✨Chapter 11✨

114 13 0
                                    

Ekhem!

Tekan dulu tombol bintang yang ada di pojok kiri bawah

Udah?

Udah belum?

Oke, Lanjuttt!

🌼🌼🌼

"Lo kenapa?"

Nia hanya menggelengkan kepala mendengar pertanyaan dari Nadia. Sementara Nadia hanya menghela nafasnya pelan mendengar respon Nia. Entah berapa kali Nadia bertanya pada sahabatnya itu tapi responnya tetap sama.

Kedua orang itu kini tengah berada di sebuah cafe tengah ibu kota. Meskipun berada di tengah ibu kota yang padat ini, cafe tempat mereka berkumpul cukup dingin untuk kawasan kota metropolitan seperti Jakarta.

"Terus kenapa lo ngajakin gue ketemuan disini kalau cuma diam doang!?" tanya Nadia sedikit ngegas membuat beberapa orang menoleh kearahnya. Dasarnya Nadia memang orangnya bodo amat, Nadia tak mengindahkan tatapan orang-orang yang menatapnya.

"Apa yang lo lakuin saat mantan lo tiba-tiba datang terus ingin memperbaiki kesalahannya di masa lalu?" balik Nia bertanya.

Nadia menyipitkan matanya menatap Nia. "Lo curhat?" balas Nadia.

Nia menatap tajam Nadia. "Lo tadi nanya," kata Nia geram sendiri.

Nadia berdehem sejenak kemudian menunjukkan cengiran tak berdosanya. "Ya nggak tau. Soalnya mantan gue nggak ngajak balikan," jawabnya.

Bolehkah Nia menukarkan sahabatnya ini di pasar loak sekarang juga?

"Emang mantan lo ngajak balikan?" tanya Nadia.

Nia menghembuskan nafasnya lalu menganggukkan kepalanya.

"Siapa?"

"Menurut lo mantan gue siapa?" Nia memutar bola matanya jengah. Ia benci dengan otak Nadia yang mendadak lemot seperti ini.

Nadia membolakan matanya. Gadis itu hendak berteriak tapi ditahan. "Kak Athala maksudnya!?" tanyanya tak percaya.

"Hm," Nia hanya berdehem sebagai jawaban. "Meskipun dia bilang nggak secara langsung. Tapi gue udah bisa menduganya," lanjutnya.

"Sok-sokan mau jadi peramal," cibir Nadia.

Nia menghembuskan nafasnya lelah. Sepertinya kali ini dirinya salah dengan mengajak Nadia untuk menemaninya.

"Lo pulang aja sana!" usir Nia.

"Oke! Gue pulang, lo balik ngesot!" balas Nadia.

Nia membulatkan matanya. Nia lupa kalau dirinya tadi pergi berdua dengan Nadia dan menggunakan sepeda motor matic milik Nadia juga.

"Jangan!" cegah Nia.

Nadia kembali duduk ditempatnya semula dan kembali menikmati makanannya.

"Nad," panggil Nia.

"Apa?" balas Nadia tanpa menoleh.

INDESTRUCTIBLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang