15. Martabak Manis

17.3K 2.2K 398
                                    

Hallo, Assalamualaikum semuanya❤
Absen yuk jadi pembaca jalur apa nih kalian?
Instagram
Tiktok
Telegram
Atau (isi sendiri)

Sebelum lanjut, mohon banget ceritanya bener-bener dibaca ya! jangan di scroll aja, vote dan komen di setiap line nya juga aku tungguin, kalau sama aku harus jadi pembaca yang cerewet! Inget ya, jangan cuma baca dialognya aja, tapi baca juga narasinya biar lebih paham sama alur ceritanya.

Semoga part ini semanis judulnya ya

Save cerita EPHEMERAL (Surgaku di Kamu) di library kalian ya😍 supaya kalau update kalian langsung dapat notifikasinya😊

Dan share juga cerita ini ke teman-teman kalian. So, enjoy guys!!🌹

Happy reading!❤🌹

-
-

EPHEMERAL (Surgaku di Kamu)
15. Martabak Manis

🌹

"Masih nangis?" tanya Athalla saat ia tak sengaja melihat Nazra masih sesenggukan di sebelahnya.
"Nggak. Siapa yang nangis?" elak Nazra. Perempuan itu dengan cepat mengusap air matanya. Jelas-jelas Athalla melihat istrinya itu sesenggukan, tetapi masih saja Nazra mengelak.

Merasa tidak perlu dipermasalahkan, Athalla kembali fokus ke jalanan di depannya. Belum terlalu malam sehingga jalanan masih sangat ramai. Bahkan sekarang Athalla terjebak macet saat akan menuju ke rumah barunya.

Laki-laki itu melirik jam tangan yang ada di pergelangannya. Pukul delapan malam. Pantas saja jalanan padat, karena bagi sebagian orang ini adalah jam pulang kantor. Banyak mobil-mobil ber-plat merah yang Athalla lihat memenuhi jalanan.

"Masih jauh ya?" tanya Nazra. Sepertinya perempuan itu bosan. Sejak dari rumah ayah dan bundanya tadi sampai sekarang, Athalla tidak mengajaknya mengobrol. Hanya hening yang menjadi temannya saat di mobil. Hanya sesekali saja Athalla bertanya, seperti tadi saat laki-laki itu melihat Nazra menangis.

Athalla menoleh ke arah Nazra. Laki-laki itu bersandar di kursi kemudi selagi menunggu jalanan sedikit lenggang, "Lumayan," jawabnya.

Nazra menghela napas, berpikir apa yang sebaiknya ia lakukan untuk mengusir rasa bosan yang sejak tadi bersarang pada dirinya.

"Tidur aja, nanti dibangunin kalo udah sampai." Suara Athalla kembali terdengar di telinga Nazra membuat perempuan berhijab itu menoleh ke arah suaminya.

"Belum ngantuk," jawab Nazra singkat.

Hening kembali menyelimuti keduanya. Hanya suara klakson mobil dan motor yang saling bersahutan. Seolah berteriak penuh harap agar lekas pulang. Athalla pun tak ingin ketinggalan, laki-laki itu sesekali membunyikan klakson mobilnya.

"Sabar, nggak boleh gitu," tegur Nazra yang merasa bising dengan suara-suara itu.

"Kalo nggak digituin nggak bakal jalan," jawab Athalla. Sepertinya suaminya itu sudah kesal. Terlihat dari raut wajahnya yang masam menatap ke arah depannya.

"Ya terus dengan bunyiin klakson gitu, bisa jalan emangnya?" Skakmat. Athalla terdiam mendengar ucapan Nazra. Benar. Sama saja kan? Tidak ada bedanya. Dia akan tetap berada di tengah-tengah kemacetan walaupun membunyikan klakson sekeras apapun.

EPHEMERAL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang