Beneran Suka?

15 6 0
                                    

Resya melangkahkan kakinya ke arah kantin SMA Cendrawasih, sekedar untuk membeli minum karena minum yang ada di botolnya sudah habis tak tersisa.

"Pakde ini uangnya ya." ucap Resya sembari menyodorkan selembaran uang pada penjual di kantin.

"Nggih, pas ya nduk uangnya."

Usai mendapatkan apa yang ia inginkan, Resya langsung melenggang pergi ke arah kelasnya. Namun saat sedang berjalan sendiri di koridor, Ken tiba-tiba mensejajarkan langkahnya dengan Resya.

"Sendirian aja? Pada kemana?" tanya Ken yang sangat antusias.

Resya menolehkan kepalanya ke arah sumber suara tersebut. "Eh Ken? Iyaa, lagi pada di kelas Gabriel," jawab Resya.

"Kelas Gabriel? Ada urusan apa?" tanya Ken. Dia masih ada di samping Resya, berjalan bersama ke arah kelas. Sesekali pandangan sepasang mata dari adik kelas dapat Resya rasakan.

"Biasa deh, mereka pada nyari berita terbaru dekel."

Ken terkekeh geli mendengarnya, ternyata Gabriel saat ini berkesinambung dalam profesi barunya, sebagai lambe turah SMA Cendrawasih.

Mereka berdua sudah sampai di ambang pintu kelas yang bertuliskan XII MIPA 1, tapi ada yang mengganggu penglihatan mereka, saat seseorang yang tak asing tengah bersender pada dinding kelas dengan tangan yang berlipat di depan dadanya.

"Udah ngobrolnya?" tanya Reyon dengan suara yang berat, benar, seseorang yang sedang bersender tadi adalah Reyon.

"Ngobrol? Sama Ken? Udah," balas Resya.

Mengdengar balasan Resya, Reyon menarik tangan Resya dengan pelan dan mengajaknya masuk ke dalam kelas. Resya hanya menyerngitkan dahinya, bingung dengan kelakuan Reyon.

"Aduh Syasa, masa lo gak tau, Akang Reyon tuh cembokur, lo peka donk!" sindir Raya yang entah sejak kapan sudah ada di tempat duduknya.

Resya menatapnya dengan tajam, mulut Raya memang tak bisa sekali dikunci untuk sementara waktu.

"Oke sorry, bercanda ya peace." Raya mengangkat jarinya berbentuk V sembari memperlihatkan deretan giginya.

"Udah gibahnya sama Gabriel?" tanya Resya yang langsung duduk saat genggaman pada pergelangan tangannya sudah di lepas oleh Reyon.

"Gak asik Gabriel, gibahnya tentang Tania, masa gue gibahin sepupu gue sendiri," cerocos Raya yang sudah mulai membuka ceritanya.

Resya menggelengkan kepalanya pelan. "Tania kenapa emang?"

"Gabriel gak waras banget, dia minta nomor Tania sama gue, terus nomornya dijadiin bahan dagang dia sialan!"

"Maksudnya gimana?"

"Iya Sya, si Tania tuh pas baru masuk banyak yang ngelirik, terus pada minta nomor telponnya, tapi sama Tania gak dikasih, pantes aja belakangan ini Tania ngomel-ngomel kalo ada nomor yang gak dikenal, orang Gabriel yang jual nomornya, pusing gue." kan, sudah dibilang, pasti Raya akan bercerita panjang lebar seperti sekarang.

Resya membuka buku teba miliknya, dan membolak-balik an setiap halaman yang ada. "Tapi Ray, Tania emang cantik sih, jadi pantes kalo direbutin, kayaknya dia bakal nurunin aura lo!"

"Cih, emang dasar anaknya aja Sya kadang kegenitan," balas Raya sewot. Namun sepersekian detik Raya memajukan kepalanya sedikit ke arah Resya. "I want to tell you something, but ini rahasia," ucap Raya.

"Apa emangnya?" tanya Resya yang sedang sibuk mencoret-coret buku tebal miliknya dengan angka-angka.

"Tania pernah jujur lho Sya kalo dia cukup tertarik dengan Ken," jawab Raya dengan suada yang pelan.

Forever With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang