✨Chapter 22✨

97 8 0
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa vote dan komen yang banyak!

Authornya maksa!

Typo?

Silahkan berkomentar!

🌼🌼🌼

Hari Minggu sore, kediaman Athala dan Nia kini tengah ramai kedatangan teman-teman rusuh mereka. Sesuai perkataan Athala di grup chat bahwa minggu sore akan diadakan acara makan-makan di rumahnya sebelum para anggotanya keluar semua karena tak tahan melihat keuwuan pasangan halal yang sebentar lagi akan diberikan momongan.

"Mana makanannya?" tanya Sagara tak sabaran.

"Masih diantar," jawab Nia.

"Lo yang datangnya terlalu awal," cibir Athala membuat Sagara tertawa.

Benar, dari semuanya memang Sagara yang paling datang lebih awal.

"Urusan gratisan, gue orang yang paling gercep," balas Sagara.

"Pesan makanan apa saja?" tanya Nadia.

"Pak Suami yang pesan," jawab Nia.

Tak lama setelah itu terdengar suara bel. Athala bangkit dari duduknya dan berjalan membukakan pintu. Setelah itu, Athala kembali dengan membawa berbagai kantung plastik berisi makanan dikedua tangannya.

"Selamat makan!" ujar Athala.

"Biar gue yang buka," kata Citra antusias.

Citra yang pertama kali membuka bungkus makanan pun menampilkan wajah masam. Gadis itu menatap Athala dan Nia. Yang ditatap malah menjawab dengan menaikkan sebelah alisnya tanda bertanya.

"Lo enggak salah pesan makanan 'kan, Kak?" tanya Citra.

"Enggak, kenapa memangnya?" balas Athala bertanya.

Citra mengeluarkan salah satu makanan tersebut. "Lo pikir kita anak kecil dikasih beginian!?" garangnya.

Yang lain melongo melihat makanan yang dipesan Athala.

"BENTO!?" pekik yang lain kompak.

Bahkan Nia, wanita itu tak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya. Nia memijat pelan pangkal hidungnya.

"Tau begini mending gue enggak datang!" ujar Devan.

"Pupus sudah harapan gue," kata Sagara menatap nanar kearah meja.

"Ekspetasi gue terlalu tinggi atau otak lo memang enggak ada isinya sih, Bang?" tanya Elang setengah kesal.

"Tukarkan saja suami lo sama kulkas dua pintu, Ni!" seru Elisa.

"Prik memang," kata Nadia.

"Damn it!" ujar Kenand datar.

"Enggak habis thinking gue," kata Putri.

"Mending tadi gue streaming bujang-bujang gue di rumah!" seru Fauzia yang kesal setengah mati.

Nia meringis menatap teman-temannya. "Sorry, kawan." Nia berdehem sejenak. "Sekarang makan yang ada saja dulu. Nanti kita pesan makanan lain," lanjutnya.

"Say-"

Athala hendak protes namun mendapat tatapan tajam dari Nia membuat nyalinya menciut seketika.

INDESTRUCTIBLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang