Sulit

47 8 2
                                    

"Assalammualaikum, pagi anak-anak, jadi berhubung sudah seminggu lalu kita masuk, untuk mengejar materi di kelas 12 kali ini agar cepat, Ibu mau kali ini kita akan belajar di perpustakaan," ucap Bu Wiwi guru Bahasa Indonesia yang tengah berada di depan kelas 12 MIPA-1.

Sudah satu minggu SMA Cendrawasih kembali menjalani aktivitas di sekolah seperti sedia kala. Pembagian buku juga sudah diberikan, dan pembelajaran akan dilaksanakan.

"Namun, bukan hanya sekedar duduk saja, Ibu mau kita mempelajari materi novel terlebih dahulu, di perpustakaan banyak judul-judul novel yang bagus, tolong kalian baca, setelah dibaca, kalian ceritakan secara garis besar, dan catat kata baru apa saja yang kalian temui ditambah dengan pengertiannya," tambah Bu Wiwi.

Seorang siswa mengacungkan tangannya ke udara. "Bu, ada minimal halaman buat per novel yang kita baca?" tanya-nya.

"Tidak, kalian pilih bebas saja," jawab Bu Wiwi.

"Kalo gak selesai di sekolah gimana Bu?" kini gantian siswi yang bertanya.

"Baik, untuk hari ini kalian hanya bertugas menceritakan dulu secara garis besarnya, kalau masih belum bisa diselesaikan karena ketebalan buku novel juga tak menentu, jadi boleh untuk meminjam bukunya ya." Bu Wiwi menjelaskan.

Semua murid seisi kelas memanggutkan kepalanya sebagai bentuk paham dari penjelasan Bu Wiwi tadi.

"Baik, sekarang kalian cukup ambil pulpen dan satu buku, lalu langsung pergi ke perpustakaan, Ibu akan menyusul kalian, jangan ribut, mengerti?" tanya Bu Wiwi memastikan seraya menuju mejanya.

"Mengerti Bu." jawab mereka serentak.

Murid yang ada dikelas kini langsung berhamburan untuk menuju ke perpustakaan, termasuk Resya dan keempat temannya.

"Sya, novel apa yang tipis ya?" Rani mengsejajarkan langkahnya dengan Resya di koridor sekolah.

"Gak tau, coba tanya Raya."

"Gak mood banget lo?" Rani keheranan dengan tingkah Resya tak seperti biasanya.

"Gak, udah gue duluan." Resya meninggalkan Rani yang masih dalam posisinya.

Ceklek!
Pintu perpustakaan terbuka. Resya masuk ke dalamnya, beberapa meja dan kursi yang kosong sudah di isi, bentuk meja di perpustakaan yang berbahan kayu sengaja didesain panjang dengan kursi biasa, namun kayunya lebih bagus.

Resya menuju salah satu rak, yang di atasnya terdapat tulisan 'Novel'. Dia mencari sebuah judul di sana, dan benar dia berhasil mendapatkannya. Saat Resya menarik buku tersebut, tak sengaja diantara celah yang longgar di rak tersebut, matanya bertatapan dengan seseorang dalam sepersekian detik.

Seseorang tadi tersenyum simpul, membuat Resya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dengan langkah terburu-buru, dia langsung mencari tempat ternyaman, di sudut ruangan, untung kursinya masih kosong.

Resya membuka lembaran-lembaran novel yang dia pilih tadi, novel tersebut memiliki judul 'Telah Usai'. Alasannya memilih itu hanya karena halaman yang dimiliki tidak terlalu banyak, jalan cerita dan konflik tidak terlalu berat, hanya saja novel tersebut memang mengandung perjuangan seorang wanita yang mengejar cintanya, walau pada akhirnya dia tak mendapatkannya.

Duduk dengan tenang menikmati aluran novel yang dia baca, tak ada yang mengganggu dirinya, sungguh sangat nyaman sekali rasanya. Bel jam pelajaran kedua sudah berbunyi sejak dua puluh menit yang lalu. Hanya tinggal dua lembar lagi dia akan menamatkan novel tersebut.

Resya bisa cepat membaca karena memang dia sudah pernah membacanya dulu, itu juga memperkuat alasannya untuk memilih novel tadi.

"Kan akhirnya selesai," ucapnya lega sembari menutup novel tadi yang ada di mejanya.

Forever With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang