13. Kado Malam Pertama

20.2K 2.3K 124
                                    

Hallo, Assalamualaikum semuanya❤
Absen yuk jadi pembaca jalur apa nih kalian?
Instagram
Tiktok
Telegram?

Sebelum lanjut, mohon banget ceritanya bener-bener dibaca ya! jangan di scroll aja, vote dan komen di setiap line nya juga aku tungguin, kalau sama aku harus jadi pembaca yang cerewet! Inget ya, jangan cuma baca dialognya aja, tapi baca juga narasinya biar lebih paham sama alur ceritanya.

Save cerita EPHEMERAL (Surgaku di Kamu) di library kalian ya😍 supaya kalau update kalian langsung dapat notifikasinya😊

Dan share juga cerita ini ke teman-teman kalian. So, enjoy guys!!🌹

Happy reading!❤🌹

-
-

EPHEMERAL (Surgaku di Kamu)
13. Kado Malam Pertama

🌹

Malam semakin larut. Udara dingin juga mulai terasa menusuk kulit. Setelah makan malam tadi Nazra dan Athalla kembali ke kamar mereka untuk beristirahat. Sebenarnya Nazra belum ingin tidur, ia masih ingin berbicara dan bercerita menghabiskan malam pertamanya dengan Athalla. Tapi rasanya tidak mungkin. Sejak tadi Athalla selalu bersikap dingin terhadapnya. Tidak ada pembicaraan khusus di antara keduanya. Jelas bukan ini yang Nazra harapkan.

Mengingat saat itu Athalla pernah berkata bahwa dia terpaksa menerima perjodohan mereka, apa sampai saat ini suaminya itu masih merasa demikian?

Nazra duduk di tepi kasur. Menghadap ke jendela yang menampakkan pemandangan langit malam dan rembulan yang bersinar terang di luar sana. Hingga suara pintu kamar mandi kembali terbuka dan menampakan Athalla berjalan keluar dari sana. Masih menggunakan kaos yang tadi Nazra pilihkan untuk laki-laki itu, ia duduk di sisi ranjang yang bersebrangan dengan Nazra. Saling memunggungi tanpa suara.

Athalla meraih gawai yang ada di atas nakas. Melihat dan membalas beberapa pesan dari teman-temannya di aplikasi chatting yang laki-laki itu punya. Merasa cukup, Athalla kembali meletakan benda pipih itu ke tempatnya semula. Niatnya ingin tidur, namun saat melihat Nazra yang masih duduk memunggunginya, menatap keluar jendela tanpa suara, membuat Athalla mengurungkan niatnya. Laki-laki itu memutar posisinya menghadap Nazra yang masih menggunakan hijab.

"Belum tidur?" tanya Athalla kepada istrinya itu.

Nazra menoleh sembari tersenyum menatap Athalla. "Belum ngantuk," jawab Nazra singkat.

"Tidur. Lo pasti capek seharian," ucap Athalla lagi. Ia lihat istrinya itu mengangguk tetapi urung beranjak.

"Athalla...." panggil Nazra tanpa melihat ke arah suaminya. Nazra dengar Athalla berdeham menjawab panggilannya, "ada yang ingin aku tanyakan sama kamu, boleh?" tanya Nazra. Kali ini perempuan itu sudah duduk menghadap Athalla yang ternyata suaminya itu sudah berbaring terlentang, dengan tangan yang ia jadikan bantalan, laki-laki itu menatap langit-langit kamar yang masih ramai dengan hiasan berbunga.

"Tanya aja," jawab Athalla.

"Soal... Soal yang waktu itu kamu bilang di rumahku, tentang kamu yang bilang kalau--"

"Kalau gue terpaksa nikahin lo?" potong Athalla cepat. Laki-laki itu terlalu to the point membuat Nazra berdebar.

Kata-kata yang sejak tadi Nazra susun untuk ia katakan seketika buyar. Ia terlalu takut berbicara sekarang. Yang Nazra lakukan sekarang hanya menunduk.

EPHEMERAL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang