"Pagi menjelang siang epribadihhh!"teriakan khas dari Raya berhasil memenuhi kamar Rani.
"Berisik lo anak setan!" balas Rani.
"Diem bisa diem? Rumah gue juga kayaknya kalo bisa ngomong, pasti gak mau menerima lo deh!""Btw, kita mau belajar apa hari ini?" tanya Risa yang mulai membuka tas miliknya.
"Syasa di depan, bentar gue mau nyusul Syasa duls, bye." Rani bergegas keluar kamarnya lalu menjemput Resya yang berada di depan rumahnya. Lima menit setelahnya mereka berdua masuk ke dalam kamar Rani, yang sudah ramai di penuhi oleh manusia-manusia setengah gila dan camilan yang ada dimana-mana.
"Hollaaaaaa Syasa cantikku, kemaren gimanaaaa sama kencan nya, lancar gak? PEJE donk!" ini bukan ucapan sambutan, ini ucapan meledek yang berasal dari siapa lagi kalau bukan Raya.
Bugh!
Suara buku yang dilempar dari Resya ke kasur Rani menimbulkan suara.
"Belajar! Kimia lo mau anjlok lagi? Kalo mau silahkan, gue gak tanggung jawab," ancam Resya dengan enteng."Ehh! Gila, gak gue bercanda yuk belajar hehe,"
Hari ini adalah hari libur yang lusanya akan ada ujian kenaikan kelas. Yap, Resya dan teman-temannya akan menduduki kelas 12 tahun depan, mereka berniat untuk belajar bersama, menjadikan setiap masing-masing keahlian mereka di bidang pelajaran sebagai tutor. Biasanya disebut dengan 'tutor sebaya'.
"Sya? Boleh belajar Fisika dulu?" tanya Rachel yang nampaknya sedikit kesulitan dengan mapel ini.
"Kimia dulu deh, lagi pula kan ujiannya duluan Kimia,"jawab Raya.
"Ohiya, yaudah deh Kimia dulu aja,"
"Nanti kalo masih ada waktu, kita belajar Fisika ya Chel, gapapa kan ya?" Resya memastikan agar Rachel memang benar-benar tidak tersinggung.
"Gapapa Sya, tenang aja," balas Rachel.
"Atau nanti kalo lo mau belajar Kimia tapi semuanya ada urusan, lo tetep di sini aja, belajar sama gue, tenang gue selalu gabut setiap saat," Rani menawarkan, bermodal rumus dan pengertian serta rutinnya dia mengikuti bimbel, menjadikan Rani lebih paham Fisika dibanding yang lain kecuali Resya.
"Okeyyy Ran,"
Mereka mulai mengeluarkan buku-buku dari tasnya, membuka lembaran-lembaran yang ada. Kali ini jadwal Resya menjadi tutor karena pelajarannya sendiri adalah Kimia, dan di antara mereka yang paling bisa adalah Resya. Mengingat Resya sering menjadi juara paralel di sekolahnya, membuat semua teman-temannya mempercayai Resya, bahwasanya Resya bisa semua mapel.
"Lo jadi rapat Osis Sya?" tanya Risa ditengah-tengah sedang mencoret-coret bukunya.
"Jadi, kayaknya sih,"
"Jam berapa? Lo mau di temenin?" tawar Risa.
"Jam 2 an mungkin, Gak usah sih, gue bawa mobil kok, makasih Ris," tolak Resya dengan sehalus mungkin, memang benar semenjak Abang kesayangannya pergi menimba ilmu di luar negeri, ia jadi lebih sering membawa mobil sendiri kemana-mana.
:')
Resya memarkirkan mobilnya di depan cafe berwarna cream. Posisinya di pinggir jalan yang tidak terlalu ramai oleh kendaraan lalu lalang. Ia turun dengan outfit baju seadanya, mengenakan kaos tiga per empat lengan berwarna dusty dengan rok selutut berwarna putih ditambah dengan flat shoes yang berwarna seperti kaos atasannya.
"Hai Res! Sini duduk," panggil salah satu orang yang sudah duduk di pojok ruangan cafe, ia melambaikan tangannya ke arah Resya lalu menunjuk dua kursi yang kosong. Resya yang paham langsung menghampirinya, sudah jelas terlihat beberapa anggota Osis yang berjajar, memalukan rasanya rapat di cafe, namun apa boleh buat jika di rumah seseorang pasti akan merepotkan keluarganya, lagi pula mereka sepertinya ingin mencari suasana baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You
Teen FictionBagi Resya Calista, perempuan yang selalu mementingkan segala sesuatu hal yang menyangkut persahabatannya dengan Hasna meyakinkan bahwa cinta itu rumit dan menyakitkan, lalu berujung pada kesedihan. Resya hanya berharap hidupnya tidak sulit seperti...