Masih dengan acara yang sama di SMA Cendrawasih. Pasalnya acara tersebut berlangsung selama kurang lebih 3 hari.
"Syaaaaaa!!!??" suara khas Raya berhasil masuk ke dalam gendang telinga Resya padahal ia berada di depan kelas bahkan belum masuk ke dalam kelas.
"Anjirrr suara Raya gak ada adab banget." protes Rani yang terlihat sedang fokus dan tenang mengerjakan PR nya di sekolah.
"Apa si Ray? Lo berisik banget pagi-pagi.." balas Resya oknum yang penasaran.
"Itu nyet pangeran dari khayangan lo nungguin di depan xoxo!" jelasnya.
"Siapa? Ken?" tanya Risa.
"Iy- Eh anjing langsung nyelonong ke depan aja! Mana gak bilang makasih lagi sama gue." belum sempat Raya menjawab pertanyaan Risa, Resya langsung bergegas keluar dengan terburu-buru.
Resya yang masih mendengar perkataan Raya pun langsung menoleh ke arahnya "Makasih Raya lo cantik hari ini!" setelah mengatakan hal itu Resya langsung meninggalkan kelas dan menghampiri keberadaan salah satu makhluk tampan yang ada di dunia ini bagi Resya.
"Hei, udah lama ya nunggunya?" tanya Resya.
"Belum, langsung ke aula aja ya Sya." jawab Ken.
"Oke, ayo." Mereka berdua berjalan ke arah aula. Namun kini langkah mereka terhenti dan duduk di kursi panjang yang letaknya tidak jauh dari aula.
"Kok di sini Ken?" tanya Resya.
"Tadi Pak Irfan bilang, di dalem lagi di siapin semuanya sama panitia, kita bukan panitia, lo gak lupa kan hari ini wawancara?" jelas Ken.
"Ah-engga lupa kok."
Cukup lama mereka menunggu ruang aula yang di siapkan kini aula sudah di rapihkan sedemikian rupa agar rapi. Hanya terdapat 6 meja di dalam aula dan 2 bangku di setiap mejanya. Hal itu karena para siswa akan di wawancari langsung oleh para psikolog yang di undang sekolah.
"Baik, jadi nanti kalian akan masuk ke dalam aula secara bergilir di sebelah selatan untuk kelas 12 dan di utara untuk kelas 11, dimulai dari MIPA 1, nanti data siswa yang di panggil silahkan masuk ke dalam terlebih dahulu, dan bagi siswa yang namanya belum di panggil silahkan menunggu di luar namun jangan terlalu jauh dari area aula. Kalian Mengerti?" ucap seorang guru yang bernama Hatrisno.
"Mengerti Pak.. " jawab anak anak dengan serentak.
Resya dan Ken masih dalam posisi yang sama duduk di kursi panjang dekat aula.
"Berarti nanti lo duluan ya yang masuk?" suara Resya memecah keheningan di antara mereka.
"Iya, nanti sebelum lo keluar gue tungguin." jawab Ken.
"Gak usah, lo ke kantin duluan, nanti gue nyusul."
"Yaudah."
Hening. Mereka berdua kembali ke dalam keheningan, Resya sibuk dengan menatap langit yang cerah dan Ken yang sibuk dengan dunianya, ya dunianya menatap sekeliling lapangan sekolah. Sampai dimana Pak Hatrisno membawa sebuah papan jalan yang berisikan kertas nama-nama murid yang ada.
"Baik, bapak panggil satu satu untuk masuk, dengarkan baik-baik ya. Kelas 12 MIPA 1, Nabila Andina, Andhika Eka Putera, dan Angelita silahkan masuk. Kelas 11 MIPA 1, Ken Nathaniel Nugraha, Anisya Dwi Lestari, dan Wahyu Candra, silahkan masuk." Usai menyebutkan nama-nama, Ken yang mendengar lalu beralih untuk masuk ke dalam aula dan meninggalkan Resya di kursi panjang sendiri, Resya yang melihat kepergian Ken hanya diam mematung sembari memperhatikan Ken di setiap detailnya. 'Tampan' satu kata yang terucap di dalam hati Resya, namun dengan cepat Resya menepuk-nepuk pipinya dengan pelan berharap ia bisa sadar atas apa yang ia katakan dalam hatinya, sungguh memalukan bagi Resya terhadap dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You
Novela JuvenilBagi Resya Calista, perempuan yang selalu mementingkan segala sesuatu hal yang menyangkut persahabatannya dengan Hasna meyakinkan bahwa cinta itu rumit dan menyakitkan, lalu berujung pada kesedihan. Resya hanya berharap hidupnya tidak sulit seperti...