menemani Ken di bawah.
Merasa jika semuanya sudah selesai, Resya langsung turun ke bawah menghampiri Ken dan Raisya yang tengah berbincang.
Raisya memperhatikan Resya yang sudah berdiri di sebelahnya. "Kamu kelamaan ya Sya, untung aja Ken gak lumutan."
Sedangkan Resya hanya tersenyum terpaksa. Bagaimana tidak, sebenarnya ia juga malu menemukan fakta bahwa ia tak sengaja tertidur sesudah melaksanakan sholat Isya tadi.
"Gak apa-apa tante. Kalau begitu, saya sama Syasa jalan dulu ya, tante. Gak akan pulang terlalu malam." Ken tersenyum setelah memiinta izin pada Raisya.
"Iya Ken, tante percaya. Ya udah kalian berangkat sekarang aja." Raisya sedikit mendorong pelan punggung Resya sebagai isyarat untuk mengikuti langkah Ken nanti.
"Baik tante. Assalammualaikum," pamit Ken. Dengan mencium punggung tangan Raisya, begitu pula dengan Resya.
Resya terdiam mematung, ia berpikir keras tentang benda yang ada di depannya saat ini.
"Sya?" panggil Ken membuyarkan lamunannya.
Resya menatap Ken, raut wajahnya seperti meminta penjelasan. "Sebentar, mobil lo.. kemana? Terus ini-motor siapa?" tanyanya. Benda yang ia lihat tadi memang sebuah motor vespa matic berwarna hitam.
"Mobil gue di rumah Sya, ini motor suami kakak gue. Sengaja pake motor biar nyari parkirannya gampang," jelasnya pada Resya. Tangannya langsung meraih helm putih di sana, perlahan ia mendekati Resya untuk memakaikan helm tersebut.
Ken merapikan rambut Resya yang sedikit keluar, saat helm putih sudah berhasil mendarat di kepala Resya. "Udah, ayo berangkat, Sya."
Resya memanggutkan kepalanya, seraya berjalan ke arah Ken untuk mengisi kekosongan jok motor belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You
Teen FictionBagi Resya Calista, perempuan yang selalu mementingkan segala sesuatu hal yang menyangkut persahabatannya dengan Hasna meyakinkan bahwa cinta itu rumit dan menyakitkan, lalu berujung pada kesedihan. Resya hanya berharap hidupnya tidak sulit seperti...