✨Chapter 42✨

128 14 0
                                    

Happy Reading!

🌼🌼🌼

Nia menatap sekitar dengan bingung. Pemandangan yang indah saat ini tersaji di depan matanya. Banyak kupu-kupu berterbangan, bunga warna-warni, dan sebuah pohon besar berada di tengah taman. Nia melihat ada seseorang perempuan tengah berada di bawah pohon itu. Langkahnya membawanya menghampiri perempuan itu. Perempuan itu berbalik badan saat Nia berada di belakangnya.

"Hai, Ni" sapa perempuan cantik itu dengan rambut panjang sepunggung.

"Eka?" kata Nia.

Perempuan bernama Eka itu mengangguk. Hal itu membuat Nia langsung menyerbunya dengan pelukan erat. Eka tak mau kalah membalas pelukan Nia. Nia menangis di pelukan Eka.

"Gue kangen lo, Ka," ujar Nia.

Eka tidak menjawab melainkan melerai pelukannya lalu menatap Nia. "Gue tau," jawabnya.

"Apa lo bahagia?" tanya Nia.

"Sangat. Gue sangat bahagia disini," jawab Eka.

Nia menatap sekitar. Tidak ada orang lain selain dirinya dan Eka disini. "Lo sendiri disini?" tanya Nia.

Eka hanya tersenyum menanggapi ucapan Nia.

"Gue akan temani lo biar lo enggak sendiri," ucap Nia hendak duduk di atas rerumputan namun di tahan oleh Eka.

"Enggak, Ni. Tempat lo bukan disini," jawab Eka. "Keluarga lo dan sahabat kita butuh lo."

Nia terdiam mendengar ucapan Eka.

"Mereka semua sangat menyayangi dan mencintai lo, Nia," kata Eka.

"Sahabat kita menyayangi dan mencintai lo juga, Eka. Kita enggak baik-baik saja saat lo pergi," ucap Nia.

Eka mengulas senyum lalu menggenggam tangan Nia. "Meskipun gue sudah enggak bersama lagi sama kalian tapi kenangan kebersamaan kita dan persahabatan kita tidak akan kalian lupakan begitu saja. Gue tau itu."

Kedua mata Nia sudah berkaca-kaca mendengar ucapan Eka. "Gue mau di sini saja sama lo, Ka."

Eka menggeleng. "Ni, sahabat kita enggak lengkap kalau enggak di sana," jelasnya. "Lo belum waktunya ada di sini, Ni. Kelak kita akan di pertemukan lagi."

Eka kembali memeluk Nia. Nia memejamkan matanya menikmati usapan di punggungnya. "Kalian harus bahagia."

Nia masih samar-samar mendengar ucapan Eka sebelum cahaya yang sangat terang menghampiri dirinya. Nia merasakan ada usapan di pipinya yang membuat dirinya membuka matanya. Nia mengucek matanya berkali-kali memastikan dia tidak salah lihat. Di hadapannya kini ada cinta pertamanya yang tengah tersenyum menatapnya.

"Papa!" pekik Nia lalu memeluk erat papanya, Dio. "Adek sangat kangen banget sama Papa," ucapnya.

"Papa juga kangen sama anak Papa," jawab Dio.

Lama Nia memeluk erat Dio hingga Dio melerai pelukan mereka dan menatap Nia dengan mengulas senyum.

"Anak Papa sudah dewasa sekarang. Sudah jadi istri dan ibu," kata Dio. "Jadi ibu yang baik untuk anak-anakmu kelak. Sayangi anak-anakmu nanti. Jangan pernah membuat anak-anakmu merasa kecewa padamu."

Nia mengangguk. "Papa nggak ingin melihat cucu Papa?" tanya Nia.

Dio hanya menjawab dengan senyuman seraya mengusap kepala anaknya dengan lembut.

"Adek ingin bersama Papa," celetuk Nia.

Dio menggeleng. "Mama kamu nanti sedih, Sayang."

"Ada Kak Naya sama Shiva," jawab Nia.

INDESTRUCTIBLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang