Hari Senin di awal pembukaan pembelajaran tahun baru di SMA Cendrawasih. Banyak para siswa dan siswi berhamburan masuk ke dalam sekolah, meski raut wajah mereka berbeda-beda, ada yang bahagia atau pun malas. Kalangan murid baru kelas 10 yang baru masuk sedang berkumpul di lapangan, sedangkan para Kakak kelasnya tengah berebutan melihat mading dekat tangga untuk melihat pembagian kelas yang selalu diacak tiap tahunnya.
"Awas donk, gue mau liat," teriak Raya. Ia menghempaskan banyak orang di depan mading. Sungguh pesona Raya memang keren.
"Mana nih, bentar, Anindya Anindya." Raya memperhatikan satu persatu urutan absen di kertas mading.
"AH INI DIA!" puas sudah ia menemukan namanya. Namun, ia belum pergi dari area tersebut, ia mengeluarkan ponselnya dan mulai memotret satu persatu data kelas.
Usai memotretnya, ia keluar dari desakan murid murid yang semakin brutal.
"Rayaaa?" panggil Rani dari kejauhan, padahal jaraknya masih di parkiran.
"KITA SEKELAS!"
"Gue gak tau harus seneng atau sedih, di sisi lain gue seneng ada temen di sisi satunya gue sedih karena harus merasakan tekanan dari lo!" tukas Rani.
"Syasa?" teriak Raya. Seolah tak memperdulikan apa perkataan Rani tadi. Raya melambaikan tangannya ke arah Resya.
"Dapet gak datanya?" tanya Resya. Data yang dimaksud adalah data siswa kelas.
"Dapet, dan.." Raya menggantung ucapannya.
"Kita sekelass.. YEAY! GUE BISA NYONTEK!""Gadir lo! Nyontek terosss!" Rani meneloyor pelan kepala Raya. Yang ada di otak Raya tak jauh dari itu-itu saja.
"Risa sama Rachel gimana?" pikiran Resya teralih dengan kedua temannya, ia belum tau apakah mereka juga akan sekelas.
"Sekelas juga kok Sya, gue baru liat," balas Rani.
"Oke deh, bagus kalo sekelas,"
"Tap-wait Sya, di sini di kelas kita 12 MIPA-1 kita juga sekelas sama KEN REYON SETAN!" ucap Raya setelah memperhatikan kembali data siswa di kelasnya.
"WHAT!? WADUH KEREN SEKALI, akan ada perang dunia sepertinya, apalagi dalam memperebutkan Resya Calista, si kembang kelas," cerocos Rani. Gila sudah, terlihat mereka memang cocok jika dipasangkan satu sama lain. Sama-sama tak waras.
"Tapi Ran, Syasa udah sama Reyon kan di kemah keknya dia dijedor terus di pantai berduaan, mana dia nyamperin alibinya ada urusan sama lo padahal dia mau nem-" Raya terus melanjutkan kata-katanya, sedangkan Resya tak ingin membahasnya, ia lebih memilih untuk meninggalkan mereka berdua yang masih berada di koridor sekolah. Resya hanya berniat untuk masuk ke dalam kelas nya, bukan kelas 11 MIPA-2 lagi, melainkan ke kelas barunya yaitu 12 MIPA-1.
:')
"Ngomong Sya." Ken memberikan sebuah mic yang ada di ruangan khusus untuk menginformasikan segala sesuatu. Isinya hanya ada beberapa mic yang berfungsi dan kursi serta meja.
"Lo kan ketosnya!" omel Resya. Masa iya, yang memberikan informasi kenapa harus Resya.
Ken terkekeh pelan mendengar balasan Resya tadi. Sedang emosi saja cantik. Eh apa tadi katanya? Cantik? Tak salah memang?
Ken mengarahkan mic ke mulut nya, dan mulai menyalakannya.
"Assalammualaikum wr.wb, selamat pagi, untuk pemberitahuan kepada siswa dan siswi baru kelas 10 untuk baris dengan tertib di lapangan sesuai kelasnya masing-masing, dan untuk pengurus Osis, ditunggu kehadirannya di ruang osis, sekali lagi-" Ken mengucapkan satu persatu hal apa saja yang ingin ia sampaikan. Tidak masalah untuk ketua Osis memberikan informasi seperti itu, karena guru-guru juga sedang ada rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You
Teen FictionBagi Resya Calista, perempuan yang selalu mementingkan segala sesuatu hal yang menyangkut persahabatannya dengan Hasna meyakinkan bahwa cinta itu rumit dan menyakitkan, lalu berujung pada kesedihan. Resya hanya berharap hidupnya tidak sulit seperti...