✨Chapter 8✨

109 17 1
                                    

Happy Reading💋

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!!

SHARE JUGA KE TEMAN-TEMAN KALIAN!!!

🌼🌼🌼

Satu tahun kemudian

Nia berkutat dengan berkas-berkas yang membuat pusing siapapun yang melihatnya. Raut wajah serius Nia membuat kecantikan perempuan itu menjadi berkali-kali lipat dari sebelumnya. Berkali-kali Nia menghela nafas saat ada berkas yang tidak sesuai dengan harapannya.

Nia memijat pangkal hidungnya pelan dan menghempaskan punggungnya untuk bersandar pada kursi kerjanya.

"Berkas hari ini nggak bisa diajak kompromi," gumam Nia. "Otak gue harus diperas tiga kali lipat hari ini," lanjutnya seraya menatap langit-langit ruangannya.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk," ujar Nia.

"Permisi, Bu." Ternyata itu adalah Elin, sekretaris Nia. "Hari ini ibu ada meeting dengan Ariadica Company untuk menandatangani kontrak," jelas Elin.

"Jam berapa?" tanya Nia.

"Jam satu siang di T'resto," jawab Elin.

Nia menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Siapkan dokumen yang diperlukan," ucap Nia lalu setelah itu Elin keluar dari ruangan gadis itu.

Nia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul dua belas siang. Waktunya shalat dhuhur. Sebagai seorang umat muslim, sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan shalat lima waktu.

Butuh waktu tiga puluh menit bagi Nia untuk menunaikan kewajibannya. Setelah merapikan peralatan shalat, Nia beranjak menuju meja kerjanya untuk mengambil ponselnya yang berdering menandakan ada panggilan masuk dari Elisa. Nia menggeser icon berwarna hijau untuk menerima panggilan. 

"Halo, assalamu'alaikum," sapa Nia.

"Wa'alaikumsalam," jawab Elisa.

"Kenapa, El?" tanya Nia.

"Sibuk nggak? Ini kita lagi pada kumpul di kedai bakso Bu Sul. Bisa nyusul kesini?" kata Elisa.

"Nggak bisa. Gue bentar lagi ada meeting," jawab Nia.

Nia mendengar Elisa menghela nafas pelan. "Sorry, El," ujar Nia.

"Meeting sama perusahaan mana? Selesai jam berapa?" cerca Elisa.

"Sama perusahaan Ariadica Company. Gue nggak tau bakal selesai jam berapa. Tapi gue usahain buat susul kalian," jawab Nia.

"Nggak usah buru-buru. Lo meeting sampai malam pun nggak masalah," ucap Elisa membuat Nia mengernyitkan dahinya.

"Maksudnya?" beo Nia.

Elisa tertawa mengejek di seberang. "Rupanya lo lupa siapa pemilik Ariadica Company," jawab Elisa semakin membuat Nia bingung.

Pasalnya, kontrak kali ini memang sangat menguntungkan bagi kedua perusahaan. Kontrak kerja ini sudah direncanakan selama satu tahun lalu dan saat itu Nia masih berada di London.

"Lo nggak jelas!" seru Nia.

"Jangan kaget! Siapkan mental sama hati lo," balas Elisa lalu mengakhiri panggilan.

INDESTRUCTIBLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang