✨Chapter 34✨

90 9 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

🌼🌼🌼

Oma Suci menatap Nia yang memejamkan mata di ranjang rumah sakit dengan tatapan penyesalan. Nia sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Andreas dan Afya pamit untuk membeli makanan dan mengambil beberapa barang keperluan Nia selama di rumah sakit.

Hening, Oma Suci hanya diam memandangi Nia yang tengah memejamkan matanya. Hati wanita tua itu diliputi rasa bersalah yang amat besar pada cucu menantunya. Oma Suci menggapai tangan Nia yang bebas dari infus.

"Maafkan, Oma," sesalnya.

Merasa terganggu, Nia mengerjapkan matanya pelan dan menyesuaikan cahaya. Nia tertegun melihat Oma Suci menangis dengan menundukkan kepalanya.

"Oma?" panggil Nia dengan nada lirih.

Oma Suci mengangkat kepalanya dan menatap Nia. Wanita tua itu mengusap air matanya.

"Butuh sesuatu? Oma panggilkan perawat." Pergerakan Oma Suci hendak memencet tombol darurat yang ada di samping ranjang Nia terhenti karena ditahan oleh Nia.

Nia menggeleng. "Aku enggak butuh apa-apa, Oma," jawab Nia.

Oma Suci kembali duduk di kursi yang berada di samping ranjang Nia. "Oma minta maaf karena selama ini Oma berperilaku jahat sama kamu. Oma minta maaf karena Oma sudah merendahkan kamu. Oma sadar, kalau kamu adalah orang yang tepat untuk bersanding dengan Rai," kata Oma Suci mengenggam erat tangan Nia.

Nia meneteskan air mata bahagianya. "Nia sudah memaafkan Oma sebelum Oma minta maaf," katanya membuat Oma Suci menangis haru.

"Rasanya Oma tidak pantas menerima maafmu segampang ini," jujur Oma Suci.

"Oma, Allah saja selalu memaafkan kesalahan hamba-Nya. Nia sebagai manusia bisa memaafkan kesalahan orang lain," kata Nia. "Sudah ya, Oma? Yang lalu biarlah berlalu. Tidak usah diungkit kembali. Kita sama-sama belajar dari kesalahan dan memperbaikinya untuk masa depan mendatang," imbuhnya bijaksana.

Oma Suci mengangguk bahagia dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir dari matanya.

Suara deritan pintu ruangan terbuka. Disana ada Athala, Afya, dan Andreas yang baru saja datang. Mereka bertiga sebenarnya sudah tiba sejak Nia bangun tadi. Namun, mereka mengurungkan niat untuk masuk lantaran ingin memberikan ruang untuk Oma Suci dan Nia untuk berbicara.

INDESTRUCTIBLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang