Resya bangun tepat pukul 05.00 ia melihat dirinya di kaca dan menyadari bahwa matanya sembab akibat semalam ia menangis terlalu lama. Resya pun memutuskan untuk mandi dan sholat subuh serta siap-siap. Setelah selesai Resya turun untuk melakukan sarapan bersama keluarga kecilnya.
"Pagi Ayah, Pagi Bunda. "sapa Resya yang sedang menuruni anak tangga.
"Pagi juga sayang."jawab mereka serentak.
Lalu Resya duduk di sebelah Rayen yaitu abangnya sendiri.
"Bang?"panggil Resya.
"Kenapa?"Rayen menoleh ke arah Resya.
"Abang bisa kan mulai hari ini anter dan jemput Syasa sama seperti dulu lagi." Resya memohon.
"Mm..bisa. Emangnya Ken kemana?"tanya Rayen.
"Mm..ga. Ken ga kemana-mana. Dia ada urusan."jawab Resya singkat.
"Yaudah sip."balas Rayen.
Mereka pun kembali menyantap sarapan mereka. Setelah selesai sarapan Rayen dan Resya pun berdiri dan beranjak keluar rumah tak lupa ia pamit kepada kedua orang tuanya.
"Ayuk Sya jalan."ajak Rayen.
"Iya."
"Bun, Syasa sama bang Reyon berangkat dulu ya, eh maksudnya bang Rayen hehe." pamit Resya bercanda dan salim kepada Raisya bundanya."Iya sayang. Hati-hati ya."pesan Raisya.
Lalu Resya pun masuk ke mobil Rayen. Dan Rayen melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Syasa pulang seperti biasa kan?"tanya Rayen memastikan.
"Iya,Syasa pulang seperti biasa kok."jawab Resya.
15 menit berlalu..
Resya pun sampai di sekolah."Makasih bang Reyon."Resya turun dari mobil.
"Sama-sama. Sya?nama gue Rayen!"balas Rayen membantah.
"Hehe. Iya deh iya. Yaudah Syasa masuk dulu ya."pamit Resya. Resya pun masuk ke gerbang sedangkan mobil Rayen telah melesat seperti kilat.
Ketika Resya memasuki gerbang ia melihat Ken? Ken? Laki-laki yang telah membuat keadaan Resya menjadi seperti ini. Ia sangat tidak menyangka semua akan berjalan seperti sekarang. Entah kenapa saat Resya melihat Ken ada rasa sesak yang tak dapat di ungkapkan. Resya pun mempercepat langkahnya tetapi.
"Syaa?"panggil seorang pria yang tak lain adalah Ken.
Resya tak ingin menoleh sedikit pun dan ia memutuskan untuk terus berjalan di koridor.
"Syaa? Gue manggil lo."panggil Ken ulang.
Resya pun semakin mempercepat jalannya hingga ia bertemu dengan Rani. Lalu Rani mensejajarkan jalannya dengan Resya.
"Syaa? Syasa?"teriak Ken.
Rani yang melihat dan mendengarnya langsung berbicara dengan Resya.
"Sya? Ken manggil lo. Coba lo ladenin siapa tau penting." Rani mencoba membujuk Resya.
Resya berhenti dan mengucapkan beberapa kalimat.
"Berhenti di situ Ken!"pintah Resya dan Ken pun menurutinya.
"Sekarang jauhin gue. Lupain soal kedekatan kita dulu sebagai teman, dan sekarang kita cuma dua orang asing yang gak pernah mengenal satu sama lain!" nada Resya awalnya tinggi, namun lambat laun suaranya mulai merendah. Lalu Resya membalikan badannya meskipun sulit sangat sulit menatap wajah orang yang ia rasa.. ahh sudahlah.
"Ini gelang sama beberapa penjepit rambut yang lo kasih gue, gue balikin!"Resya memberikan jepitan dan gelang ke tangan Ken yang sengaja Resya buka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You
Teen FictionBagi Resya Calista, perempuan yang selalu mementingkan segala sesuatu hal yang menyangkut persahabatannya dengan Hasna meyakinkan bahwa cinta itu rumit dan menyakitkan, lalu berujung pada kesedihan. Resya hanya berharap hidupnya tidak sulit seperti...