✨Chapter 33✨

90 11 0
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

🌼🌼🌼

"TIDAK!"

"NIA!"

Brukk!

Oma Suci menarik Shella membuat wanita itu menjauh dari Nia. Jantung wanita tua itu berdetak cepat melihat Nia yang terkapar di tanah seraya menahan sakit.

"Amankan wanita ini," titah Oma Suci pada salah satu bodyguard yang menemaninya.

Oma Suci berjongkok di samping Nia. Sungguh, dia tidak menduga kejadian seperti ini akan terjadi dan menimpa Nia. Oma Suci memangku kepala Nia.

"Selamatkan anak aku, Oma," ujar Nia dengan nada lemah lalu hilang kesadaran.

Melihat itu Oma Suci semakin panik. Lantas ia meminta bodyguardnya yang lain untuk membantu membawa Nia ke rumah sakit.

"Saya mohon bertahan," kata Oma Suci saat sudah berada di dalam mobil.

Oma Suci langsung menghubungi Athala serta anak-anaknya mengenai tentang keadaan Nia saat ini.

Oma Suci mengusap perut Nia yang mulai terlihat menonjol. "Bertahan. Eyang mohon."

🌼🌼🌼

Athala kalut saat mendengar Nia dilarikan ke rumah sakit dari Omanya. Pria itu tidak mempedulikan orang-orang yang ditabaraknya saat berlarian di koridor rumah sakit. Tujuannya sekarang satu, memastikan kondisi Nia dan calon buah hatinya.

Dengan rambut berantakan, kedua matanya merah menahan tangis, dan napasnya yang memburu, Athala berjalan linglung menghampiri Andreas, Afya, dan Oma Suci yang sedang duduk di ruang tunggu depan IGD.

"Bagaimana kondisi Nia?" tanya Athala dengan suara gemetar.

Afya beranjak dari duduknya lalu memeluk putra satu-satunya. Tangis Afya pecah.

"Kamu yang sabar," kata Afya.

Athala melepaskan pelukan Afya. "Nia baik-baik saja 'kan?" tanyanya.

Andreas menepuk pundak anaknya. "Kita tunggu penjelasan dari dokter yang memeriksa kondisi Nia," jelasnya.

Andreas menggiring anak serta istrinya untuk duduk di kursi tunggu. Athala menatap pintu ruangan dengan cemas. Dalam hati ia merapalkan doa untuk keselamatan istri dan anaknya.

"Oma tau siapa pelakunya?" tanya Athala.

Oma Suci menatap cucunya. "Shella," jawabnya. "Oma tadi hendak meminta maaf sama Nia. Makanya Oma datang ke rumah kalian. Tapi setelah sampai disana, Oma malah lihat Shella mau tendang perut Nia."

Athala mengepalkan tangannya erat mendengar penjelasan dari Omanya. Ia bersumpah tidak akan mengampuni Shella setelah ini.

"Oma sudah mengamankan Shella. Hukumannya hanya kamu yang berhak menentukan," kata Oma Suci.

INDESTRUCTIBLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang